SEJARAH PEMIKIRAN SENI DIDIK NINI THOWOK PADA MASA ORDE BARU

Herwida Putri Agista, DR. MUTIAH AMINI, M.HUM

2019 | Skripsi | S1 SEJARAH

Pemerintahan Orde Baru merupakan sebuah kekuasaan yang dipimpin oleh Jenderal Soeharto pada tahun 1967 hingga 1998 di Indonesia. Selama masa Orde Baru, terdapat berbagai kebijakan yang menyangkut aspek kehidupan masyarakat, terutama bagi masyarakat golongan etnis Tionghoa. Memiliki riwayat perjalanan sejarah di Indonesia yang kompleks, mengakibatkan masyarakat etnis Tionghoa terkena dampak pengkhususan peraturan yang menyangkut keberlangsungan hidup mereka di Indonesia. Dampak yang dialami akibat adanya peraturan-peraturan khusus menyebabkan sebagian besar masyarakat etnis Tionghoa mengalami keterbatasan dalam ruang gerak hidup baik secara sosial, politik, ekonomi, pendidikan, dan budaya. Namun, di sisi lain terdapat beberapa tokoh etnis Tionghoa yang masih dapat beraktifitas dan berkarir dengan normal di bawah peraturan yang menyangkut identitas mereka. Salah satu tokoh tersebut yaitu Didik Nini Thowok, ia adalah seorang maestro tari Indonesia yang memiliki darah keturunan Tionghoa. Ditinjau dari perjalanan karirnya selama masa Orde Baru, Didik Nini Thowok telah banyak melakukan pencapaian, prestasi, serta ratusan pertunjukan yang ia lakukan baik di hadapan masyarakat maupun pemerintah negara. Salah satu yang menguatkan posisi Didik sebagai salah satu seniman etnis Tionghoa yang bertahan adalah masuknya Didik ke dalam tim kesenian negara di bawah pemerintahan Orde Baru. Penelitian ini mencari tahu sebab dari mengapa Didik Nini Thowok dapat mempertahankan eksistensinya sebagai seniman keturunan etnis Tionghoa dengan memilih seni tari di masa Orde Baru. Lalu mencari tahu apa dan bagaimana strategi yang digunakan oleh Didik Nini Thowok sebagai seniman keturunan etnis Tionghoa selama ia berkarir di masa Orde Baru. Data-data yang digunakan berdasarkan hasil wawancara terhadap Didik Nini Thowok beserta rekan maupun guru seninya. Selain itu, data yang diperoleh berasal dari buku, koran, majalah, foto, serta video tentang karir Didik Nini Thowok selama masa Orde Baru di tempat arsip Sanggar Natya Lakshita. Berdasarkan sumber data yang didapatkan, disimpulkan bahwa seni tari yang digunakan oleh Didik berdasarkan hasil dari pergulatan batinnya semasa ia kecil. Seni tari inilah yang menjadi perisai Didik Nini Thowok selama dirinya berkarir di masa Orde Baru melalui berbagai konsep-konsep khusus yang terangkum ke dalam pemikiran seninya.

The New Order Government was a powered by General Soeharto from 1967 to 1998 in Indonesia. During the New Order period, there were various policies concerning aspects of people's lives, especially for Chinese ethnic groups. It has a complex history of history in Indonesia, resulting in the Chinese ethnic community being affected by the specialization of regulations concerning their survival in Indonesia. The impact that was experienced due to the existence of special regulations caused most of the Chinese ethnic community to experience limitations in the space of movement both socially, politically, economically, education and culture. However, on the other hand there are several ethnic Chinese figures who can still carry out their activities and careers normally under regulations relating to their identity. One of these figures is Didik Nini Thowok, he is an Indonesian dance maestro who has Chinese blood. Judging from the course of his career during the New Order period, Didik Nini Thowok has made many achievements, achievements, and hundreds of performances that he did both before the public and the government of the country. One that strengthens Didik's position as one of the ethnic Chinese artists who survived was Didik's entry into the state arts team under the New Order government. This research sought to find out the reason why Didik Nini Thowok could maintain his existence as an ethnic Chinese descent by choosing dance in the New Order era. Then find out what and how the strategy used by Didik Nini Thowok as an ethnic Chinese artist during his career in the New Order era. The data used are based on the results of interviews with Didik Nini Thowok along with colleagues and art teachers. In addition, the data obtained came from books, newspapers, magazines, photos, and videos about Didik Nini Thowok's career during the New Order period at the Natya Lakshita Studio archive. Based on the data sources obtained, it was concluded that the dance used by Didik was based on the results of his inner struggle when he was a child. It is this dance that shields Didik Nini Thowok as long as he has a career in the New Order through various special concepts summarized in his artistic thinking.

Kata Kunci : Orde Baru, Kebijakan Etnis Tionghoa, Didik Nini Thowok, Strategi, Pemikiran Seni