STUDI RESEPSI MANTAN ANAK JALANAN TERHADAP FILM ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI

JAKA FARIH AGUSTIAN, Dr. Budi Irawanto

2018 | Tesis | MAGISTER KAJIAN BUDAYA DAN MEDIA

Alangkah Lucunya Negeri Ini (ALNI) mendeskripsikan permasalahan sosial tentang anak jalanan yang terjadi di Indonesia. Film ini berupaya melakukan konstruksi tentang anak jalanan sebagai kelompok yang termarginalkan, melalui wacana diskriminasi sosial, kekerasan verbal dan non verbal, dan peran kriminalitas. Peran yang ditampilkan anak jalanan dalam film ALNI memberikan refleksi terkait kehidupan mantan anak jalanan di masa lalu. Mantan anak jalanan berada dalam posisi yang termarginalkan dan mendapatkan stigma negatif dalam interaksi sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat, memahami dan mengeksplorasi bagaimana mantan anak jalanan memberikan respon, ekspresi, komentar, maupun pemaknaan dalam melihat tayangan film ALNI yang diperankan oleh anak jalanan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode studi resepsi yang dikemukakan oleh Stuart Hall, yakni konsep hegemoni dominan, negosiasi, dan oposisi. Hasil Penelitian menunjukkan, selain munculnya kenikmatan dalam menonton melalui genre komedi dalam film, kenikmatan juga menampilkan distorsi akibat kekerasan verbal maupun non verbal yang ditampilkan dalam film ALNI. Elemen kenikmatan dalam aktivitas menonton dilakukan dengan bentuk ekspresi kebahagiaan, kesedihan, maupun luapan kekesalan saat menonton film. Beberapa informan menjelaskan kehadiran film sebagai bentuk upaya mendongkrak perkembangan kehidupan para anak jalanan dan sebagai motivasi bagi anak jalanan untuk meletakkan kesadaran terhadap konstruksi pendidikan maupun agama yang terdapat dalam film tersebut. Namun, konstruksi kriminalitas yang ditujukan kepada anak jalanan dalam film juga menimbulkan ambivalensi dan kontradiktif, sebagai akibat dari pengalaman atas stigma masyarakat yang semakin melekat dalam kehidupan anak jalanan. Konstruksi film dalam membangun peran anak jalanan juga memberikan kedekatan personal dalam mengingat rekan-rekan anak jalanan yang hadir dalam kehidupan di masa lalu.

Alangkah Lucunya Negeri Ini (ALNI) describe social problems about street children that occur in Indonesia. The film attempts to construct street children as marginalized groups, through discourses on social discrimination, verbal and non-verbal violence, and the role of crime. The role shown by street children in the ALNI film provides a reflection related to the lives of former street children in the past. Former street children are in a marginalized position and get negative stigma in social interaction. The purpose of this study is to see, understand, and explore how former street children response, expression, comment, or interpret meaning in watching the ALNI film played by the street child. This study uses the reception method proposed by Stuart Hall, namely the concept of dominant hegemony, negotiation, and opposition. The results showed that in addition to the appearance of pleasure in watching through the comedy genre in film, pleasure also displayed distortions due to verbal and non-verbal violence displayed in the ALNI film. The element of pleausure in the watch activity is done by expressing happiness, sadness, and frustration when watching a film. Some informants explained the film's presence as a form of effort to boost the development of the lives of street children and as a motivation for street children to put awareness of the educational and religious construction contained in the film. However, the construction of crime aimed at street children in the film also creates ambivalence and contradiction, as a result of the experience of society stigma that is increasingly inherent in the lives of street children. The construction of the film in building the role of street children also provides personal closeness in remembering street children who were present in life in the past.

Kata Kunci : Film, Kelompok Marginal, Resepsi, Pleasure, Kontradiktif