Laporkan Masalah

MONITORING PARENTAL DAN SEKOLAH SEBAGAI PREVENSI PRIMER TERHADAP INTENSI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA

LINDA SUWARNI, Prof. dr. Djauhar Ismail, Sp. A(K), MPH, Ph.D.; Dra. RA. Yayi Suryo Prabandari, M. Si, Ph.D.; Dr. MG. Adiyanti, MS.

2016 | Disertasi | S3 Ilmu Kedokteran

Latar belakang: Perilaku seksual remaja saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Studi yang dilakukan tahun 2009 menunjukkan 14,7% remaja SMA di Kota Pontianak sudah melakukan intercourse. Didukung oleh data RISKESDAS tahun 2010 yang menunjukkan 1% anak laki-laki dan 4% anak perempuan di seluruh Indonesia sudah melakukan hubungan seks sebelum usia 13 tahun. Faktor protektif dan risiko mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja. Keluarga dan sekolah dapat menjadi faktor protektif dalam keterlibatan remaja perilaku seksual berisiko. Intervensi berbasis keluarga dan sekolah diperlukan sebagai prevensi primer terhadap intensi perilaku seks pranikah remaja. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian mixed methods yang terbagi dalam tiga tahap, yaitu tahap pertama menggunakan penelitian kualitatif, dan tahap kedua dan ketiga menggunakan penelitian kuantitatif. Analisis data tahap pertama menggunakan analisis deskriptif, tahap kedua menggunakan analisis SEM, dan tahap ketiga menggunakan uji t berpasangan dan anova. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa ada lima aspek monitoring parental, yaitu: pengetahuan parental, hubungan orangtua-anak, komunikasi orangtua-anak, kontrol psikologis, dan kontrol parental. Aspek yang paling besar pengaruhnya pada perilaku seks remaja adalah pengetahuan parental (koefisien 0,389) dan hubungan orangtua dengan anak (koefisien 0,334). Monitoring parental dan sekolah (melalui information, motivation, behavioral skill (IMB)) efektif sebagai prevensi primer terhadap intensi perilaku seks pranikah remaja (p value < 0,05). Kesimpulan: Intervensi monitoring parental dan IMB sekolah efektif sebagai prevensi primer yang efektif terhadap intensi seks pranikah pada remaja. Selain itu, keterlibatan monitoring parental (ibu dan bapak) memberikan outcome positif yang efektif pada peningkatan komunikasi, perilaku kontrol, norma subjektif, sikap tentang seks pranikah, dan intensi untuk tidak melakukan seks pranikah.

Background: Adolescents sexual behavior in Indonesia is worrying. Research in 2009 showed that 14.7% of senior high school students in Pontianak had intercourse. The result of basic health survey in Indonesia (2010)indicates that about 1% of boys and 4% of girls in Indonesia have had sexual intercourse before the age of 13 years old. Protective and risk factors affecting adolescent premarital sexual behavior. Families and schools could be a protective factor in adolescent involvement in risky sexual behavior. Family and school-based intervention is required as primary prevention of adolescent premarital sexual intentions . Methods: This study was a mixed methods, divided into three stages. The first stage used qualitative research, the second and third stages was quantitative research. To analyze the data, we used a descriptive analysis in the first stage, SEM analysis in the second stage, and a paired t-test and ANOVA in the third stage . Results: This study showed that parental monitoring consists of five aspects, namely: parental knowledge, parent-child relationships, parent-child communication, psychological control, and parental control. The biggest influence on adolescent sexual behavior was parental knowledge (coefficient 0.389) and the parent-child relationship (coefficient 0.334). Monitoring parental and school (through information, motivation, behavioral skills (IMB)) effectively as primary prevention of adolescents premarital sexual intention (p value < 0.05) . Conclusion: Parental monitoring and IMB intervention were an effective primary prevention of the intentions of premarital sexual among adolescents. Furthermore, the involvement of parental monitoring (mother and father) provide a positive outcome in adolescents development. It was an effectively in improving communication, behavior control, subjective norms, attitudes about premarital sex, and do not engage in premarital sexual intention.

Kata Kunci : parental monitoring, school, primary prevention, adolescent, premarital sexual intention

  1. S3-2016-340935-abstract.pdf  
  2. S3-2016-340935-bibliography.pdf  
  3. S3-2016-340935-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2016-340935-title.pdf