RELASI IMANEN-TRANSENDEN MANUSIA JAWA DALAM PATHET DAN PADHANG-ULIHAN KARAWITAN
R SETYASTAMA, Dr. Lono Lastoro Simatupang, M. A.
2018 | Tesis | MAGISTER ANTROPOLOGIINTISARI Tesis ini bertujuan untuk mengungkap materialisasi relasi imanen-transenden manusia Jawa dalam musik karawitan, khususnya gending Ladrang Mugi Rahayu dan Gending Tunggul Kawung kethuk 2 kerep minggah Ladrang Pacul Gowang. Kedua gending tersebut akan penulis urai dengan menggunakan pendekatan pathet dan padhang-ulihan untuk kemudian melihat keterkaitannya dengan bagaimana manusia Jawa memandang dunianya dan berkomunikasi dengan dunia gaib. Pengumpulan data dilakukan dengan metode etnografi melalui teknik studi dokumen dan wawancara yang dilaksanakan dari Oktober 2017 - Juni 2018. Peneliti melakukan wawancara dengan akademisi dan seniman yang memiliki kompetensi dalam dunia karawitan dan memiliki pengetahuan mengenai falsafah hidup Jawa. Selain itu penelitian ini juga menggunakan koleksi pustaka sebagai acuan, termasuk naskah notasi koleksi pribadi informan, serta media digital online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manusia memerlukan simbol untuk berkomunikasi dengan dunia gaib. Manusia sebagai makhluk imanen memerlukan objek material sebagai jembatan penghubung antara dirinya dengan keberadaan Tuhan di alam transenden. Oleh manusia Jawa, simbol-simbol tersebut diwujudkan dengan nada-nada dalam notasi karawitan sebagai salah satu produk kebudayaannya. Analisis pathet dan model padhang-ulihan yang dilakukan kali ini menemukan bahwa manusia Jawa mengkonstruksi pandangannya atas alam semesta dan mengekspresikannya dalam konstruksi rasa pathet, yang secara sinergis terbangun bersama model padhang-ulihan. Pada akhirnya musik karawitan melalui pathet dan model padhang-ulihannya menyambungkan rasa dan keinginan berkomunikasi manusia dengan Tuhan. Kata kunci: imanen-transenden, karawitan, pathet, padhang-ulihan.
ABSTRACT This research aims to analyze how the imanent-transcendent relations between Javanese people and their God manifested in their performing art, especially in Ladrang Mugi Rahayu and Gending Tunggul Kawung kethuk 2 kerep minggah Ladrang Pacul Gowang. The two songs will be analyzed through pathet and padhang-ulihan structure, to see how Javaese people express their feeling and sharing their thoughts to the God. The data in this research project was collected through ethnographic method, which are literature studies and in-depth interviews from October 2017-June 2018. Researcher did in-depth interviews with academics and Javanese artists who have competence in both of karawitan and Javaneve ways of life. This research also using literatures which are collected with the help of the informants including their own collection and online digital media as the data sources. The result shows that human as immanent beings need symbols to somehow communicate with their deities in the transcendental dimension. Javanese people then materializes their ways of life and their views of the universe into melodies and song structures of karawitan, their performing art kind of music. Through the analisys of pathet and padhang-ulihan, it is found that Javanese people construct their view of the universe in how pathet being choosen and played with the synergy of padhang-ulihan model being made in a karawitan partiture. In the end, karawitan as material object bridges the human's feelings and their need to communicate with their Gods in transcendental dimension through the pathet and padhang-ulihan. Keywords: imanent-transcendent, karawitan, pathet, padhang-ulihan.
Kata Kunci : imanent-transcendent, karawitan, pathet, padhang-ulihan