EKSISTENSI MUSIK CENGKLUNGAN DUSUN KRAJAN, DESA GEBLOG, KECAMATAN KALORAN, KABUPATEN TEMANGGUNG
LINGGA RAMAFISELA, Dr. Wisma Nugraha Ch.R., M.Hum.;Dr. Rr. Paramitha Dyah Fitriasari, M.Hum.
2017 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni RupaMusik Cengklungan adalah salah satu kesenian di kabupaten Temanggung. Satu-satunya kelompok musik Cengklungan di Temanggung berada di dusun Krajan, desa Geblog, kecamatan Kaloran. Keunikan musik Cengklungan terletak pada alat musik yang digunakan yaitu payung krudhuk dan rumput grinting. Awalnya musik Cengklungan merupakan musik yang tercipta karena ketidaksengajaan para penggembala kerbau memainkan payung krudhuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui eksistensi musik Cengklungan ditinjau dari bentuk penyajian, struktur, fungsi, dan dinamika yang ada di dusun Krajan, desa Geblog, kecamatan Kaloran, kabupaten Temanggung. Tujuan lainnya untuk mengkaji dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dan menghambat eksistensi musik Cengklungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnomusikologi dan etnografi. Teknik pengumpulan data berdasarkan studi pustaka, observasi, wawancara, dan diskografi. Peneliti dapat mengamati dan terlibat langsung di lapangan sehingga dapat menyajikan data yang faktual dan komprehensif. Musik Cengklungan melibatkan empat pemain payung krudhuk (niyaga), tiga penyanyi laki-laki (wiraswara), tiga penyanyi perempuan (sinden), dan penari (berpasangan) sebagai bentuk perwujudan ekspresi pertunjukan. Alat musik Cengklungan berupa payung krudhuk berjumlah empat buah yang mempunyai masing-masing fungsi, yaitu sebagai kethuk, kenong, gong, dan kendang. Lagu-lagu yang dimainkan berbahasa Jawa dan menggunakan iringan yang sama. Perkembangan dan perubahan yang terjadi terlihat dari segi material, teknologi, dan bentuk penyajian musik Cengklungan. Rumput grinting sudah tidak digunakan lagi, diganti dengan menggunakan senar. Eksistensi musik Cengklungan dapat terus meningkat dengan adanya dukungan dari beberapa pihak, yaitu para pemain musik Cengklungan, pemerintah, dan masyarakat Temanggung. Kata kunci: Musik Cengklungan, Eksistensi, Temanggung
Cengklungan music is one of traditional art in Temanggung regency. The one and only group of Cengklungan music at Temanggung located in Krajan, Geblog, Kaloran. The uniqueness of Cengklungan music is the instrument named payung krudhuk and grinting grass. The purpose of this research is want to know the existence of Cengklungan music from performance, structure, function, and cultural dynamics at Krajan, Temanggung. The other purpose is to analyze the factor that influence and inhibit the existence of Cengklungan music. This research use ethnomusicology and ethnography approach. The collecting data according study literature, observation, interview, and discography. The researcher can observe and involved directly in the field so that can present the factual and comprehensive data. Cengklungan music consist of four payung krudhuk players, three male singers (wiraswara), three female singers (sinden), and dancers as the expression of performance art. The instruments of Cengklungan music consist of four pieces of payung krudhuk, each instrument have different function, a piece as kethuk, a piece as kenong, a piece as gong and a piece as kendang. The lyrics use Java language and the same accompaniment. The development and the change looks from material, technology, and the presentation form of Cengklungan music. The existence of Cengklungan music will always increase with the support from Cengklungan players, government and Temanggung’s citizen. Keywords: Cengklungan music, Existence, Temanggung
Kata Kunci : Musik Cengklungan, Eksistensi, Temanggung