PELAYANAN FISIOTERAPI PADA ERA JKN DI RSJD DR.RM SOEDJARWADI KLATEN
RIMA YUNITASARI, Dr. dr. Ismail Setyopranoto, Sp.S(K).; Dr. dra. Retna Siwi Padmawati, MA
2018 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKATLatar belakang: JKN merupakan program pemerintah yang dilakukan mulai 1 januari 2014 yang diselenggarakan oleh BPJS kesehatan dengan target cakupan semesta seluruh masayarakat mepunyai jaminan kesehatan pada tahun 2019. Rumah sakit merupakan salah satu pelaksana pelayanan kesehatan era JKN. RSJD DR.RM Soedjarwadi Klaten adalah salah satu RS khusus tipe A yang melayani pelayanan penunjang sebagai pendukung pelayanan. Dalam implementasinya masih terdapat kendala seperti pada implementasi pelaksanaan yang tidak sesuai seperti, SDM yang melaksanakan pelayanan, alur pelayanan pada pasien untuk mendapat pelayanan fisioterapi yang harusnya dari FKTP dulu tapi langsung FKTL. Hal ini mengakibatkan adanya waktu tunggu lama bagi pasien dalam mendapat pelayanan fisioterapi di RSJD DR.RM Soedjarwadi Klaten yang dapat mempengaruhi kelancaran pelaksanaan program. Pelayanan fisioterapi menjadi pelayanan penunjang di RSJD DR.RM Soedjarwadi yang menjadi indicator sebuah keberhasilan pelayanan dengan kunjungan pasien yang tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui manajemen pelayanan yang tidak sesuai dengan semestinya. maka dapat diperoleh upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut. Tujuan: Mendiskripsikan pelayanan fisioterapi pada era JKN di RSJD. DR. Soejarwadi Klaten. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif cara pengambilan data menggunakan metode observasi dan wawancara mendalam. Subjek penelitian ini sebesar 13 orang, dan Cara pengambilan data informan menggunakan tehnik purposive sampling. Hasil : Pelayanan fisioterapi belum sepenuhnya bisa dilakukan sesuai dengan SOP. Ketidaksesuaian pasien dalam melakukan prosedur pelayanan masih kurang. Penerimaan dari tenaga fisioterapi terkait beberapa aturan seperti alur pelayanan yang harus dengan pemeriksaan dokter rehabilitas medic terlebih dahulu dan adanya beban tambahan belum diterima sepenuhnya. Performa keuangan pada pelayanan fisioterapi mengalami kerugian walauapun pelayanan sudah dilakukan secara optimal. Kesimpulan: permasalahan pelayanan kesehatan pada program JKN masih banyak terjadi kendala. Adanya perbedaan pelayanan sebelum dan sesudah JKN mempengaruhi keuangan RSJD khususnya pelayanan Fisioterapi. Terjadinya perbedaan persepsi antara pembuat aturan dengan pemberi pelayanan masih menonjol. Namun RSJD masih berusaha untuk meningkatkan implementasi pelayanan fisioterap di era JKN dengan sebaik-baiknya.
Background: UHC is a government program conducted from 1 January 2014organized by BPJS health with the target of universal coverage of all people havehealth insurance in 2019. The hospital is one of the implementers of health careUHC era. RSJD DR.RM Soedjarwadi Klaten is one of type A special hospitalsthat serve public services. In the implementation there are still obstacles such as inimplementation implementation that is not appropriate. Physiotherapy servicesbecome support services in RSJD DR.RM Soedjarwadi which become indicatorof service quality in RSJD. Commitment and communication between health careproviders in this case physiotherapists need to be identified. Therefore, this research is important to know the management of service which is not accordinglyappropriate. then can be obtained efforts to overcome these problems. Purpose: Describe the physiotherapy services in UHC era in RSJD DR.RMSoedjarwadi Klaten. Method: This research is a descriptive research by using quaitative approach ofdata retrieval method using observation method and depth interview. The subject of this research 13 people, and the way of taking informant data using purposivesampling technique. Results: Physiotherapy services have not been fully done in accordance with SOP. Non-compliance of patients in performing service procedures is still lacking. The acceptance of physiotherapy personnel is related to several rules such as theservice flow that must be examined by the medical doctor rehabilitation first and the additional burden has not been fully accepted. Financial performance inphysiotherapy services suffered losses even though the service has been doneoptimally. Conclusion: health service problems in the UHC program are still manyobstacles. The existence of differences in service before and after UHC affects thefinancial RSJD especially Physiotherapy services. Differences in perceptionsbetween regulators and service providers still stand out. However RSJD is stilltrying to improve the implementation of physiotherapy services in UHC era aswell as possible.
Kata Kunci : Pelayanan Fisioterapi, JKN, Implementasi, Physiotherapy service, UHC, Implementattion