Laporkan Masalah

Prospek Kampung Seni Nitiprayan Menjadi Kampung Kreatif

DENI ARI DARMAWAN, Prof. Ir. Bakti Setiawan, M.A., Ph.D

2016 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Dalam era globalisasi dan teknologi saat ini, kota kreatif merupakan salah satu model perencanaan kota yang paling banyak dikembangkan. Hal tersebut dikarenakan kreativitas mampu meningkatkan daya saing kota. Kampung sebagai bagian dari kota dapat menjadi pusat dalam meningkatkan kreativitas kota. Kampung Seni Nitiprayan,Yogyakarta merupakan salah satu kampung yang memiliki branding sebagai kampung seni. Penelitian ini bertujuan untuk menilai Kampung Seni Nitiprayan, Yogyakarta untuk menjadi kampung kreatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif dengan metode mix method (kombinasi) kualitatif-kuantitatif. Metode kualitatif dan kuantitatif digunakan dalam pengumpulan data (wawancara mendalam dan survei lapangan) dan analisis data. Dalam penentuan narasumber wawancara mendalam menggunakan purposive sampling yaitu tokoh masyarakat, instansi pemerintah, industri kreatif. komunitas kreatif, pihak swasta, pengelola ruang kreatif, dan pengunjung. Metode analisis data dilakukan dengan menilai masing-masing variabel dengan menggunakan klasifikasi prospektif tinggi, prospektif sedang, prospektif rendah, dan tidak prospektif. Analisis data dilakukan sejak bulan April hingga Agustus 2016. Penelitian ini menemukan Kampung �Seni� Nitripayan, Yogyakarta memiliki prospektif rendah untuk menjadi kampung kreatif dengan skor 49,34%. Sedangkan jika dilihat dari klasifikasi berdasarkan variabel maka diperoleh hasil yang bervariasi yaitu, variabel industri kreatif memiliki prospektif sedang, variabel pekerja reatif tidak prospektif, variabel komunitas kreatif memiliki prospektif tinggi, variabel ruang kreatif memiliki prospektif sedang, dan variabel kekhasan memiliki prospektif sedang. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan juga bahwa potensi terbesar dari Kampung �Seni� Nitiprayan ini terletak pada komunitas kreatif. Penelitian ini merekomendasikan tiga (3) hal, Pertama masyarakat lebih memiliki kesadaran melihat potensi kampungya, Kedua adanya penelitian lebih lanjut dengan tema perencanaan kampung kreatif, dan Ketiga pemerintah segera menjadikan kampung ini sebagai kampung kreatif dan memenuhi indikator yang belum terpenuhi.

In today's era of globalization and technology, the creative city is one of the city planning model that has been widely implemented. This is because creative city believed to be able to improve a competitiveness of the city. Kampong as a part of the city could be the center of creative city. Nitiprayan kampong is Yogyakarta one of the kampongs that has an art kampong as its branding. This research aims to assess the Nitiprayan Kampong from the perspective of creative idea. This study used a deductive approach with a mix method (combination method) of qualitative-quantitative. Qualitative and quantitative methods used in data collection (in-depth interviews and field surveys) and data analysis. In determining the resource of in-depth interviews, this research used a purposive sampling, in which they were community leaders, government agencies, creative industry, creative community, private sector, managers of creative space, and visitors. Methods of data analysis was done by assessing each variable using prospective classification of high, medium, low, and not prospective. Data analysis was carried out from April to August 2016. This study found that Nitiprayan kampong has relatively low prospective to be a creative kampong with a score of 49.34%. Meanwhile, if it is viewed from a classification based on variables, the obtained results were varied, namely, creative industry variable has medium prospective, creative employees variable has a not prospective, creative community variable has high prospective, creative space variable has medium prospective, and distinctiveness variable has medium prospective as well. With these results it is concluded that the greatest potential of Nitiprayan kampong of art lies in the creative community. The study recommends three things, the first people should have more awareness to see the potential of their kampong, second is for further research on the theme of creative kampong planning, and the third is for government to support this kampong a creative kampong by fulfilling unmet indicators.

Kata Kunci : Kampung, Nitiprayan, Kreatif, Kota, Yogyakarta/Kampong, Nitiprayan, Creative, City, Yogyakarta

  1. S1-2016-333597-abstract.pdf  
  2. S1-2016-333597-bibliography.pdf  
  3. S1-2016-333597-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2016-333597-title.pdf