Laporkan Masalah

KOMODIFIKASI SENI PERTUNJUKAN BARONG SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA: SEBUAH BENTUK NEGOSIASI ORANG BALI TERHADAP PARIWISATA

I GUSTI AGUNG P, Prof.Dr.Heddy Shri Ahimsa Putra,M.A.,M.Phil;Prof.Dr.Phil.Janianton Damanik,M.Si

2018 | Tesis | Magister Kajian Pariwisata

Salah satu unsur kebudayaan Bali yang digunakan sebagai atraksi wisata adalah seni pertunjukan. Seni pertunjukan yang semula sakral lambat laun berubah menjadi profan. Barong sebagai salah satu seni pertunjukan mengalami komodifikasi. Pertanyaan penelitian dibagi menjadi tiga yaitu; (1) Bagaimana bentuk komodifikasi seni pertunjukan barong sebagai atraksi wisata budaya dalam perspektif masyarakat Bali? (2) Mengapa proses komodifikasi seni pertunjukan barong itu terjadi?, dan (3) Apa makna dan fungsi seni pertunjukan barong yang disajikan untuk kepentingan pariwisata dalam perspektif masyarakat Bali?. Metode kualitatif dengan pendekatan etnografi digunakan dalam penelitian ini. Etnografi mengacu pada kekhasan penulisan dan pelaporan berdasarkan penelitian lapangan yang intensif. Data dikumpulkan melalui studi literatur, observasi dan wawancara mendalam dengan narasumber. Pergeseran barong dari sakral ke profan tidak hanya taken for granted, tetapi melalui proses negosiasi. Proses ini menghasilkan ruang yang berisi fleksibilitas bagi masyarakat Bali. Ada proses penambahan dan pengurangan dalam suatu karya seni, sehingga layak untuk disajikan ke panggung. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa (1) Bentuk komodifikasi barong ada empat yaitu komodifikasi waktu, panggung, sesaji, dan struktur pertunjukan. Hal itu dapat dilihat dari proses back stage-front stage, termasuk di dalamnya berkaitan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi. (2) Pariwisata sebagai faktor eksternal dan idealisme orang Bali sebagai faktor internal yang menyebabkan terjadinya komodifikasi seni pertunjukan barong, (3) Makna dan fungsi barong sakral tetap berlaku sampai saat ini. Makna dan fungsi barong profan merupakan perluasan dari makna dan fungsi barong sebelumnya. Hal ini tidak berarti menghilangkan makna dan fungsi religiusnya. Temuan baru dalam penelitian ini adalah adanya respon artistik masyarakat Bali.

One element of Balinese culture used as a tourist attraction is described as performance art. Performing arts that were originally sacred gradually changed to profane. Barong as one of the performing arts is commodified. It can be satated that the research question is divided into three, namely; (1) What is the form of commodification of barong performing arts as a cultural tourism attraction in the perspective of the Balinese people? (2) Why does the process of commodification of barong performing arts occur ?, and (3) What is the meaning and function of barong performing arts which are presented for the benefit of tourism in the perspective of the Balinese? Qualitative methods with an ethnographic approach are used in this study. Ethnography refers to the specificity of writing and reporting based on intensive field research. Data was collected through literature studies, observations and in-depth interviews with resource persons. The shift from a sacred to a profane barong is not only taken for granted, but through a negotiation process. This process produces a space that contains flexibility for Balinese people. There is a process of addition and subtraction in a work of art, so it is worthy to be presented to the stage. The results of this study indicate that (1) there are four forms of commodification of barong, namely commodification of time, stage, offerings, and performance structure. This can be seen from the back stage-front stage process, including in relation to production, distribution, and consumption. (2) Tourism as an external factor and Balinese idealism as an internal factor that led to the commodification of barong performing arts, (3) The meaning and function of the sacred barong remain in force today. The meaning and function of profane barong is an extension of the meaning and function of the previous barong. This does not mean removing its religious meaning and function. The new findings in this study are the artistic response of the Balinese people

Kata Kunci : Pariwisata budaya, atraksi, komodifikasi, barong kuntisraya, masyarakat Bali

  1. S2-2018-389657-abstract.pdf  
  2. S2-2018-389657-bibliography.pdf  
  3. S2-2018-389657-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2018-389657-title.pdf