PELESTARIAN KESENIAN BONGKEL DI DESA GERDUREN KABUPATEN BANYUMAS
ANGGORO HAMDAN S, Prof. Dr. Victor Ganap, M.Ed; Dr. Rr. Paramitha Dyah Fitriasari, M.Hum
2016 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni RupaKesenian tradisional yang merupakan sebuah warisan dari kebudayaan suatu wilayah saat ini menghadapi tantangan kemajuan zaman sebagai akibat dari modernisasi. Perkembangan yang terjadi dalam berbagi bidang tidak diimbangi dengan penjagaan terhadap aset yang dimiliki suatu daerah dalam hal ini kesenian tradisional. Bongkel yang merupakan sebagian dari kebudayaan kabupaten Banyumas perlu mendapat perhatian lebih. Kreativitas dari para seniman yang ditujukan dengan melakukan inovasi-inovasi yang sedemikian rupa baik dari format single instrument, duet hingga menjadi multi instrument serta dalam sajian pertunjukannya yang sebenarnya dapat merupakan sebuah bentuk upaya pelestarian dan pewarisan dari pihak seniman sendiri. Pada saat ini memang dari beberapa pihak telah memulai sebuah upaya pelestarian kesenian bongkel. Pertama, Pemerintah desa Gerduren yang menaungi kesenian bongkel dalam wilayahnya, melakukan upaya-upayayang menunjukan dukungan terhadap pengembangan dan pelestarian kesenian bongkel. Selain itu, peran dari Dinas Kebudayaan melalui Pamong Budaya yang menaungi desa Gerduren Kecamatan Purwojati juga mulai dapat menggambarkan upaya pengembangan kesenian bongkel dalam rangka melestarikan dari adanya kepunahan melalui program-program yang diadakan. Program-program tersebut seperti even promosi, penerbitan majalah kesenian, diskusi dan dokumentasi arsip, dukungan moral dan finansial dalam pertunjukan bongkel di berbagai acara. Selain itu, pihak jurnalis juga berperan besar dalam melakukan pemberitaan tentang kesenian bongkel kepada khalayak yang lebih luas serta dari pihak seniman bongkel sendiri yang melakukan inovasi-inovasi untuk mengangkat kembali kesenian bongkel yang digelutinya. Adanya kerjasama dari seniman, Pemerintah desa, Dinas Kebudayaan serta jurnalis diharapkan dapat menjaga keberlangsungan dan mengembangkan kembali kesenian bongkel.
Traditional art that is legacy of the culture of a region are currently facing challenges of advances as a result of modernization. Developments in the field of sharing is not balanced with care against assets belonging to a region in this traditional art. Bongkel which is a part of the culture of Banyumas district needs to get more attention. The creativity of the artists addressed by doing innovations in such a way either from a single instrument, the duet form to a become a multi instruments as well as in the performing specialties that can actually is a form of preservation and succession of the artists themselves. At the moment indeed from several parties have started a preservation arts bongkel. First, the government of the village of Gerduren bongkel in the artistry home territory, conduct the efforts showed the support for the development and preservation of the art of bongkel. In addition, the role of the department of cultural affairs through the teachers culture that embraces the villages of Gerduren sub-district of Purwojati also started the development effort can describe bongkel in order to preserve the art of extinction through programs that are held. Those programs such as event promotion, arts magazine publishing, discussion and documentation archives, financial and moral support in bongkel performances at various events. In addition, the journalists also plays a major role in doing the preaching about bongkel art to a wider audience as well as from the artists own bongkel innovations to lift back the arts bongkel investments. Cooperation of the artists, the cultural agency of the government of the village, as well as journalists are expected to maintain the sustainability and develop back arts bongkel.
Kata Kunci : Pelestarian, Bongkel, Gerduren