Bentuk dan Fungsi Kesenian Jaran Jenggo "Aswo Kaloko Joyo" di Desa Solokuro Kabupaten Lamongan
AINUR ROHMAH THOHIROH, Dr. G.R. Lono Lastoro Simatupang, M.A.
2017 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYAKesenian Jaran Jenggo adalah kesenian tradisional masyarakat Desa Solokuro yang telah lama hidup dan berkembang di tengah masyarakat pendukungnya. Kesenian ini merupakan kesenian arak-arakan yang dipadukan dengan atraksi-atraksi yang dilakukan oleh kuda dan beberapa pawang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan masyarakat dalam mempertahankan kesenian Jaran Jenggo sebagai salah satu kesenian tradisional unggulan di Desa Solokuro, memberi gambaran mengenai bentuk kesenian Jaran Jenggo di Desa Solokuro Lamongan, dan mengetahui fungsi sosial-kultural yang terkandung dalam kesenian Jaran Jenggo bagi masyarakat Desa Solokuro. Proses pencarian data dimulai dengan melakukan observasi partisipasi pada pertunjukan kesenian Jaran Jenggo di Desa Solokuro. Pencarian data dilakukan mulai 24 Agustus s/d 6 September 2015 kemudian dilanjutkan pada tanggal 25 s/d 28 Januari 2016. Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara mendalam dengan pemilik kesenian Jaran Jenggo, penanggap dan penonton kesenian Jaran Jenggo dari Desa Solokuro. Data sekunder didapat melalui dokumentasi video pertunjukan dari kelompok kesenian Jaran Jenggo Aswo Kaloko Joyo, serta penguatan dan pembandingan temuan melalui studi literatur. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa eksistensi kesenian Jaran Jenggo hingga saat ini menjadi suatu bukti nyata bahwa kesenian tradisional ini mampu bertahan di tengah derasnya arus hiburan modern yang lebih praktis dan banyak digemari oleh masyarakat milenial. Hal itu tidak lepas dari peran keluarga selaku pemilik dan pengembang kesenian Jaran Jenggo serta apresiasi masyarakat setempat. Bentuk apresiasi masyarakat terhadap kesenian ini bisa dilihat dalam beberapa acara penting, baik diselenggarakan oleh perorangan maupun instansi, yang masih tetap memberi kepercayaan terhadap kesenian ini untuk mengisi acara tersebut. Dalam pertunjukannya, kesenian Jaran Jenggo terdiri dari serangkaian acara, yaitu acara pembuka untuk menyampaikan hajat atau tujuan pihak yang mengadakan acara, acara sungkem, arak-arakan mengelilingi desa, dan atraksi-atraksi. Kesenian Jaran Jenggo memiliki beberapa fungsi sosio-kultural, yaitu sebagai media hiburan, sebagai media untuk unjuk diri, sebagai media untuk mempertahankan tradisi lokal, sebagai wujud kesalehan sosial, dan sebagai media edukasi.
Jaran Jenggo is a traditional art of Solokuro village that has long lived and developed in the middle of its supporting community. This art is an arts parade combined with attractions performed by horses and some handlers. This research is aimed to find out the reason of society why they maintain Jaran Jenggo art as one of superior art in Solokuro Village, giving description about Jaran Jenggo art form in Desa Solokuro Lamongan, and to learn the social-cultural function contained in Jaran Jenggo art for Solokuro Village community. The data search process begins with observation of participation at Jaran Jenggo art performance in Solokuro Village. Data search was conducted from August 24 until September 6, 2015 and then continued on January 25 - 28, 2016. This research was conducted by deep interview method with artist Jaran Jenggo, Jaran Jenggo artist's response and audience from Solokuro Village. Secondary data were obtained through video documentation of the performance of art group Jaran Jenggo Aswo Kaloko Joyo, as well as strengthening and benchmarking the findings through a literature study. This research shows that Jaran Jenggo can be preserved among the people / society of Solokuro because this art is not regarded as the heritage of the first descendant of the village head, but has become the property of all villagers. For Solokuro residents Jaran Jenggo performance is not just to fulfill the desire to get a mere entertainment. But it also has social and spiritual value. The overall values attached to Solokuro people Jaran Jenggo is causing the preservation of the art until now. His position can not be replaced by other forms of art that are present in the village of Solokuro. In the show, Jaran Jenggo art consists of a series of events, start from the opening ceremony to convey the intent or purpose of the party who held the event, the event sungkem, parade around the village, and the last are various attractions. Jaran Jenggo art has several socio-cultural functions, such as a medium of entertainment, as a medium for performances, as a medium to maintain local traditions and social piety, and as a medium of education.
Kata Kunci : Desa Solokuro, kesenian, Jaran Jenggo