Laporkan Masalah

PERSEPSI PEMUDA DAN IMPLIKASI TERHADAP USAHA BATIK: Studi Kasus Tiga Pemuda di Wilayah Dusun Giriloyo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta

VANO APRILIO, Dr. Setiadi, M.Si.

2020 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

Dusun Giriloyo merupakan salah satu wilayah di Yogyakarta yang terkenal akan hasil batik tulisnya. Penetapan batik sebagai salah warisan kebudayaan dunia yang berasal dari Indonesia oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009 membuat masyarakat semakin sadar akan eksistensi batik. Meningkatnya kesadaran publik atas batik tentu membuat industri batik kian menjadi sesuatu yang menarik, baik dari segi tradisi maupun ekonomi. Meskipun demikian, ternyata hal tersebut tidak diikuti dengan tingginya minat para pemuda di sana untuk terjun ke dalam industri batik. Pembatik di wilayah Giriloyo saat ini didominasi oleh orang-orang dengan usia dewasa hingga tua. Ikatan Muda-Mudi Giriloyo (IMAGI) sebagai sebuah organisasi yang merepresentasikan para pemuda di sana hanya berkontribusi kecil pada bagian pemasaran. Pemuda yang berperan penting dalam sebuah proses regenerasi justru tidak terlibat sebagai pembatik yang menjadi inti dari keberlangsungan industri batik di sana. Penelitian ini mencoba untuk mencari tahu penyebab serta dampak yang ditimbulkan dari persepsi dan juga tindakan para pemuda tersebut dengan metode etnografi. Hasilnya adalah persepsi pemuda yang terkait atas ekonomi, kehidupan kota, serta batik itu sendiri membuat sebagian besar dari mereka tidak tertarik untuk berprofesi sebagai pembatik. Sedikitnya jumlah pemuda yang berprofesi sebagai pembatik membuat para pemilik kelompok batik di wilayah Dusun Giriloyo mulai berinisiatif untuk mengambil beberapa tenaga pembatik dari luar dusun mereka.

Giriloyo is one of the areas in Yogyakarta that being famous for their batik products. Determination of batik as one of the world cultural heritage originating from Indonesia by UNESCO on October 2, 2009 made people become more aware of batik. The increased of public awareness towards batik certainly makes the batik industry become something more interesting, both in terms of tradition and economical. However, it was not followed by the high interest of young people in there. Batik makers in Giriloyo are currently dominated by the adults. Ikatan Muda-Mudi Giriloyo (IMAGI) as an organization that represents the young people in there only makes a small contribution on the marketing department. Youth who play an important role in a regeneration process are not actually involved as batik makers, which is the core of the batik industry in there. This research tries to find out the causes and impacts of these youth perception and actions using ethnographic methods. The youth’s perception towards the economy, city life, and batik itself turns out to be the reasons that making most of them are not interested to working as batik makers. The absence of young people who work as batik makers makes the owner of batik group in the Giriloyo start taking the initiative to take some batik workers from outside their area.

Kata Kunci : pemuda, batik, persepsi, regenerasi, Giriloyo, youth, perception, regeneration

  1. S1-2020-350195-abstract.pdf  
  2. S1-2020-350195-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-350195-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-350195-title.pdf