PERKEMBANGAN LENONG BETAWI DI JAKARTA DITINJAU DARI TEORI KEBUDAYAAN C.A VAN PEURSEN
SAYYIDAH MAWANI, Dra. Sartini, M.Hum.
2017 | Skripsi | S1 ILMU FILSAFATLenong merupakan kesenian Betawi yang mengandung berbagai unsur kebudayaan yang mewakili kehidupan masyarakat Betawi. Hal ini menjadikan Lenong patut untuk diteliti guna menemukan strategi baru dalam menyelesaikan permasalahan kebudayaan di dalamnya. Tujuan penelitian ini adalah memaparkan kembali sejarah dan perkembangan Lenong Betawi di Jakarta, memaparkan perkembangan Lenong Betawi dalam kerangka teori kebudayaan C. A van Peursen, dan membentuk suatu rumusan strategi kebudayaan dalam Lenong. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan data kualitatif yang diperoleh melalui observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi. Data pustaka dijadikan sebagai bahan pendukung dalam penelitian ini. Data-data tersebut diolah dengan menggunakan teknik interpretasi, induksi, deduksi, dan heuristik, sehingga akan menyajikan suatu hasil analisis berupa temuan baru yang terstruktur dan dapat dipahami. Hasil dari penelitian ini adalah : (1) Lenong Betawi merupakan hiburan berupa seni teater yang lahir dari kebiasaan masyarakat Betawi dan bercampur dengan pengaruh dari budaya luar, yang kemudian ditindaklanjuti sehingga menjadi kesenian tradisional populer. (2) Perkembangan Lenong Betawi dalam kerangka teori tahapan kebudayaan van Peursen memiliki problematika dan ciri khas. Tahap mitis ditandai dengan fanatisme para pemain Lenong terhadap upacara ungkup, suguhan, sesaji, serta berbagai pantangan. Tahap ontologis ditandai dengan mulai terbentuknya organisasi formal yang menaungi kehidupan Lenong. Tahap fungsionil ditandai dengan perubahan fungsi Lenong menjadi mata pencaharian bagi pemainnya. (3) Strategi kebudayaan yang dapat ditemukan dalam penelitian ini adalah revitalisasi bagi Lenong. Revitalisasi berupa permurnian Lenong sebagai kesenian serta kemasan Lenong harus sesuai dengan kesenian modern di Jakarta.
Lenong is Betawian art that contains a variety of cultural elements and represent the life of the Betawi people. It makes Lenong ought to be studied in order to find a new strategy to solve cultural problems in it. The purpose of this research is to describe historical development of Lenong Betawi in Jakarta, so on it can be seen within the framework of C. A van Peursen's cultural theory, and to forming a formulation of cultural strategy in Lenong. It is a field research, that using qualitative data obtained through observation, interviews and documentation. Reference data used as supporting material in this study. The data was processed using the techniques of interpretation, induction, deduction, and the heuristic, so it will present an analysis of the results in the form of new findings in a structured and understandable. The results of this study are: (1) Lenong Betawi is entertainment that form in theatrical art born of Betawi people's habits and mixed with the influence of foreign cultures, which were then followed to become a popular traditional arts. (2) The development of Lenong Betawi within the framework of van Peursen's theoretical stages have problems and characteristics. Mythic stage marked by players Lenong's fanasticism against ungkup ceremony, treats, offerings, as well as various dietary restrictions. Ontological stage marked by the establishment of a formal organization that houses life Lenong players. Functional phase, characterized by the changes of Lenong to a livelihood. (3) Lenong's Revitalization into a new strategy should be done. Lenong should be fixed essentially by purification as an art, but also the look and presentation must be appropriate to the context of modern life in Jakarta.
Kata Kunci : Lenong Betawi, Perkembangan, Strategi Kebudayaan