Syair Raja Tedung dengan Raja Katak: Analisis Semiotika Riffaterre
M. IMAM FATKHURROZI, Rakhmat Soleh, S.S., M.Hum.
2016 | Skripsi | S1 SASTRA INDONESIASyair Raja Tedung dengan Raja Katak merupakan karya sastra Melayu klasik yang ditulis sekitar abad 19. Naskah tersebut menceritakan kisah raja ular yang ingin menghancurkan negeri yang dipimpin oleh raja katak. Sesuai dengan pernyataan Braginsky mengenai ragam-ragam syair, Syair Raja Tedung dengan Raja Katak merupakan syair alegoris, yaitu cerita yang tokohnya berupa binatang, tumbuh-tumbuhan, dan sebagian lagi merupakan cerita sufi. Sebagai sebuah syair alegoris, perlu diketahui makna yang terkandung dalam teks syair tersebut berdasarkan unsur semiotiknya. Oleh karena itu, teks syair tersebut dianalisis menggunakan teori semiotika Riffaterre. Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan kompleksitas unsur-unsur pembentuk Syair Raja Tedung dengan Raja Katak dan makna teks sehingga pembaca dapat mengetahui tujuan dari penulisan syair tersebut. Penelitian ini menggunakan metode analisis teks dengan tujuan mengetahui makna dan alasan penulisan teks, yaitu dimulai dengan pembacaan tingkat pertama (pembacaan heuristik) dan pembacaan tingkat lanjut (pembacaan hermeneutik). Melalui pembacaan-pembacaan tersebut kemudian akan diketahui matriks, model, dan varian-varian yang dapat ditemukan dalam teks. Setelah itu, dilakukan pembandingan teks utama dengan teks-teks lain yang lebih dulu ada dan memiliki hubungan intertekstualitas. Langkah ini dilakukan untuk mencari hipogram teks. Berdasarkan hasil analisis teks, diketahui bahwa Syair Raja Tedung dengan Raja Katak bercerita tentang konsep raja (pemimpin) dan hamba (rakyat). Pesan yang ingin disampaikan oleh penyair ialah bahwa penyesalan di akhir tidak ada gunanya. Selain itu, penelitian ini juga membuktikan adanya hubungan intertesktualitas antara teks Syair Raja Tedung dengan Raja Katak dengan teks Adat Raja-Raja Melayu, Hikayat Kalilah dan Daminah, Hikayat Panca Tanderan, dan Hikayat Perang Mengkasar. Berdasarkan hal tersebut, tampaknya, tujuan penulisan syair ialah untuk menyampaikan kritik terhadap penguasa (raja).
Syair Raja Tedung dengan Raja Katak is a classical Malay literature written around the 19th century. The manuscript narrated the story of the Cobra-King who wanted to destroy the country which was led by the Frog-King. In accordance with Braginsky’s statement regarding wide-variety of poetry, Syair Raja Tedung dengan Raja Katak is an allegorical poem, in which the casts are animals, plants, and partially a Sufi story. As an allegorical poem, it is required to comprehend the implicit meaning of the poem based on elements of semiotic. Therefore, the poem script was analyzed using semiotic theory of Riffaterre. The purpose of this study was to describe the complexity of the elements that form Syair Raja Tedung dengan Raja Katak and the meaning of the text thus the readers understand the purpose of the poem writing. This study used text analysis method which aimed to comprehend the meaning and reason of the text writing, starting with the reading of the first level (heuristics reading) and then advanced readings (hermeneutics reading). Through the readings would later be identified the matrix, models, and variants that can be found in the text. Subsequently, the main text would be compared with other preceding texts that have intertextual relations. This step was performed to find hypogram of the text. Based on the results of the analysis of the text, it is known that the Syair Raja Tedung dengan Raja Katak presents the concept of the king (leader) and servants (people). As for the message that the poet would like to convey is that to too late repent will result in vain. In addition, this study also proves the relationship between the text of Syair Raja Tedung dengan Raja Katak with the text of Adat Raja-Raja Melayu, Hikayat Kalilah dan Daminah, Hikayat Panca Tanderan, and Hikayat Perang Mengkasar. According to this founding, it is apparent that the purpose of the text writing is to express criticism against the ruler (king).
Kata Kunci : Syair Raja Tedung dengan Raja Katak, Semiotika, Riffaterre