Laporkan Masalah

Dinamika Paguyuban Seni Jathilan Campur Eko Budoyo Gesikan 1979-2021

FAJAR ARI NUGROHO, Baha' Uddin, M.Hum.

2022 | Skripsi | S1 SEJARAH

Penelitian ini akan membahas mengenai dinamika Paguyuban Seni Jathilan Campur Eko Budoyo Gesikan 1979-2021. Pemilihan topik ini didasarkan atas tulisan tentang kesenian rakyat belum banyak ditulis. Kesenian rakyat masih terkesan terpinggirkan, padahal jika ditilik lebih dalam lagi, ini merupakan salah satu kekayaan dari bangsa kita yang tidak ternilai harganya. Sebab kesenian ini telah berlangsung secara turun-temurun. Sehingga kesenian ini dapat dikategorikan sebagai kekayaan dari keanekaragaman bangsa yang ada. Tulisan ini dihadirkan untuk melengkapi bagian yang masih rumpang mengenai kesenian rakyat. Tulisan ini menceritakan mengenai kisah perjalanan sebuah paguyuban seni jathilan klasik yang bernama Eko Budoyo dimulai dari tahun 1979 hingga 2021. Fokus bahasan dalam tulisan ini adalah dinamika selama 42 tahun berdiri, usaha untuk tetap eksis dikala kesenian dan kebudayaan asing terus masuk ke bangsa Indonesia tanpa terbendung yang bisa saja mengancam posisi kesenian lokal yang dirasa kuno. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang berfokus pada pengumpulan fakta-fakta melalui teknik wawancara dari pelaku seni tersebut. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa dinamika yang dialami oleh paguyuban sangat beraneka ragam, mulai dari awal pembentukan yang sederhana, kemudian dapat mencapai masa jayanya pentas sampai ke berbagai tempat dikenal banyak orang, dan mulai keredupan dikarenakan banyaknya budaya asing yang masuk dan mempengaruhi masyarakat. Namun demikian, nyatanya paguyuban Eko Budoyo masih tetap bertahan hingga kini dengan kondisi yang masih bagus, sistem regenerasi yang baik, kepengurusan yang baik pula menjadi salah satu faktor utamanya.

This study will discuss the dynamics of the Paguyuban Seni Jathilan Campur Eko Budoyo Gesikan from 1979 to 2021. The choice of this topic is based on writings about folk art that have not been written much. Folk art still seems to be marginalized, even though if we look deeper, this is one of our nation's invaluable wealth. Because this art has been going on for generations. So that this art can be categorized as a wealth of the existing national diversity. This paper is presented to complement the gaps in folk art. This paper tells the story of the journey of a classical jathilan art community named Eko Budoyo starting from 1979 to 2021. The focus of the discussion in this paper is the dynamics during its 42 years of existence, efforts to continue to exist when foreign arts and culture continue to enter the Indonesian nation unstoppably. Which could threaten the position of local art that is considered ancient. The method used in this research is the historical method which focuses on collecting facts through interview techniques from the performers of the art. From this research, it can be seen that the dynamics experienced by the community are very diverse, starting from the beginning of a simple formation, then being able to reach the heyday of the stage to various places known to many people, and starting to dim due to the many foreign cultures that enter and influence the community. However, in fact, the Eko Budoyo community still exists today, with good conditions, a good regeneration system, and goodmanagement being one of the main factors.

Kata Kunci : Kebudayaan, kesenian rakyat, jathilan, seni tari, tari tradisional./Culture, folk art, jathilan, dance, traditional dance.

  1. S1-2022-369802-abstract.pdf  
  2. S1-2022-369802-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-369802-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-369802-title.pdf