Variasi dan Perkembangan Ragam Hias pada Omo Sebua di Nias Selatan, Sumatera Utara
ELYADA WIGATI PRAMARESTI, Dr. Anggraeni, M.A
2018 | Skripsi | S1 ARKEOLOGIOmo sebua atau rumah bangsawan Nias merupakan salah satu tinggalan budaya materi yang ditemukan di Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara. Keberadaan omo sebua sangat penting dalam budaya masyarakat Nias Selatan terkait dengan status sosial penguasa desa. Pendirian omo sebua adalah sarana bagi bangsawan Nias Selatan untuk meligitimasi gelarnya sebagai bangsawan tertinggi (Balo Siulu). Dulu, pada setiap desa di Nias Selatan terdapat satu omo sebua. Namun, hanya empat omo sebua yang masih berdiri hingga sekarang. Keempat omo sebua tersebut adalah omo sebua di Desa Hilinawalo Mazino, Hilinawalo Fau, Onohondro, dan Bawomataluo. Ragam hias pada keempat omo sebua tidak sama. Keanekaragaman hiasan pada omo sebua dikaji dalam penelitian ini. Permasalahan yang dijawab dalam penelitian ini adalah variasi ragam hias pada omo sebua di empat desa, yakni Desa Hilinawalo Mazino, Hilinawalo Fau, Onohondro, dan Bawomataluo, serta faktor-faktor yang melatarbelakangi variasi bentuk dan keletakan ragam hias pada keempat omo sebua tersebut. Tujuan penelitian untuk mengetahui persamaan dan perbedaan ragam hias yang ditemukan pada keempat omo sebua di Nias Selatan serta memahami latar belakang perkembangan ragam hiasnya. Dalam mengkaji ragam hias pada omo sebua, dilakukan klasifikasi dilandasi oleh klasifikasi menurut Ketut Wiradnyana yang terdiri dari empat tema, ditambah dengan klasifikasi baru berdasarkan hasil observasi di lapangan. Klasifikasi bertujuan untuk mengelompokkan ragam hias dengan bentuk yang sama. Dalam penelitian ini, penulis menambahkan lima tema bentuk di luar klasifikasi Wiradnyana, yaitu (1) makhluk mitos, (2) laso sohagu, (3) bentuk geometris, (4) sikholi, dan (5) kendaraan. Variabel yang digunakan untuk melakukan perbandingan ragam hias pada empat omo sebua adalah jumlah sub-tema, keletakan, dan morfologi ragam hias. Hasil analisis terhadap ketiga variabel tersebut menunjukkan bahwa ragam hias omo sebua mengalami perkembangan dari rumah tertua hingga rumah termuda. Karakteristik ragam hias yang sama pada keempat omo sebua adalah penempatan hiasan lasara dan ukiran lingkaran di dinding muka rumah, hiasan laso sohagu pada dinding dalam rumah, dan hiasan makhluk hidup di papan langit-langit. Selain ketiga ciri tersebut, ragam hias menunjukkan perkembangan dalam jumlah sub-tema dan morfologi antara satu rumah dengan rumah yang lain. Perkembangan tersebut terjadi karena faktor waktu, keterampilan seniman, dan pengaruh budaya asing di Nias Selatan.
Omo sebua or chiefs house is a cultural material heritage found in South Nias Regency, North Sumatera. Its existence is important in South Nias culture regarding the status of the chiefs. By constructing an omo sebua, a South Nias chief has access to legitimate his status as the highest noble (balo siulu). Many years ago, each village in South Nias has one omo sebua. Nowadays, there are only four remaining omo sebua. The remaining chiefs houses are omo sebua of Hilinawalo Mazino, Hilinawalo Fau, Onohondro, and Bawomataluo. Ornaments on four omo sebua at those villages are not exactly similar one and another. Questions that need to be answered in this research are relate to ornament variations and their locations on each omo sebua from Hilinawalo Mazino, Hilinawalo Fau, Onohondro, and Bawomataluo followed by presumable factors which affect the development of variations and locations of the ornaments. The main purposes of this research are to find out similarities and differences of ornaments which are found on four omo sebua and the development of the ornaments through times. In the process of studying ornaments of omo sebua, the author categorized the ornaments based on classification created by Ketut Wiradnyana. In the process of classification, the author also added five more themes of ornaments which are not included in Wiradnyanas classification, consisted of (1) mythical creature, (2) laso sohagu, (3) geometric shape, (4) sikholi, and (5) transportation. The purpose of classification is to arrange ornaments which have the same shape. The author also compared ornaments on each omo sebua to acknowledge similarities and differences of ornaments between houses. Three variables were used in this research, included the number of sub-theme, location and ornament morphology. The results of analyzes show that ornaments of omo sebua developed from the earliest house through the newest. The same ornaments that are found on four omo sebua are lasara and circle shaped ornaments on the facade, laso sohagu on the inner walls, and living creatures on the ceilings or upper boards. Other than these main characteristics, the number of sub-theme and ornament morphology developed through times. Ornament development may be caused by several factors, such as period of construction of omo sebuas, skill of the artists, and the influence of foreign culture in South Nias.
Kata Kunci : ragam hias, omo sebua, budaya masyarakat Nias Selatan, klasifikasi, perkembangan