ANALISIS PRAGMATIK BENTUK ~(S)ASETE KUDASAI DAN ~TEMO II DESUKA SEBAGAI TUTURAN PERMOHONAN IZIN
SRI-GADING MEWANGI, Drs. Mulyadi, MA.
2018 | Skripsi | S1 SASTRA JEPANGDalam skripsi ini dibahas permohonan izin dalam bahasa Jepang yang menggunakan bentuk ~(s)asete kudasai dan ~temo ii desuka. Keduanya merupakan bentuk sopan, namun seorang penutur cenderung memilih salah satu dari kedua bentuk tersebut. Pemilihan bentuk ungkapan itu bukan berdasarkan lawan bicara, melainkan situasi dan tujuan dari pembicaraan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui konteks penggunaan bentuk ~(s)asete kudasai dan ~temo ii desuka pada ungkapan permohonan izin. Penelitian ini menggunakan teori Peristiwa Tutur Hymes, Strategi Memohon Trosborg dan Matriks Manajemen Waktu Covey. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menentukan komponen tutur setiap data, lalu data dikelompokkan berdasarkan empat strategi memohon dan empat kuadran kebutuhan. Dari hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa bentuk ~(s)asete kudasai merupakan permohonan izin yang memaksa. Hal ini dikarenakan penutur lebih mementingkan kebutuhannya, sehingga cenderung akan tetap melakukan tindakan tersebut meskipun tanpa izin. Sedangkan bentuk ~temo ii desuka merupakan permohonan izin yang membutuhkan kesediaan dari petutur. Hal ini dikarenakan penutur lebih mementingkan kesediaan petutur, sehingga penutur hanya akan bertindak setelah diberi izin.
This thesis discusses the ~(s)asete kudasai and ~temo ii desuka expression as a form of expression to ask for permission in Japanese language. These forms are both equally polite, but the speakers usually choose one of them. Instead of choosing based on status of listeners, the form of expression is chosen according to situation and purpose of the conversation. This research aims to know the context of use ~(s)asete kudasai and ~temo ii desuka. This research uses Hymes's speech event theory, Trosborg's request strategies theory and Covey's Time Management Matrix. The data analysis was conducted by determining components of speech collected data, then grouping them into four request strategies and four quadrant of needs. Analysis will show that ~(s)asete kudasai, though it is an expression of asking for permission, in fact, is a compelling ask. Speakers who using this form expression never asking for permission, on the contrary, when they apply it they tend to still do what they want to do even though it is not permitted by the listener. Meanwhile, ~temo ii desuka is a truly expression of asking for permission, because speakers that using this expression required an approval from the listener to do what they intend to do.
Kata Kunci : memohon izin, pragmatik, Dell Hymes