RENCANA BISNIS PENJUALAN SAYUR-MAYUR SECARA DARING DI DKI JAKARTA DAN KOTAMADYA DEPOK

MULYADI, Bayu Sutikno S.E., M.S.M., Ph.D.

2020 | Tesis | MAGISTER MANAJEMEN (KAMPUS JAKARTA)

RENCANA BISNIS PENJUALAN SAYUR-MAYUR SECARA DARING DI DKI JAKARTA DAN KOTAMADYA DEPOK MULYADI 16/407239/PEK/22474 Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Kotamadya Depok adalah daerah yang memiliki pertumbuhan penduduk yang padat. Kedua kota tersebut sering disebut sebagai kota metropolitan dan tergabung dalam Jabodetabek. Sebagai kota metropolitan DKI Jakarta dan Kotamadya Depok tercatat sebagai kota dengan konsumsi sayur-mayur dan buah sangat rendah yaitu sekitar 155 - 160gram per kapita per hari sangat jauh dengan anjuran Badan Kesehatan Dunia yang sebesar 400gram per kapita per hari. Pemerintah telah mengupayakan agar penduduk Indonesia terbebas dari gisi buruk dengan menerbitkan peraturan pemerintah supaya dilaksanakan oleh seluruh propinsi di Indonesia. Selain itu DKI Jakarta dan Kotamadya Depok adalah tempat berkumpulnya perusahaan besar mendirikan kantor pusat sehingga banyak penduduk Jabodetabek bekerja dan terlibat di dalamnya sehingga sosial ekonomi mereka meningkat menjadi kelas ekonomi menengah atas. Kemajuan teknologi juga menjadi prioritas utama perusahaan di Jabodetabek imbasnya pengguna teknologi informasi seperti internet menjadi meningkat dari tahun ke tahun. Terkahir tahun 2017 pengguna internet di Indonesia tercatat sebesar 147 juta pengguna. Dengan jumlah penduduk yang padat, jumlah internet yang terus meningkat dan anjuran pemerintah untuk meningkatkan konsumsi sayur-mayur terbuka kesempatan membangun sebuah usaha penjualan sayur-mayur secara daring. Dengan anjuran pemerintah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sebesar 5,2% serta berbagai informasi mengenai inflasi di Indonesia pendirian sebuah usaha dengan modal sebesar Rp307.375.000 mampu menghasilkan pengembalian investasi selama 2 tahun 1 bulan. Dari modal tersebut dihasilkan WACC sebesar 8,2% dan menghasilkan NPV untuk jangka waktu lima tahun sebesar Rp750.654.704, dan IRR sebesar 88%.

BUSINESS PLAN ONLY SALES OF VEGETABLES IN DKI JAKARTA AND THE CITY OF DEPOK MULYADI 16/407239/PEK/22474 The Special Capital Region of Jakarta and Depok Municipality are areas that have densely populated population. Both cities are often referred to as metropolitan cities and are incorporated in Jabodetabek. As a metropolitan city DKI Jakarta and Depok Municipality are recorded as cities with very low consumption of vegetables and fruits, which is around 155gram per capita per day, very far from the World Health Agency's recommendation of 400gram per capita per day. The government has strived to free the Indonesian population from bad news by issuing government regulations to be implemented by all provinces in Indonesia. In addition, DKI Jakarta and Depok Municipality are the gathering places for large companies to set up a central office so that many the gathering places for large companies to set up a central office so that many Jabodetabek residents work and be involved in it so that their socio-economy increases to the upper middle class. Technological progress is also a top priority for companies in Jabodetabek. The impact of information technology users such as the internet has increased from year to year. As of the end of 2017 internet users in Indonesia totaled 147 million users. With a dense population, the internet is steadily increasing and the government's recommendation to increase vegetable consumption opens the opportunity to build an online vegetable selling business. With the government's recommendation of Indonesia's economic growth of 5.2% and various information on inflation in Indonesia the establishment of a business with a capital of Rp307,375,000 was able to produce a return of investment for 2 years1 month. From this capital WACC was generated at 8.2% and generated a NPV for a five-year period of Rp750,654,704, and an IRR of 88%.

Kata Kunci : Penjualan Sayur-mayur Segar Secara Daring, DKI Jakarta dan Kotamadya Depok