Laporkan Masalah

RILISAN FISIK MUSIK INDIE SEBAGAI IDENTITAS SOSIAL PELANGGAN TOKO MUSIK LUWES

GUARDINA ARDI, Dr. M. Supraja, M.Si.

2018 | Tesis | MAGISTER SOSIOLOGI

Perkembangan industri musik di Indonesia terus berkembang dari generasi diturunkan ke generasi berikutnya. Maraknya pembajakan hasil karya dan kehadiran layanan musik digital berdampak penurunan signifikan pada penjualan rilisan fisik seperti piringan hitam, kaset pita, dan CD. Akibatnya toko musik yang berjaya di era rilisan fisik memilih untuk menutup usahanya. Namun terdapat fenomena menarik dalam perkembangan musik indie. Rilisan fisik masih diakui keberadaannya, bahkan menyebabkan kecanduan bagi penggemarnya. Toko Musik Luwes sebagai salah satu toko musik yang memenuhi kebutuhan tersebut. Kemudian dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pemaknaan rilisan fisik musik indie bagi pelanggan Toko Musik Luwes? Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif analisis deskriptif. Tujuan peneliti guna memahami rilisan fisik musik indie sebagai identitas sosial pelanggan Toko Musik Luwes. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi mengamati perilaku memilih, minat, dan antusias pelanggan untuk bertanya seputar rilisan fisik. Wawancara mendalam dilakukan dengan pemilik Toko Musik Luwes dan lima orang pelanggan Toko Musik Luwes yang dipilih menggunakan teknik purposive. Dokumentasi meliputi pengecekan katalog ketersedian rilisan fisik musik indie dan mengamati nota penjualan rilisan fisik di Toko Musik Luwes. Berawal dari obyektivasi rilisan fisik di kalangan pelanggan Toko Musik Luwes. Musisi atau kelompok musik indie dapat melakukan promosi untuk membeli rilisan fisik hasil karyanya. Sosialisasi lebih mendalam lagi terkait dengan norma sosial atas tindakan pembajakan yang secara hukum diatur dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang hak cipta. Proses selanjutnya yaitu proses internalisasi pelanggan Toko Musik Luwes dalam memaknai rilisan fisik. Proses ini kemudian melahirkan realitas subyektif mengenai bentuk kesadaran untuk membeli atau mengoleksi rilisan fisik musik indie. Pemaknaan rilisan fisik musik indie sebagai identitas bentuk dukungan dalam apresiasi musik indie dan pemaknaan rilisan fisik musik indie sebagai identitas untuk berburu status trendi atau keren. Proses dialektis dari obyektivasi dan internalisasi yang berlangsung secara terus-menerus untuk membeli dan mengoleksi rilisan fisik musik indie. Aktivitas tersebut menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari sebagai cara mereka memberikan apresiasi atas hasil karya musik indie. Serta mematuhi norma yang berlaku untuk tidak melakukan pembajakan hasil karya musik indie. Istilah racun populer digunakan untuk menyebut rilisan fisik bagi kalangan pelanggan Toko Musik Luwes.

The development of music industry in Indonesia are continously grow from the passed generation to the next generation. Indie music products piracy such as records and the presence of digital music have significant reduction for the sale of records such as LPs, cassettes and CDs. Today, music stores when triumphed in the era of records they are chose close their businesses. But there is an interesting phenomenon of indie music development. Records still recognized by some people, even it is causing addiction for the records fans. Toko Musik Luwes as one of the music stores that meets these necessary. Then formulated the problem of this study, how the meaning of indie music records by Toko Musik Luwes customers? This study used descriptive analysis of qualitative research method. The aim of this study to understand about indie music records as a social identity for Toko Musik Luwes customers. Data collection techniques in this study through observation that observing by choosing the behavior, interests, and the enthusiasm of Toko Musik Luwes customers to ask about records. In-depth interviews were conducted with Toko Musik Luwes owners and five of Toko Musik Luwes customers who were selected by purposive techniques. Documentation includes checking the catalogs for the availability of indie music records and observing records sales notes of Toko Musik Luwes. As a starting point, the social construction of identity process by the objectivation process about records among Toko Musik Luwes customers. Self promotions by indie music musicians to buy original records. The socialization more deeply related about social norms for acts of piracy which are legally regulated in the UU RI No. 19 tahun 2002 which is concerning about copyright. The next process is about internalization process, focus of this topic are how Toko Musik Luwes customers in interpretating about indie music records. This process then gives rise to subjective reality about the form of awareness to buy or collect indie music records. The first meaning about indie music records as an identity of Toko Musik Luwes customers in the form appreciation of indie music. The other meaning are indie music records as an identity for trendy or cool status. The dialectical process of objectivation and internalization takes place continuously to buy and collect indie music record. These activities become a habit in the everyday life as the way how to appreciate indie music musicians. And obey about the piracy regulation in indie music records. The term poison are popularly used by Toko Musik Luwes customers, poison refer to records itself.

Kata Kunci : Rilisan Fisik, Musik Indie, Toko Musik, Identitas Sosial

  1. S2-2018-372020-abstract.pdf  
  2. S2-2018-372020-bibliography.pdf  
  3. S2-2018-372020-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2018-372020-title.pdf