Laporkan Masalah

Pendangkalan Makna Hijrah di Era Media Sosial (Analisis Wacana Kritis Kata Hijrah di Akun Instagram Komunitas #YukNgaji Regional Jogja pada Tahun 2019)

FUANDANI ISTIATI, Dr. Phil. Ana Nadhya Abrar, M.E.S.

2020 | Tesis | MAGISTER ILMU KOMUNIKASI

Intisari Penelitian ini berangkat dari fenomena hijrah yang saat ini hangat diperbincangkan dan diwacanakan di era media sosial. Media sosial memiliki karakteristik jaringan yang pada akhirnya menjadi senjata baru dalam melanggengkan wacana hijrah. Bermula dari fenomena artis-artis hijrah yang bermunculan di jagat dunia maya, khususnya Instagram. Hijrah menjadi sebuah gerakan keagamaan yang sangat masif namun simbolis yang hangat mewarnai ranah media sosial Instagram. Dipilihnya Komunitas YukNgaji Regional Jogja dikarenakan komunitas ini menjadi salah satu komunitas yang memanfaatkan media sosial khususnya instagram dalam mengkampanyekan gerakan ini. Tujuannya adalah untuk mengetahui apa makna hijrah di akun instagram komunitas YukNgaji Regional Jogja dan makna kata hijrah di era media sosial, khususnya di Instagram. Analisis wacana kritis Nourman Fairclough diterapkan dengan menekankan analisis pada teks, praktik kewacanaan, dan praktik social budaya pada akun menggali bagaimana komunitas YukNgaji regional Jogja memaknai kata hijrah di akun instagramnya. Dengan menggunakan teori mediatisasi agama dan komodifikasi peneliti ingin menguak makna dibalik wacana kata hijrah yang kerap digunakan oleh komunitas YukNgaji regional Jogja di akun intagramnya. Temuan awal penelitian ini menunjukkan bahwa anggota komunitas YukNgaji Regional Jogja kebanyakan dari kalangan mahasiswa dan pendatang, secara garis besar adalah kaum muda milenial. Dimana kalangan ini memang lebih mengenal media sosial, lebih kritis, lebih dapat membedakan mana yang baik dan buruk. Milenial memiliki berbagai alasan dan cara dalam melakukan hijrah islami. Hasil yang peneliti temukan dalam penelitan ini adalah kata hijrah digunakan komunitas YukNgaji regional Jogja pada akun instagramnya mengandung makna sebagai perjalanan spiritual individu yang membawa kepada arah yang lebih baik namun makna ini sarat akan komoditas. Kata hirah digunakan untuk mengubah stigma di masyarakat tentang mengaji dan belajar Islam di kalangan anak muda. Kata hijrah juga sering digambarkan sebagai suatu proses kegiatan yang menyenangkan ala anak muda yang sarat akan esensi keagamaan. Dimana wacana-wacana yang dikembangkan melalui kata hijrah yang ditampilkan pada konten-konten unggahan di akun instagramkomunitas YukNgaji regional Jogja mengandung pesan persuasif. Dimana islam sebagai sebuah ideologi dipergunakan melalui pesan yang mengandungkomoditasyang dapat menarik anak muda Kata Kunci: Media Sosial, Instagram, Wacana Hijrah, Analisis Wacana Kritis, Kaum Muda Milenial

Abstract This research begins with the hijrah phenomenon which is currently hotly discussed in the era of social media. Social media has a network characteristic which in turn becomes a new weapon in perpetuating the discourse of hijrah. Starting from the phenomenon of migratory artists who have sprung up in cyberspace, especially Instagram. Hijrah became a very massive but symbolic religious movement that warmly colored the realm of Instagram. The YukNgaji Regional Jogja Community was chosen because this community is one of the communities that utilize social media, especially Instagram, to campaign for this movement. The aim is to find out what the meaning of hijrah is on the Instagram account of the Jogja Regional YukNgaji community and the meaning of the word hijrah in the era of social media, especially on Instagram. Nourman Fairclough's critical discourse analysis is applied by emphasizing analysis of texts, discourse practices, and socio-cultural practices on an account of exploring how the Jogja regional YukNgaji community interprets the word hijrah in its Instagram account. By using the theory mediatization of religion and commodification, the researcher wants to reveal the meaning behind the discourse of the hijrah word which is often used by the YukNgaji Regional Jogja Community in its instagram account. The initial findings of this study indicate that the YukNgaji Regional Jogja community members are mostly from students and migrants, in general, they are millennial young people. Where these circles are more familiar with social media, more critical, more able to distinguish between good and bad. Millennial has various reasons and ways to do Islamic hijrah. The results found in this research is that the word hijrah is used by the YukNgaji Jogja regional community on its Instagram account containing meaning as an individual's spiritual journey that leads to a better direction but this meaning is loaded with commodities. The word hijrah is used to change the stigma in society about studying and learning Islam among young people. The word hijrah is also often described as a fun activity process in the style of young people who are full of religious essence. Where discourses developed through the word hijrah are displayed in uploaded content on the Instagram account of the YukNgaji Regional Jogja Community containing persuasive messages. Where Islam as an ideology is used through messages containing commodities that can attract young people Keynote: Social Media, Instagram, Hijrah Discourse, Critical Discourse Analysis, Millennial Youth.

Kata Kunci : Media Sosial, Instagram, Wacana Hijrah, Analisis Wacana Kritis, Kaum Muda Milenial

  1. S2-2020-434273-abstract.pdf  
  2. S2-2020-434273-bibliography.pdf  
  3. S2-2020-434273-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2020-434273-title.pdf