GAMBARAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA EKSTENSI DAN TURUN ANGKATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UGM TAHUN 2014

LUQMAN HIDAYATULLAH, dr.Cecep S.Kristanto,Sp.KJ(K);Dra.Sumarni Msi Psi

2015 | Skripsi | S1 PENDIDIKAN DOKTER

Latar belakang: Stres merupakan suatu fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, tak terkecuali pada mahasiswa kedokteran. Berbagai penelitian menunjukkan tingginya prevalensi stres pada mahasiswa kedokteran dan efeknya pada fungsi kognitif. Mahasiswa ekstensi dan turun angkatan adalah mahasiswa yang mengalami masa perpanjangan studi (>3,5 tahun) yang diasumsikan mendapatkan berbagai tambahan stresor, namun gambaran tingkat stres kelompok mahasiswa ini belum pernah diukur, terutama di Fakultas Kedokteran UGM Tujuan: Untuk memperoleh data mengenai tingkatan stres pada mahasiswa ekstensi dan turun angkatan Fakultas Kedokteran UGM tahun 2014, dan mengetahui hubungan tingkat stres dengan karakteristik mahasiswa (usia dan jenis kelamin) Metode: Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional dan pendekatan deskriptif. Pada bulan Agustus 2014 di Fakultas Kedokteran UGM, 26 mahasiswa Ekstensi dan Turun Angkatan Fakultas Kedokteran UGM yang telah melalui proses inklusi diukur tingkat stresnya menggunakan kuesioner Daily Hassles and Stress Rating Scale. Data yang didapat dianalisis dengan Chi-square untuk membandingkan perbedaan tingkat stres dengan usia dan jenis kelamin mahasiswa. Hasil: Mayoritas mahasiswa ekstensi dan turun angkatan 2014 mengalami stres tingkat sedang (42,3%)dan rendah (42,3%). Sekitar 11,5% mengalami stress tingkat tinggi namun tidak ada yang mengalami stress tingkat sangat tinggi. Persentase mahasiswa wanita yang mengalami stres tingkat tinggi (18,18 %) lebih tinggi dari mahasiswa pria (6,67%), namun perbedaan antara jenis kelamin mahasiswa dan tingkat stres tidak bermakna secara statistik. Stres tingkat tinggi hanya dialami oleh mahasiswa dengan rentang usia 23-25, perbedaan antara usia mahasiswa dengan tingkat stres tidak bermakna secara statistik. Kesimpulan: Mahasiswa Ekstensi dan Turun Angkatan mayoritas mengalami stress tingkat sedang dan rendah. Perbedaan antara jenis kelamin dan usia mahasiswa dengan tingkat stres tidak bermakna secara statistik

Background: Stress is a universal phenomenon that occurs in daily life, not to mention the medical students. Various studies showed a high prevalence of stress in medical students and its effect on cognitive function. 'Students who repeat courses' are defined as students who experience extension of the study period (> 3.5 years) and assumed to receive a variety of additional stressors, but the stress level overview of this group of students has never been measured, especially in the Medical Faculty of UGM Objective: To obtain data about stress levels on the 'Students who repeat courses' in Medical Faculty of UGM year 2014, and knowing the relationship between levels of stress with student characteristics (age and sex) Methods: The study was conducted with a cross-sectional design and descriptive approach. In August 2014 at the Medical Faculty, 'Students who repeat courses' (26 in total) who has been through the inclusion process were assessed using Daily Hassles and Stress Rating Scale questionnaire. The data were analyzed with Chi-square to compare the differences between stress levels and student's characteristic (age and sex). Results: The majority of 'Students who repeat courses'in year 2014 experienced a moderate (42.3%) and low (42.3%) level of stress. Approximately 11.5% had high levels of stress but no one experienced very high-stress level. The percentage of female students who experienced high levels of stress (18.18%) were higher than male students (6.67%), but the differences of student's stress levels and the sexes were not statistically significant. High level of stress were only experienced by students with age between 23-25, but the differences with student stress levels were not statistically significant. Conclusion: 'Students who repeat courses' were mostly experienced stress in medium and low level. Differences between stress levels and student's characteristic (age and sex) were not statistically significant. Keywords: Stress level, Students, Sex, Age

Kata Kunci : Tingkat stres,Mahasiswa,Jenis kelamin,Usia/Stress level,Students,Sex,Age