Laporkan Masalah

RUANG, MITOS, DAN POLITIK ALIRAN: RUANG PASCAKOLONIAL SARA UPSTONE PADA CERPEN RUMAH YANG TERBAKAR KARYA KUNTOWIJOYO

SARWO FERDI WIBOWO, Prof. Dr. Faruk, S.U.

2019 | Tesis | MAGISTER SASTRA

Penelitian terhadap cerpen Rumah yang Terbakar karya Kuntowijoyo menggunakan teori keruangan tidak terlepas kondisi politik kekinian di Indonesia. Corak politik identitas yang menguat berkembang menjadi polarisasi sosial yang tajam dan memiliki kecenderungan pada konflik horizontal. Politik identitas di Indonesia diyakini bersumber dari trikotomi politik aliran yang dikonsepsi oleh Geertz, utamanya oposisi santri-abangan. Kategorisasi santri-abangan dicurigai sebagai konstruksi ruang dalam pengertian realitas-sosial terberi yang dibentuk oleh kolonial sebagai strategi penguasaan masyarakat Jawa. Cerpen RyT memberikan konstruksi yang berbeda dari wacana yang ada di masyarakat Jawa. Penelitian ini bertujuan mengungkap konstruksi ruang pascakolonial dalam cerpen RyT yang mengatasi konstruksi ruang kolonial dalam dunia Jawa. Pengumpulan data dilakukan melalui pembacaan menyeluruh pada objek material kemudian dianalisis menggunakan teori politik ruang Upstone sebagai landasan. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam cerpen RyT santri-abangan dialami dalam ruang dusun sebagai ruang sosial yang terbuka dengan batas yang nisbi melalui pengaburan pasangan-pasangan oposisi seperti logis-mitis, sakral-profan, tatanan-anomi, hingga tradisional-modern. Dengan demikian, Kuntowijoyo tergolong penulis pascakolonial yang berusaha melihat-ulang (revisioning) kategorisasi abangan-santri dengan melakukan serangan ke jantung operasi wacana kolonial dengan meminjam konstruksi wacana kolonialisme itu sendiri. Perlawanan wacana tersebut bertujuan mengatasi politik aliran yang cenderung mengarah pada politik identitas. Politik identitas bersumber dari politik aliran yang mengakar dalam pada wacana manuskrip Jawa yang pada masa Jawa baru dipengaruhi kuat oleh filolog Belanda. Kategorisasi santri-abangan, termasuk kategori kelas menengah priyayi, merupakan konstruksi ruang yang menempatkan masyarakat jajahan dalam realitas sosial tertentu sebagai bagian dari strategi kolonial untuk menguasai Jawa melalui politik adu domba (devide et impera). Konstruksi yang digambarkan Kuntowijoyo dalam cerpen RyT bertujuan menghindari efek buruk politik identitas yang mengarah pada konflik horizontal akibat polarisasi yang kuat dalam masyarakat.

Study of spatial politic to Rumah yang Terbakar short story by Kuntowijoyo related to current Indonesia's politics condition. Political identity feature that rises and flourishes to sharp social polarization tend to horizontal conflict. Political identity is rooted from trichotomy politik aliran concepted by Geertz, especially santri-abangan opposition. Santri-abangan categorization is suspected as spatial construction, defined as taken for granted social-reality, constructed by colonizer as a strategy to dominate Java. RyT short story provides different construction compared with common discourse in Java community. This research aims to reveal postcolonial spatial construction in RyT short story to overcome colonial construction in Java world. Data is collected by comprehensive reading to material object then analyzed applying Sara Upstone's spatial politics. The result shows that santri-abangan in RyT short story is experienced as open social space with relative boundaries through obscuring the binary opposition like logic-mitic, sacred-profan, nomos-anomi, to traditional-modern. It could be concluded that Kuntowijoyo is categorized as postcolonial writer who revisions abangan-santri categorization by striking at the heart of colonial discourse operation through colonial discourse construction itself. The counter-discourse aims to overcome politik aliran that tends to political identity. Political identity is deeply rooted politik aliran discourse in Java manuscript especially in Jawa Baru period that strongly influenced by Dutch filologyst. Santri-abangan categorization, including priyayi as middle class category, is spatial construction that imposes colonized in specific social reality as a part of colonial strategy to control Java through devide et impera. Construction described by Kuntowijoyo in RyT short story is intended to prevent negative effect of political identity that tends to horizontal conflict as an impact of sharp polarization in Indonesian society.

Kata Kunci : pascakolonial, politik keruangan, Sara Upstone, santri-abangan, politik aliran, Kuntowijoyo

  1. S2-2019-407666-abstract.pdf  
  2. S2-2019-407666-bibliography.pdf  
  3. S2-2019-407666-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2019-407666-title.pdf