Laporkan Masalah

Perancangan Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir Dengan Pendekatan Transcendental Architecture

PUTRI ASDHANTI, DR.Ir. Budi Prayitno, M.Eng

2018 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

TPU Tanah Kusir merupakan salah satu Tempat Pemakaman Umum yang terbesar di Jakarta Selatan. Berlokasi di daerah Ibukota yang merupakan Kota Metropolitan dengan lebih dari 9.6 juta jiwa penduduk,tentunya TPU Tanah Kusir setiap harinya harus mampu memberi pelayanan pemakaman yang memadai bagi masyarakat. Namun, pada saat ini kondisi TPU Tanah Kusir sebagai fasilitas pemakaman dirasa kurang dapat mewadahi kebutuhan masyarakat secara layak. TPU dianggap sebagai sebuah ruang yang tidak perlu diberi perhatian dalam bidang Arsitektur maupun bidang lainnya. Sebagai contoh, banyaknya kasus pungli yang dilakukan oknum petugas gali kubur, atau adanya makam fiksi, maupun kondisi lahan yang sering tergenang banjir di kala musim hujan. Diperlukannya sarana yang dapat memfasilitasi masyarakat daerah urban yaitu sarana perenungan spiritual dan emosional sebagai salah satu kebutuhan yang penting bagi manusia namun cukup diabaikan. Disamping berperan sebagai tempat penyemayaman jenazah, bukankah TPU menjadi ruang yang tepat untuk mengingatkan mereka yang masih hidup akan kematian? Ruang-ruang pada bangunan di TPU dirancang agar dapat menstimulasi psikologis manusia menuju proses transendenitas lewat pengalaman ruang maupun perjalanan taktilitas. Di antara kehirukpikukan arsitektur di era modern yang kebanyakan mengacu pada estetika hedonism dan subjektivisme belaka, pendekatan Transcendental Architecture diharap dapat menjadi suatu pendekatan yang dapat menyelesaikan problematika ini dan dapat dikembangkan dengan beberapa penerapan agar mencapai kualifikasi sebagai TPU yang tidak hanya mewadahi proses pemakaman namun juga sebagai sarana perenungan atau kontemplasi masyarakat tentang makna kehidupan dan kematian.

Tanah Kusir Public Cemetery is one of the biggest public cemeteries in South Jakarta. Located in a metropolitan capital with more than 9.6 million inhabitants, it is expected to give optimum funeral services for the ever-needing population. However, the present condition of the cemetery and the funeral service it carries is still way below expectation. Public cemeteries are still seen merely as spaces for burial, with no need of architectural and/or other planning considerations. Problems may arise as the result of this condition, for example: illegal charges drawn by undertaker staffs, fictional graves, or flooded land during heavy rain season. Besides the evident need to overcome these problems, the context of public cemetery can be developed further to the needs of urban population. Spiritual and emotional contemplation are important for human well-beings, and public cemetery, in regard to its literal function and physical proximity to the happenings of seath, has the potential to be a space of reminder about death. Space and rooms in the facility will be designed to stimulate human psychology to the state of transendence through means of spatial experience and tactile journey. Among the architecture frenzy of the postmodern era which mostly adheres to aesthetics of the hedonism and subjectivism, the proposed design approach of Transcendental Architecture for the public cemetery is aimed to offer a different alternative: a well-planned and maintained funeral service and facility with contemplative elements about the meaning of life and death.

Kata Kunci : Tempat Pemakaman Umum, Transendenitas, Pengalaman Ruang

  1. S1-2018-348835-abstract.pdf  
  2. S1-2018-348835-bibliography.pdf  
  3. S1-2018-348835-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2018-348835-title.pdf