Trilogi Divergent Karya Veronica Roth: Pendekatan Teori Distopia Tom Moylan dan Posmodernisme Jean-Francois Lyotard

PURI BAKTHAWAR, Dr. Supriyadi, M.Hum.

2017 | Tesis | S2 Ilmu Sastra

Sejak tahun 2008, dunia kesusastraan Barat diramaikan dengan maraknya kemunculan novel-novel bergenre distopia. Salah satunya ialah trilogi Divergent karya Veronica Roth yang mengeksplorasi tema-tema sosial politik. Lewat pembacaan menyeluruh, tampak bahwa di dalam teks trilogi Divergent terdapat usaha membangun narasi-narasi lain/alternatif mengenai spekulasi peradaban masa depan. Diasumsikan bahwa narasi tersebut memiliki kecenderungan posmodernisme menurut Jean-Francois Lyotard, terutama mengenai ketidakpercayaan atas narasi besar dan akomodasi terhadap narasi kecil. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemungkinan trilogi Divergent sebagai sebuah karya sastra distopia yang mengandung wacana posmodernisme. Untuk membuktikan asumsi tersebut, penelitian ini akan menggunakan pendekatan posmodernisme Jean-Francois Lyotard yang mencakup narasi besar, narasi kecil, dan paralogi, yang akan diaplikasikan dalam skema puitika dan skema politik menurut teori distopia Tom Moylan, sebagai elemen pembangun karya sastra distopia dalam trilogi Divergent. Hasil penelitian menunjukkan trilogi Divergent mengandung wacana posmodernisme. Lewat kajian terhadap skema puitika distopia, tampak bahwa genre distopia memiliki kecenderungan sebagai narasi posmodernisme yang menyatakan ketidakpercayaan atas narasi-narasi modernisme yang kental terkandung pada genre utopia sebagai “narasi induk” distopia. Penolakan tersebut juga tampak dalam skema puitika distopia dalam trilogi Divergent yang membangun narasi-narasi kecil melalui strategi konstruksi masyarakat distopia, dislokasi spasial dan temporal, distopia sebagai epos, dan konsep pesimisme yang militan. Sedangkan, pembahasan dalam skema politik distopia dalam trilogi Divergent menunjukkan adanya usaha membangun narasi kecil lewat narasi distopia terhadap sejarah, alam dan lingkungan, sains dan teknologi, serta politik laki-laki dan perempuan. Berdasarkan penemuan narasi-narasi kecil yang menolak narasi besar di dalam skema puitika dan politik distopia, disimpulkan bahwa trilogi Divergent berfungsi sebagai paralogi, yakni dialektika yang terus menerus terjadi, tanpa tendensi untuk menghasilkan konsensus (kesepakatan), sesuai dengan konsep posmodernisme yang digagas oleh Jean-Francois Lyotard.

Since 2008, Western literature indicates the rise of contemporary dystopian literature. One of them is Veronica Roth's Divergent trilogy that explores socio-political themes. Through an intense reading, it can be seen that Divergent trilogy tried to construct alternative narration about the speculation of future civilization. It is assumed that the narration contains some aspects of postmodern theory constructed by Jean-Francois Lyotard, especially about the incredulity of grand narrative and its accomodation to little narrative. This research aims to examine the possibility of dystopian novel, represented by Divergent trilogy, as a posmodernism discourse. In order to prove that assumption, this research uses postmodern theory by Jean-Francois Lyotard, including the term of grand narrative, little narrative, and paralogy, which will be applied in the poetics scheme and politics scheme according to Tom Moylan’s theory of dystopia in the Divergent trilogy as two elements which construct dystopian literary work. The result of the research shows the nature of dystopian literary work as a postmodernism discourse. Through the examination of dystopian poetics scheme, it can be seen that dystopian genre contains postmodern tendency which declares its incredulity of modernism narration that strongly contained in utopian genre, in the context of its narrative relation to dystopian genre. That incredulity also appears in the dystopian poetics scheme in Divergent trilogy, which constructs little narratives by using strategies such as the construction of dystopian society, spatial and temporal dislocation, dystopian fiction as an epic, and the concept of militant pessimism. Moreover, the examination of dystopian politics scheme in Divergent trilogy shows its effort to construct little/alternative narrative about some political issues such as history, nature and ecology, science and technology, and politics of men and women. According to the finding of little narratives which reject grand narrative in the dystopian poetics and politics scheme, it can be concluded that Divergent trilogy can be functioned as a paralogy, a continuous dialog without tendency to reach a consensus, correlated with postmodern theory by Jean-Francois Lyotard.

Kata Kunci : distopia, posmodernisme, trilogi Divergent, skema puitika-skema politik, narasi besar-narasi kecil, paralogi