Laporkan Masalah

Satire dan Kritik: Aktivisme Satire "Bismillah Komisaris" Sebagai Variasi Bentuk Kritik Kepada Pemerintah pada Periode April 2021-September 2021 di Media Sosial Twitter

AHMAD NURCHOLIS, Dr. rer. pol. Mada Sukmajati, S.I.P., M.P.P.

2022 | Skripsi | S1 POLITIK DAN PEMERINTAHAN

Kritik satire menjadi salah satu cara kritik yang baru-baru ini digemari oleh masyarakat di masa reformasi. Cara ini bukan merupakan hal yang baru karena di masa Orde Baru yang terkenal dengan pembatasan berekspresi juga terdapat cara kritik dengan model sindiran. Metode kritik sindiran ini pada zaman Orde Baru menjadi salah satu variasi cara mengkritik selain cara kritikan yang disampaikan secara terang-terangan. Di masa reformasi terdapat pula variasi metode kritikan yaitu secara terang-terangan dan melalui sindirian satire. Keberadaan aktivisme satire "Bismillah Komisaris" dilatarbelakangi karena adanya kekecewaan masyarakat atas pengangkatan Abdee Slank sebagai komisaris PT Telkom Indonesia Tbk. Penelitian ini bertujuan menganalisis aktivisme satire "Bismillah Komisaris" di media sosial Twitter dengan pendekatan Big Data Analytics. Diketahui di masa kini studi-studi dengan pendekatan Big Data Analytics khususnya terkait dengan aktivisme digital belum ada pembahasan mengenai aktivisme satire "Bismillah Komisaris". Fokus penelitian adalah aktivisme satire "Bismillah Komisaris" sebagai bentuk masyarakat dalam memanfaatkan ruang publik dan media baru dalam menyampaikan kritik satire mereka. Penelitian ini menggunakan metode SNA (Social Network Analysis) dengan menggunakan software Gephi untuk melihat bagaimana jaringan aktivisme satire "Bismillah Komisaris". Kemudian penelitian ini menggunakan beberapa konsep yaitu konsep ruang publik, konsep media baru, dan konsep bahasa satire. Konsepsi ruang publik Habermas menjelaskan bahwa ruang publik merupakan perwujudan dari adanya diskusi oleh para kalangan borjuis di tempat-tempat elit untuk merespon otoritas publik menyangkut kepentingan mereka. Sementara media baru menjadi sebuah arena baru bagi pembentukan ruang pubik yang memiliki sifat saling keterhubungan, mudah untuk saling berinteraksi, penggunaan beragam, serta dapat diakses di mana-mana. Selain itu, konsepsi bahasa satire menunjukkan bahwa sebuah satire mengandung kritik, mengandung ironi atau sindiran berkebalikan dan disampaikan secara implisit. Penelitian ini menggunakan sumber data dari crawling data Twitter dan analisis pustaka. Berikut adalah beberapa temuan dari penelitian ini. Pertama, aktivisme ini memiliki pengaruh besar atas adanya keterlibatan partisipasi publik dan kepekaan publik atas permasalahan sosial. Melalui media sosial Twitter, masyarakat secara sadar menggunakan konsepsi ruang publik dan media baru yang bersifat inklusif, universal, dan fleksibel membentuk sebuah ruang kritik satire "Bismillah Komisaris" sehingga bisa diakses oleh semua orang. Terlihat dari banyaknya partisipasi masyarakat dalam melakukan aktivisme ini. Namun di sisi lain fleksibelnya sebuah media sosial mengakibatkan aktivisme ini tidak terus-menerus tumbuh menjadi aktivisme yang labih besar. Masyarakat secara bebas bisa keluar dan masuk dalam berpartisipasi sehingga aktivisme ini cenderung tidak konsisten. Kedua, "Bismillah Komisaris" merupakan perwujudan dari satire dalam aktivisme ini. Terlihat bahwa tweet yang diunggah memiliki nilai kritik, nilai ironi atau sindiran, yang semuanya disampaikan secara implisit. Dengan ikon besar "Bismillah Komisaris" masyarakat menyampaikan kritik kepada isu-isu tertentu tanpa terlihat secara langsung sebagai kritikan. Terakhir, dalam jaringan antar aktor ditemukan bahwa terdapat dua bagian besar peran aktor yaitu pemroduksi informasi dan menyebarkan informasi.

Satire criticism is one of the ways of criticism that is recently favored by the citizens in the era of reformation. This means is not something new because in the days of the New Order, known for its restrictions on expressions, there was also a way of criticism with innuendo model. This innuendo method of criticism in the days of the New Order became a variation of critical speeches other than outright criticism. In reformation times, there was also a variation of criticism methods, which are open and the satire criticisms. The existence of satire activism "Bismillah Komisaris" was caused by public disappointment on the commissioning of Abdee Slank as the commissary of PT Telkom Indonesia Tbk. This study is aimed to analyze the satire activism "Bismillah Komisaris" on the social media Twitter using Big Data Analytics approach. It is known that in recent studies with Big Data Analytics especially those that are related to digital activism have not discussed about the satire activism "Bismillah Komisaris". The focus of this study is the satire activism "Bismillah Komisaris" as a form for public to utilize public space and new media in expressing their satire criticism. This study is applying SNA (Social Network Analysis) method using Gephi software to see how the network of the satire activism "Bismillah Komisaris" works. Then this study employs several concepts: public space concept, new media concept, and satire language concept. Habermas' public space conception explains that public space is a realization of a discussion held by the bourgeois class in elite places to respond public's authority linked with their interests. Meanwhile, new media has become a new arena for the formation of public spaces that are interconnected, easy to interact with, diverse uses, and can be accessed everywhere. In addition, the conception of satire language shows that a satire contains criticism, contains irony or satire on the contrary and is conveyed implicitly. This study uses data sources from Twitter data crawling and library analysis. The followings are some of the findings found in this study. First, this activism has a great impact on the involvement of public participation and public sensitivity to social issues. Through the social media Twitter, public consciously applies the concept of public space and new media that characterize as inclusive, universal, and flexible to form a satire criticism room "Bismillah Komisaris" so that it can be accessed by everyone. It can be seen from the large number of community participation practicing this activism. However, on the other hand, the flexibility of social media means that this activism does not continue to grow into bigger activism. People can freely go out and in to participate so that this activism tends to be inconsistent. Second, "Bismillah Komisaris" is the embodiment of satire in this activism. It can be seen that the uploaded tweet has a criticism worth, irony or satire, all of which are implicitly conveyed. With the big icon "Bismillah Komisaris", people express criticism on certain issues without being seen as criticism directly. Finally, in the network between actors, it was found that there are two major roles of actors, namely producing information and disseminating information.

Kata Kunci : bismillah komisaris, satire, aktor, twitter, kritik

  1. S1-2022-430806-abstract.pdf  
  2. S1-2022-430806-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-430806-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-430806-title.pdf