Laporkan Masalah

Analisis Paratekstual Gerard Genette Terhadap Hikayat Purasara Karya Muhammad Bakir

YUNI KARTIKA SARI, Rakhmat Soleh, S.S., M.Hum.

2019 | Skripsi | S1 BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Hikayat Purasara merupakan karya sastra Melayu klasik yang menceritakan kisah pewayangan yang ditulis oleh Muhammad Bakir. Hikayat ini merupakan cerita carangan yang hanya menceritakan lahirnya Sangkara hingga lahirnya Abiyasa. Selain itu, dalam Hikayat Purasara terdapat perbedaan pada nama tokoh, latar, dan alur. Hikayat Purasara yang ditulis oleh Muhammad Bakir sebagai pengarang dari Betawi ini, terdapat beberapa penggalan kata yang menggunakan kosakata dari bahasa Melayu Betawi/Jakarta yang diidentifikasi sebagai kata sukar karena kata-kata tersebut tidak produktif digunakan. Objek material dalam penelitian ini adalah elemen-elemen parateks pada naskah Hikayat Purasara berkode Ml.178. Adapun, elemen-elemen parateks dalam naskah yang dibahas dalam penelitian ini adalah format penulisan, sampul naskah, dedikasi, tanda-tanda dan catatan-catatan (notes), nama pengarang, dan ilustrasi. Selain membahas keenam elemen tersebut, dalam penelitian ini juga membahas rubrikasi pada teks. Penelitian ini menggunakan dua teori, yaitu teori kodikologi dan teori paratekstual. Teori kodikologi digunakan untuk menunjang analisis rubrikasi dan ilustrasi. Sementara itu, untuk mencapai tujuan penelitian, digunakan juga teori paratekstual, yaitu untuk meneliti elemen-elemen parateks yang terdapat dalam Hikayat Purasara. Dalam teks Hikayat Purasara, terdapat sembilan belas rubrikasi berupa kosakata yang ditulis menggunakan tinta hitam yang ditebalkan. Dalam teks ini juga terdapat notes dari pihak penulis teks dan pihak luar penulis teks. Notes dari pihak penulis teks digunakan sebagai pemberian identitas, sedangkan pihak luar penulis teks berupa kata yang diberi tanda garis bawah menggunakan tinta merah, biru, dan kombinasi merah dan biru sebagai penanda nama tokoh, latar, dan penggunaan bahasa. Nama pengarang diketahui berdasarkan ciri khas tanda tangan Muhammad Bakir yang juga terdapat di dalam naskah hikayat yang dikarangnya. Dedikasi sebagai sebuah praktik kerja diberikan berupa cap dan penomoran naskah. Di samping itu, enam belas ilustrasi yang terdapat di dalamnya berfungsi sebagai penggambaran jalannya cerita mulai dari pengenalan tokoh hingga akhir cerita. Selain itu, ilustrasi juga digunakan sebagai cara untuk mengetahui karakteristik dari masing-masing tokoh yang digambar.

Hikayat Purasara is a classic Malay literary work that tells a puppet story written by Muhammad Bakir. This saga is a carangan story that only tells the birth of Sangkara until the birth of Abiyasa. Moreover, in the Hikayat Purasara there are differences in the names of characters, settings, and plot. Hikayat Purasara written by Muhammad Bakir as the author of Betawi, there are fragments of the words using vocabulary from the Malay Betawi/Jakarta language which is identified as a difficult word because of the words are not productive used. The material objects in this study are paratext elements in the text of Hikayat Purasara coded is Ml.178. In addition, the paratext elements in the text discussed in this study are formats, cover, dedication, the names of the author, notes, and illustration. In addition discussing these six elements, in this research also discussed the rubrication in the text. The research achieved using two theories are codicology theory and paratextual theory. Codicology theory is used to support analysis of rubrication and illustrations. Meanwhile, to achieve the objectives of the research, paratextual theory is used to examine the paratext elements contained within Hikayat Purasara. In the text of Hikayat Purasara, there are nineteen rubrication in the form of vocabulary written using thickened black ink. In this text there are also notes from senders and addressees. Notes from senders used to giving identity, while notes from addressees in the form of words that are underlined using red ink, blue ink, and combination of red ink and blue ink by way of name, setting, and language usage marker. The name of author is known based on the characteristic signatures of Muhammad Bakir which is also contained in the text of the saga his wrote. Dedications as a work practice is given in the form of stamp and script numbering. In addition, sixteen illustrations contained therein serve as depicting the course of the story from the introduction of characters to the end of the story. In addition, illustrations are also used as way to find out the characteristic of each character is drawn.

Kata Kunci : Hikayat Purasara, paratekstual, format penulisan, sampul naskah, dedikasi, tanda-tanda dan catatan-catatan (notes), nama pengarang, ilustrasi, rubrikasi

  1. S1-2019-384005-abstract.pdf  
  2. S1-2019-384005-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-384005-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-384005-title.pdf