Laporkan Masalah

Trajectory Kepenulisan Djokolelono dan Karya-Karya Fiksi Ilmiahnya dalam Arena Sastra Indonesia

NINIES AINI F D, Dr. Aprinus Salam, M.Hum.

2022 | Tesis | MAGISTER SASTRA

Djokolelono adalah salah seorang penulis cerita fiksi ilmiah tahun 1970-an yang aktif menerbitkan karyanya hingga pertengahan 1980-an. Kehadirannya sebagai penulis fiksi ilmiah merupakan hal baru dalam kesusastraan Indonesia yang pada tahun tersebut didominasi oleh tulisan-tulisan realisme. Djokolelono sempat vakum selama sekitar satu dekade, namun tulisannya kembali dipublikasikan melalui kelanjutan serial Penjelajah Antariksa (2015) oleh Penerbit Gramedia. Hingga tahun 2022, Djokolelono tercatat sudah menulis lebih dari lima puluh novel populer dan sebelas di antaranya merupakan novel dengan genre fiksi ilmiah. Terdapat dua masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) trajectory Djokolelono dan karya-karyanya dan (2) posisi legitimasi Djokolelono dan genre fiksi ilmiah dalam arena sastra Indonesia. Objek kajian penelitian ini adalah novel-novel fiksi ilmiah yang ditulis Djokolelono dalam kurun waktu 1970--2018 berjumlah sebelas buah. Informasi mengenai profil dan karier kepenulisan Djokolelono juga menjadi bagian dari data penelitian ini. Dengan menggunakan teori arena produksi kultural Pierre Bourdieu, dalam penelitian ini akan dijelaskan habitus, akumulasi modal, serta strategi Djokolelono untuk meraih posisi di arena sastra Indonesia. Hal ini juga termasuk penjelasan tentang trajectory Djokolelono dari awal kepenulisan, motif pemilihan genre fiksi ilmiah, hingga pencapaiannya di mata publik. Adapun genre fiksi ilmiah yang ditulis Djokolelono merupakan jenis tulisan dengan formula tersendiri sebagai bagian dari sastra populer. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menganalisis berbagai data yang diperoleh dari studi pustaka, wawancara, dan dokumentasi fisik (surat kabar dan majalah) maupun digital (video dan audio). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagai seorang produsen karya sastra, Djokolelono memiliki modal kultural (latar pendidikan astronomi ITB), modal sosial (relasi dengan Toha Mohtar selaku redaktur Kawanku dan Ajip Rosidi selaku redaktur penerbitan Pustaka Jaya--tempat Djokolelono memproduksi tulisannya), modal ekonomi (royalti menulis), dan modal simbolik (majalah Tempo yang memuat profilnya). Djokolelono menggunakan strategi rekonversi untuk mendapatkan modal ekonomi yang lebih besar dalam kontestasinya di arena sastra Indonesia. Akan tetapi, usaha Djokolelono dengan membawa genre fiksi ilmiah dan upayanya untuk mengalihwahanakan Getaran menjadi film animasi hanya berhasil membuatnya memperoleh derajat konsekrasi populer. Hal ini dikarenakan rules of arts yang berlaku di dalam struktur arena sastra Indonesia masih menjadikan tulisan realisme berada pada posisi dominan sehingga tidak (belum) menempatkan genre fiksi ilmiah dalam posisi legitimasi spesifik.

Djokolelono is a science-fiction writer in the 1970s who was actively publishing his work until the mid-1980s. His presence as a science-fiction writer was a new thing in Indonesian literature, which at that year was mostly dominated by realism writings. Djokolelono had been on hiatus for about a decade, but his writings were re-published through the continuation of the Penjelajah Antariksa series (2015) by Gramedia Publishers. Until 2022, Djokolelono has written more than fifty popular novels and eleven of them are science-fiction novels. There are two issues discussed in this research. They are (1) The trajectory of Djokolelono and his works and (2) The legitimation position of Djokolelono and the science-fiction genre in Indonesian literature. The object of this research is the eleven science-fiction novels written by Djokolelono in the period 1970--2018. Besides, another informations about Djokolelono and his writings career will be included as the additional data in this research. Using Pierre Bourdieu's theory of the field of cultural production, this research explains habitus, capital accumulation, and Djokolelono's strategy to gain a position in the Indonesian literature field. This includes the explanation of Djokolelono's trajectory from his early writing, the motive for choosing the science-fiction genre, to his achievement in public opinion. The science-fiction genre written by Djokolelono is one of a kind in Indonesian literature which has its own formula as a part of popular literature. The method used in this research is qualitative descriptive by analysing various data obtained from literature studies, interviews, and physical (newspapers and magazines) and digital (video and audio) documentation. The result shows that as a producer of literary works, Djokolelono had cultural capital (ITB astronomy education background), social capital (relationships with Toha Mohtar as editor of Kawanku and Ajip Rosidi as editor of Pustaka Jaya publisher--where Djokolelono produced his writings), economic capital (his royalty from writing), and symbolic capital (Tempo magazine which contained his profile). Djokolelono used a reconversion strategy to obtain greater economic capital in his contestation in the field of Indonesian literature. However, the science-fiction genre he brought up to and his efforts to make Getaran into an animated film was only able to obtain a degree of popular consecration. This is because the rules of arts that apply in the structure field of Indonesian literature make realism writings in a dominant position so that it does not put science-fiction genre in a position of specific legitimation.

Kata Kunci : Djokolelono, fiksi ilmiah, trajectory, posisi, rules of arts, arena sastra

  1. S2-2022-434536-abstract.pdf  
  2. S2-2022-434536-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-434536-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-434536-title.pdf