Kesiapan Kawasan Senggigi dan Tiga Gili dalam Menunjang Pengembangan Pulau Lombok sebagai Destinasi Wisata Halal
DINNY FEBRIANA HAPSARI, Ratna Eka Suminar, ST.,M.Sc
2018 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTASektor pariwisata merupakan sektor yang mempunyai peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara bahkan daerah. Berbagai inovasi dan konsep diangkat dalam mengembangkan destinasi wisata. Wisata halal kini berkembang menjadi suatu konsep pengembangan pariwisata. Konsep wisata halal tidak merujuk pada mempelajari agama islam, melainkan saat ini diterapkan pada lifestyle, karena konsep halal diaplikasikan dalam berbagai aspek dibeberapa negara, tidak hanya terbatas pada makanan, tetapi mencakup seluruh proses dalam berwisata. Pulau Lombok yang dikenal sebagai Pulau Seribu Masjid dengan penduduk yang mayoritas muslim, serta mempunyai daya tarik wisata alam dan budaya yang beragam, sebenarnya menjadi tidak sulit dalam mengembangkan wisata halal. Seluruh kawasan strategis pariwisata di Pulau Lombok pun diharapkan dapat mendukung pengembangan wisata halal. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan Kawasan Senggigi dan Tiga Gili sebagai salah satu kawasan strategis pariwisata daerah, dalam menunjang Pulau Lombok sebagai destinasi wisata halal. Penelitian ini menggunakan metode deduktif kualitatif-kuantitatif. Pendekatan penelitian deduktif berangkat dari konsep atau teori tertentu yang digunakan sebagai dasar dalam menjelaskan fenomena wisata halal. Dalam penelitian ini mengukur tingkat persentase kesiapan Kawasan Senggigi dan Tiga Gili dalam menerapkan wisata halal lalu mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesiapan tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kawasan Senggigi memiliki persentase kesiapan 66,34% sedangkan Gili sebesar 56,54%. Kawasan Senggigi dapat dikatakan lebih siap dalam menunjang Pulau Lombok sebagai destinasi wisata halal, namun dalam beberapa indikator masih perlu dibenahi dan ditingkatkan. Sementara, di Kawasan Gili masih cukup banyak yang harus disiapkan dan ditingkatkan dalam mendukung pengembangan wisata halal. terutama dari aspek akomodasi. Dari hasil penelitian juga didapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kawasan yaitu antara lain: pemahaman dan respon dukungan secara menyeluruh dari pelaku industri pariwisata, keterlibatan masyarakat dan penyedia jasa wisata, kepemilikan sertifikasi halal untuk penyedia hotel, restoran dan SPA, adanya pelatihan, serta penggunaan IPTEK terutama dalam penyediaan informasi pelayanan akomodasi yang halal melalui media online.
Tourism is a sector that plays an important role in a country or a region's economic growth. Various innovations and concepts are raised in order to develop tourist destinations. Halal tourism has now developed as a concept in tourism development. The concept of halal tourism does not refer to the religious study of Islam, but rather the lifestyle. In some countries, the concept of halal is not only applied in terms of food, but also the whole tourism process. Lombok Island, known as Thousand Island Mosque with its predominant Muslim population, and also known for its diverse natural and cultural attractions, is not a difficult place to develop halal tourism. All tourism strategic areas on the Lombok Island are encouraged to support Halal tourism development. Therefore, this study aims to determine the readiness of Senggigi and Tiga Gili as one of the strategic areas of regional tourism, to support Lombok Island as a halal tourist destination. This research is using qualitative-quantitative deductive method. The deductive research is formed from a related concept or theory which is used as a basis to explain the halal tourism phenomenon. This study measures the readiness percentage of Senggigi and Tiga Gili areas in implementing halal tourism and then identifies the factors that affect the readiness. The result of this study indicates that the Senggigi area has percentage 66,34% while Gili is 56,54%. Its means, Senggigi area has a higher percentage of readiness than the Gili area. Senggigi area is more ready to support Lombok Island as a halal tourist destination. However, some indicators still need to be addressed and improved. Meanwhile, Gili still needs quite a lot preparation and improvement in order to support Halal Tourism development especially from the aspect of accommodation. This study also found the factors that influenced the readiness of the area are: the tourism industry actors comprehension and support, community involvement and tourism service providers, halal certification ownership for hotel, restaurant and SPA providers, and training and the use of science and technology, especially in providing information regarding halal accommodation service through the online media.
Kata Kunci : wisata halal, kesiapan, Kawasan Senggigi, Kawasan Gili/ Halal tourism, readiness, Senggigi area, Gili area