KE-INDONESIA-AN MELALUI GAMBAR DALAM BUKU INDONESIA THROUGH STAMPS 1945 � 2012: SEBUAH PEMBACAAN POSKOLONIAL

ARIF ZUHDI WINARTO, Dr. Budiawan

2018 | Tesis | MAGISTER KAJIAN BUDAYA DAN MEDIA

Wonderful Indonesia sebagai brand pariwisata di Indonesia adalah sebuah contoh kasus yang representatif untuk mengungkap problematika pascakolonial. Hal itu karena Wonderful Indonesia berfokus pada keindahan/kecantikan alam dan masyarakatnya, fenomena ini mirip dengan konsep Mooi Indie kolonial. Buku Indonesia Through Stamps (2015) mencoba memungut nostalgia komunikasi melalui pos surat dengan menampilkan kembali gambar-gambar indah/cantik di prangko Indonesia tahun 1945-2012. Sebagai bentuk promosi pariwisata dibawah naungan Wonderful Indonesia, Indonesia Through Stamps menampilkan serba-serbi Indonesia melalui gambar. Gambar-gambar tersebut kemudian diproblematisasi dalam penelitian ini melalui pemikiran Edward Said Orientalisme (1978). Jika Orientalisme berbicara banyak tentang Timur dan itu mengacu pada dunia Timur Tengah (Arab dan Islam) penelitian ini secara langsung menempatkan bangsa Indonesia sebagai Timur dalam korpus penelitian. Hasilnya, terdapat corak yang hampir mirip antara Orientalisme Barat dan Timur di Timur Tengah dengan di Indonesia. Contohnya adalah ambivalensi antara visualisasi bangsa Indonesia dalam Indonesia Through Stamps dengan semangat dekolonisasi. Seperti karya-karya lukisan oriental di Timur Tengah pada masa kolonial yang selalu digambar sempurna menggunakan selera Barat, gagasan tentang Indonesia (ke-Indonesia-an) melalui dalam gambar-gambar buku Indonesia Through Stamps selalu menonjolkan keindahan liyan dengan tolok ukur yang juga hampir selalu Barat. Padahal Indonesia Through Stamps diterbitkan jauh setelah dekolonisasi politik di Indonesia telah tercapai. Penggambaran tersebut di masa sekarang menempatkan bangsa Indonesia menjadi terlihat unggul karena memiliki luas wilayah serta alam yang indah. Namun bagi yang menyadari, penggambaran dalam Indonesia Through Stamps sebenarnya menempatkan Indonesia di posisi inferior karena masih memakai patokan selera Barat kolonial di masa lalu. Berdasarkan pembacaan poskolonial, gambar-gambar dan narasi dalam Indonesia Through Stamps dapat menggiring dan menyempitkan cara pandang pembaca terhadap bangsa Indonesia melalui visual yang mengecoh/membuai bahkan miss-representasi. Gambar-gambar dalam Indonesia Through Stamps secara garis besar hanya menampilkan apa yang diidealkan sebagai apa itu bangsa Indonesia melalui selera Barat kolonial di berbagai bidang. Pada akhirnya melalui pembacaan poskolonial gambar-gambar dalam Indonesia Through Stamps dapat didekonstruksi sehingga memperlihatkan sisi lain yang tersembunyi, yaitu ideologi kolonial dibalik kampanye Wonderful Indonesia yang gencar memungut jejak-jejak masa lalu kolonial dalam berjualan pariwisata.

The tourism issue's on the Third world countries is complex because it's related to the colonialism history. Especially for the postcolonial society, they're still affected by colonial ideology even after their political liberation, such as: orientalism, nativism and so forth. Wonderful Indonesia as a tourism brand is a representative case to uncover postcolonial problems in Indonesia. That's because Wonderful Indonesia focuses on the beauty of nature and its people, this phenomenon is similar to the concept of colonial Mooi Indie. Indonesia Through Stamps (2015) recaptured the nostalgia by displaying beautiful images on Indonesian stamps in 1945-2012. As a form of tourism promotion under the auspices of Wonderful Indonesia, the images in the book Indonesia Through Stamps were problemized through the thought of Edward Said Orientalism (1978). If Orientalism talks a lot about the East and it refers to the Middle East world (Arabic and Islam) this research directly places the Indonesian people as the East in the corpus of research. As a result, there is an almost similar pattern between Western and Eastern Orientalism in the Middle East with Indonesia. An example is the ambivalence between the visualization of the Indonesian people in Indonesia Through Stamps with the spirit of decolonization. Like the works of oriental painting in the Middle East in colonial times that were always perfectly drawn using Western tastes, the idea of Indonesia (Indonesianness) in Indonesia Through Stamps always highlighted other beauty with Western benchmarks. Whereas Indonesia Through Stamps was published long after political decolonization in Indonesia was achieved. These depictions in the present place put the Indonesian people into a superior position because it has a vast country and beautiful nature. But for those who can realize, Indonesianness in Indonesia Through Stamps actually puts Indonesia in an inferior position because it still uses the standards of colonial Western tastes in the past. Based on postcolonial readings, the images and narratives in Indonesia Through Stamps narrow the reader's thinking towards the Indonesian people through visuals that deceive even miss representations. The images in Indonesia Through Stamps are nothing more than showing what is ideal for the Indonesian people through colonial Western tastes in all fields. In the end, through the postcolonial reading we can find out about the colonial ideology hidden within Indonesia Through Stamps and Wonderful Indonesia, which is intensely picking up traces of the colonial past in selling tourism.

Kata Kunci : Mooi Indie, Orientalisme, Performativitas, Pembacaan Poskolonial, Pariwisata, Visual, Wonderful Indonesia