MASS RAPID TRANSIT (MRT) DAN TRAFFICT RESTRAINT: ANALISIS PERGESERAN MODA PENGGUNA KENDARAAN PRIBADI SEBAGAI RESPON ATAS KEBIJAKAN TRANSPORTASI BARU DI JAKARTA
ARIF LUQMAN AFFANDI, Prof. Dr. Techn. Ir. Danang Parikesit, M.Sc.
2019 | Tesis | Magister Sistem dan Teknik TransportasiSalah satu usaha untuk mengatasi kemacetan di Jakarta adalah pembangunan MRT dan rencana penerapan electronic road pricing (ERP) yang akan menggantikan kebijakan ganjil-genap dan 3 in 1 (three in one). Namun tidaklah mudah untuk mengalihkan pengguna kendaraan pribadi agar berpindah ke layanan PT yang baru. Orang masih cenderung memilih kendaraan pribadi karena berbagai faktor. Bagaimana efektifitas dan besar pergeseran moda yang terjadi akibat kebijakan road pricing dan pembangunan MRT ? Penelitian ini diharapkan mampu menjawab tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengguna kendaraan pribadi agar mau beralih moda ke MRT. Selanjutnya mampu menganalisis seberapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap pergeseran moda. Selain itu studi ini juga diharapkan mampu mengidentifikasi motif psikologis yang menjadi alasan orang untuk tetap menggunakan kendaraan pribadi. Data preferensi dikumpulkan melalui kuesioner dengan metode stated preference kepada 439 responden di koridor Sudirman-Thamrin, Jakarta. Kemudian secara regresi dianalisis menggunakan model pemilihan diskrit (binary logit). Theory of planned behavior (TPB) digunakan untuk mengungkap motif penggunaan kendaraan pribadi secara psikologis. Sementara regresi logistik multinomial digunakan untuk mengungkap karakteristik perilaku pengguna pada kebijakan traffict restraint yang dilakukan sebelumnya. Hasilnya diungkap bahwa pertimbangan utama orang menggunakan mobil pribadi adalah comfort, pleasure dan independency yang mewakili motif-motif affective. Sementara pengguna sepeda motor lebih mengutamakan cost, time saving dan quickness yang mewakili motif-motif instrumental. Evaluasi terhadap kebijakan ganjil-genap dan 3 in 1 menyimpulkan bahwa pengguna kendaraan pribadi yang berpotensi untuk berpindah ke MRT sebagian besar adalah dari kalangan pegawai swasta yang berada pada usia produktif, dengan tingkat penghasilan menengah, dan melakukan perjalanan dengan jarak lebih dari 10 km secara single traveler. Survei preferensi memberikan hasil bahwa tarif ERP, waktu perjalanan, jumlah transfer dan tangga menjadi faktor-faktor yang berpengaruh bagi pengguna mobil untuk beralih moda ke MRT. Sementara bagi pengguna sepeda motor hanya tarif ERP dan waktu perjalanan yang ditemukan berpengaruh signifikan. Pengguna mobil merespon keberadaan MRT lebih tinggi dibandingkan dengan pengguna sepeda motor, dengan probabilitas berpindah pada kisaran 50-60 persen. Pengaruh kebijakan road pricing pada kedua jenis pengguna kendaraan pribadi ditemukan cukup besar, hanya saja pengguna sepeda motor memiliki sensitivitas terhadap tarif ERP yang lebih tinggi.
One effort to overcome congestion in Jakarta is construction of the Mass Rapid Transit (MRT) and implementation of electronic road pricing (ERP), which will replace licence plate restriction and 3 in 1 (three in one) policies. However it is not easy to divert private vehicle users to move to new public transport services. People still tend to choose private vehicles because of various factors. How is the effectiveness and probability of modal shift that occurs due to road pricing policies and MRT development? This research is expected to answer the factors that affect private vehicle users to switch modes to the MRT. Furthermore, it is able to analyze the influence of these factors on modal shift. In addition, this study is expected to be able to identify the psychological motives of people keeping use private vehicles. Data was collected through questionnaires by stated preference method to 439 respondents in Sudirman-Thamrin corridor, Jakarta. Then by the regression, it is analyzed using a discrete choice model (binary logit). The Theory of Planned Behavior (TPB) is used to uncover the motive of using personal vehicles psychologically. While multinomial logistic regression is used to reveal the characteristics of user behavior in the policy of traffict restraint that was carried out previously. The results revealed that the main considerations of people using private cars are comfort, pleasure and independence that represent affective motives. While motorcycle users prioritize cost, time saving and quickness that represent instrumental motives. Evaluation of licence plate restriction and 3 in 1 (three in one) policies concludes that private vehicle users who have the potential to move to the MRT are private employees who are in the productive ages, with middle income levels, and travel more than 10 km alone. Preference surveys revealed that ERP tariff, travel time, transfers and stairs are influential factors for car users to switch modes to MRT. While for motorcycle users only the ERP tariff and travel time were found to have a significant influence. Car users respond the MRT higher than motorcyclists, by the range 50-60 percent probability of shifting. The influence of road pricing policies on both users was found to be quite large, but motorcyclists had a more sensitivity.
Kata Kunci : modal split, MRT, road pricing, motif, ganjil-genap, 3 in 1