Laporkan Masalah

Hasrat Pengarang dalam Teks Monolog Prita Istri kita Karya Arifin C. Noer Psikoanalisis Lacanian

MUHAMMAD LUTFI DWI K, Dr. Aprinus Salam, M.Hum.

2019 | Skripsi | S1 BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Terminologi hasrat yang diungkapkan Lacan berangkat dari terminologi begierde dari Hegel yang dalam bahasa Indonesia berarti hasrat. Bahasa, secara disadari atau tidak, selalu menyimpan hasrat dari subjeknya. Hasrat yang dimaksud adalah hasrat secara tidak sadar, karena ketidaksadaran terstruktur seperti bahasa. Bahasa sebagai medium utama dari karya sastra secara tidak langsung mengartikulasikan hasrat pengarangnya. Di dalam penelitian ini, teori hasrat dari psikoanalisis Lacanian akan digunakan untuk menganalisis subjek dari Arifin C. Noer dalam teks Prita Istri Kita. Kehadiran teks tersebut merupakan hasil dari manifestasi hasrat Arifin C. Noer. Arifin C. Noer sebagai subjek menurut konsep Lacanian terbagi menjadi tiga tatanan, yakni Yang Riil, Yang Imanjiner dan Yang Simbolik. Interseksi dari ketiganya yang disebut simtom, yakni muara dari hasrat itu lahir dan dimanifestasikan. Manifestasi tersebut dilakukan agar subjek menjadi ada, karena subjek tidak berarti apa-apa sebelum melewati rantai penandaan (sebelum berbahasa). Rantai penandaan tersebut diartikulasikan secara metonimik atau metaforik. Proses pengartikulasian tersebut yang memberikan posisi pada subjek di tatanan simbolik. Wacana dalam teks yang dilakukan Arifin merupakan praktik yang secara tidak sadar atau tidak terpikirkan menunjukkan kekurangannya, sekaligus menggambarkan citra idealnya. Citra ideal tersebut kemudian dikukuhkan menjadi ego ideal dari subjek. Ego ideal tersebut mengantarkan Arifin pada objek yang dihasrati, dan dengannya, subjek melakukan penegasan-penegasan untuk memperlihatkan yang sebenarnya, untuk menyembunyikan apa yang senyatanya. Penegasan-penegasan dari subjek itu dilakukan melalui repetisi-repetisi dialog Prita dalam teks, yang kemudian mengantarkan Arifin pada kebuntuan hasratnya. Dari sanalah, subjek yang gegar sampai pada tujuannya, yakni dorongan kematian.

The terminology for desire proposed by Lacan from the terminology of begierde from, which in Indonesia means hasrat. Language always keeps the desire from its subject. Desire itself means unconsciously desire, because unconscious is structured in the most radical way like language. Language as the primary medium of literary work which unconsciously articulate the author's desire. This research applies the theory of desire from Lacanian psychoanalysis approach to recognize Arifin C. Noer's monologue text entitled Prita Istri Kita. It is presented Arifin C. Noer's desire manifestation. He becomes the subject of Lacanian concept which is divided into three orders: the Real, the Imaginary, and the Symbolic. Those intersection are called as the symptom, where the desire comes and manifested. The subject can exist due to the manifestation, because it becomes meaningless before it passes the signifying chain. Signifying chain can be articulated in the form of metonymy and metaphor. This process can provide the subject with a position on the symbolic order. The discourse on Arifin's monologue text is the unconscious and unthoughtful practical form which reflect the subject's lackness, moreover it also portrays his ideal image. Prior, this ideal image is established into the subject's ego ideal. This ego ideal has brought Arifin to the object a, and with this ego, the subject can affirm to show and hide its reality. The affirmation of its subject is done by the repetitions from Prita's dialogues from the text, which prior delivered Arifin into his desire deadlock. From this deadlock, the barred subject comes to his aim for the death drive.

Kata Kunci : desire, Lacan, literature, monologue text, psychoanalysis

  1. S1-2019-369809-abstract.pdf  
  2. S1-2019-369809-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-369809-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-369809-title.pdf