Repertoire dalam Ikan-ikan Hiu, Ido, Homa Karya Y.B. Mangunwijaya: Kajian Respons Estetik Wolfgang Iser

ROYANI, Dr. Fadlil Munawwar Manshur, M.S.

2019 | Tesis | MAGISTER SASTRA

Penelitian ini membahas repertoire dalam novel Ikan-Ikan Hiu, Ido, Homa karya Y.B. Mangunwijaya. Norma-norma sejarah, sosial, dan budaya telah mengilhami dan menjadi unsur penting dalam keseluruhan cerita yang dihadirkan pengarang dalam karyanya. Keseluruhan norma merupakan latar belakang (background) yang melandasi karya sastra, yang kemudian dimodifikasi sedemikian rupa sehingga membentuk latar depan (foreground) atau hal-hal yang hendak disampaikan pengarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan perwujudan repertoire yang meliputi norma-norma sejarah, sosial, dan budaya, serta mengungkapkan wujud latar depannya. Selain itu juga untuk memberikan pemahaman kepada pembaca dalam memahami teks Ikan-Ikan Hiu, Ido, Homa yang memanfaatkan realitas sejarah, sosial, dan budaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pembacaan. Pembacaan terhadap karya sastra dilakukan untuk menemukan strategi yang mengatur background dan foreground sehingga terbentuk konkretisasi atau realisasi makna teks. Melalui pembacaan, repertoire teks Ikan-ikan Hiu, Ido, Homa akan dapat terungkap. Repertoire digunakan peneliti untuk mencari kaitan antara realitas dan fiksi, atau realitas yang terepresentasi dalam fiksi Ikan-ikan Hiu, Ido, Homa. Realitas tersebut berupa seperangkat norma sejarah, norma sosial, norma budaya atau keseluruhan kultur yang dimunculkan dalam teks. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengarang memanfaatkan norma-norma sejarah, sosial, dan budaya Maluku Utara pada kurun waktu 1594-1621 sebagai repertoire. Norma sejarah yang tampak adalah sejarah Kerajaan Ternate dan hubungannya dengan kerajaan-kerajaan lain, masuknya bangsa-bangsa asing untuk melakukan hubungan kemitraan, dan peristiwa pembantaian penduduk Banda. Wujud norma sosialnya berupa pengelompokan anggota masyarakat golongan atas dan golongan bawah beserta konflik antarkerajaan yang meliputinya. Adapun wujud norma budaya yang terepresentasikan adalah tradisi menangkap ikan, bertukang, menenun, pengobatan, pesta dopa-dopa, perkawinan, dan kematian yang dijalankan oleh Suku Tobelo. Norma-norma yang diangkat oleh pengarang dan ditransplantasikan dalam karyanya telah memunculkan makna baru. Norma-norma tersebut berfungsi untuk menyampaikan kritikan, harapan, dan juga pandangan pengarang terhadap penguasa yang seringkali bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat.

This study discusses repertoire in the Ikan-ikan Hiu, Ido, Homa novel by Y.B. Mangunwijaya. Historical, social, and cultural norms have inspired and become important elements in the overall story presented by the authors in the novel. The whole norm is the background that underlies the literary work, which is then modified in such a way as to form the foreground or things to be conveyed by the author. This study aims to reveal the embodiment of the repertoire which includes historical, social, and cultural norms, and expresses the form of the foreground. In addition, it also provides an understanding to the reader in understanding the text of Ikan-ikan Hiu, Ido, Homa, which utilizes historical, social, and cultural realities. The method used in this study is the reading method. Reading of literature is done to find strategies that govern the background and foreground so that concretization or realization of the meaning of the text is formed. Through reading, repertoire of Ikan-ikan Hiu, Ido, Homa will be revealed. Repertoire is used by researchers to find the connection between reality and fiction, or the reality represented in Ikan-ikan Hiu, Ido, Homa fiction. The reality is in the form of a set of historical, social, cultural or overall norms that appear in the text. The results of this study indicate that the author utilizes the historical, social, and cultural norms of North Maluku in the period 1594-1621 as a repertoire. The historical norm that appears is the history of Ternate Kingdom and its relationship with other kingdoms, the entry of foreign nations to make partnership, and the massacre of the Banda population. The form of social norms is in the form of grouping members of the upper class society and the lower classes along with inter-kingdom conflicts that cover them. The form of cultural norms represented is the tradition of fishing, carpentry, weaving, medicine, dopa-dopa party, marriage, and death carried out by the Tobelo Tribe. The norms raised by the author and transplanted in his work have given rise to new meanings. These norms serve to convey criticism, expectations, and also the views of the author towards the authorities who often act arbitrarily against the people.

Kata Kunci : Repertoire, Background, Foreground