Peran Komunitas Apresiasi Film Terhadap Kegiatan Perfilman Independen Di Daerah Istimewa Yogyakarta
AZRI SOFIATI G, Dr Novi Kurnia, M.Si., M.A.
2017 | Skripsi | S1 ILMU KOMUNIKASIPerfilman di Yogyakarta tumbuh terlepas dari Jakarta sebagai pusat perflman nasional. Keterpisahan ini membuat perfilman Yogyakarta tumbuh swadaya dan independen. Sebagai wilayah perfilman yang tumbuh secara independen, Yogyakarta memerlukan kegiatan perfilman yang berjalan dari produksi hingga apresiasi secara baik. Kegiatan perfilman independen di daerah ini, tidak lain dijalankan oleh komunitas-komunitas film. Namun, komunitas produksi film masih mendominasi fokus dari keseluruhan komunitas yang ada di Yogyakarta. Padahal, komunitas film dengan fokus apresiasi film juga perlu menjadi perhatian agar film independen di Yogyakarta memiliki sirkulasi dari hulu ke hilir. Penelitian kualitatif ini ingin mendeskripsikan kegiatan-kegiatan komunitas apresiasi yang berperan terhadap perfilman independen di Yogyakarta. Serta, penelitian ini memiliki dua subjek penelitian, yaitu Kamisinema dan Klub DIY Menonton. Masing-masing subjek penelitian merupakan representasi komunitas apresiasi film berbasis kampus dan non kampus. Pemilihan kedua jenis komunitas diambil supaya penelitian ini dapat menjelaskan perbedaan dan kesamaan yang terdapat pada dua jenis komunitas apresiasi film di Yogyakarta.
Film in Yogyakarta grows apart from Jakarta as the center of Indonesia national film. This separation makes film in Yogyakarta grow independently. Establishing a self-sustaining filmmaking area, Yogyakarta requires cinema activities that flow from production to appreciation. Thus, movie activities in this area, no other done by the film communities. However, the film production community is still strong than the existing community in Yogyakarta. Alternatively, film community with a focus on appreciation should also be a concern for independent films in Yogyakarta. It takes for a circulation from upstream to downstream of independen film in this Yogyakarta. This qualitative research would like to describe the activities of appreciative society that play a role in film in Yogyakarta. As well, this study has two research subjects, namely Kamisinema and Klub DIY Menonton. Each research subject is a representation of the campus-based and non-campus based film appreciation community. The choice of both types of community is taken so that this research can explain the differences and similarities that exist in two types of film appreciation community in Yogyakarta.
Kata Kunci : film community, film appreciation, independent film, komunitas film, apresiasi film, film independen