Relasi Hipogramatik Also Sprach Zarathustra karya Friedrich Nietzsche dengan Religiusitas: Kajian Semiotik Riffaterre

MEILITA HARDIKA, Dr. Christian Budiman, M.Hum.

2016 | Tesis | S2 Ilmu Sastra

Tesis ini membahas tentang relasi hipogramatik Also Sprach Zarathustra karya Friedrich Nietzsche dengan religiusitas. Nietzsche dan ateisme adalah salah satu tema yang sering dilontarkan. Dari beberapa karyanya, ia sering mengggunakan frase "Gott ist tot" (Tuhan telah mati). Dalam buku ASZ yang menceritakan sabda-sabda Zarathustra yang ingin membawa kabar "Tuhan telah mati". Dengan mengatakan bahwa Tuhan telah mati, maka Nietzsche tidak bisa dikatakan menegasi keberadaan Tuhan, justru ia menegaskan keberadaan Tuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari unsur religiusitas dalam ASZ dengan relasi hipogramatik yang ada di dalam teks ASZ. Tesis ini menggunakan teori semiotika Riffaterre. Di dalam semiotiknya diperlukan dua tahap pembacaan yaitu heuristik dan hermeneutik (model, varian, matriks, dan hipogram). Hipogram diperoleh dari hipogram potensial (seme dan presuposisi, klise dan system deskriptif), dan hipogram aktual (kutipan). Metode yang digunakan yaitu kualitatif dengan pendekatan semiotik Riffaterre. Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut: matriks yang ada dalam ASZ adalah penciptaan Uebermensch (Manusia Unggul) dan "das Will zur Macht" (Kehendak untuk Berkuasa). Sedangkan religiusitas yang ada dalam ASZ dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu 1). dimensi ideologi (Religious Belief) yang berupa kepercayaan terhadap adanya hal yang dogmatik (roh, Tuhan,malaikat, surga, neraka) yang dimetaforkan sebagai roh yang selalu memberikan "heiligen Jasagen". Sikap Ya yang suci merupakan afirmasi hidup secara konkret terwujud dalam pengakuan akan segala macam dorongan (baik itu menakutkan maupun mempesonakan) yang oleh orang-orang dipersonifikasikan sebagai Tuhan 2). Dimensi Akibat (Religious Effect) yaitu dimensi yang mengukur sejauh mana prilaku seseorang dimotivasi sifat religiusnya. Nilai moral baru yang diciptakan Nietzsche adalah menolak system moral dengan aturan dan hukuman. Nilai baru yang diciptakan Nietzsche yaitu dengan kebebasan kehendak berkuasa, mengatur dirinya sendiri dan tidak menunjukkan sangsi sebagai alasannya, dia lebih menunjukkan pada proses kesadaran individu untuk menerima kebenaran moralitas tanpa syarat.

This thesis discusses about the hipogramatic relation on Friedrich Nietzche's Also Sprach Zarathustra with religiosity. Nietzsche and atheism is a theme that emerges in discussing Nietzsche and his works. From some of his works, he often used the phrase "Gott ist tot" which means "God is dead". His book ASZ tells about the Zarathustra's word, that are sending the message that "God is dead". By saying that God is dead, actually it can be said that Nietzsche didn't affirm about God's inexistence, he did affirm about the God's existence instead.The objectives of this thesis is to find religiosity dimension in ASZ with hipogramatic relation in the ASZ book. This thesis is done using semiotic theory from Riffaterre. In his semiotic theory, there are two stage of reading process; heuristic and hermeneutic (model, variant, matrix and hypogram). Hypogram is obtained from potential hypogram (seme and presupposition, cliche and descriptive system) and actual hypogram (citation). This thesis uses qualitative method with Riffaterre's semiotic approach. From the research that has been done, the results are as follows: the matrix in ASZ is creation of Uebermensch (Superman) dan "das Will zur Macht" (Will to Power). Whilst the religiosity in ASZ can be seen from two dimensions; 1) Ideology dimension (Religious Belief), in the form of the belief towards the existence of dogmatic things (spirit, God, saint, heaven, hell) which are metamorfored as spirit that always offers "heiligen Jasagen". Religious behaviour is a life affirmation that is concretely embodied in the confession of every kind of motives (frightening motives as well as fascinating motives) which is personified by people as God, 2). Consequence Dimension (Religious Effect), is the dimension that measures how far a person's behavior is motivated by his religiousness. The new moral value created by Nietzsche is to deny moral system and punishment. The new value created by Nietzsche is that by will to power, control himself and not showing up the sanctions for its reason, a person manifests on the process of individual awareness to accept the morality truth without any requirement.

Kata Kunci : relasi hipogramatik, Also Sprach Zarathustra, Nietzsche, religiusitas, semiotika Riffaterre