Laporkan Masalah

SERIAL NOVEL MAWARU-PENGUINDRUM: SEBUAH ANALISIS DIALOGIS MIKHAIL BAKHTIN

ERI PRAMESTININGTYAS, Robi Wibowo, S.S., M.A.

2016 | Skripsi | S1 SASTRA JEPANG

Objek utama dalam penelitian ini adalah tiga jilid serial novel Mawaru-Penguindrum karya kolaborasi antara sutradara anime Ikuhara Kunihiko dan novelis Takahashi Kei. Ketiga jilid novel diterbitkan dari tahun 2011 sampai 2012. Latar cerita Mawaru-Penguindrum mengkombinasikan parodi dari peristiwa bom gas sarin di subway Tokyo tahun 1995 dengan kehidupan modern tahun 2011. Tokoh utama dalam serial novel ini ada empat orang yaitu Takakura Shouma, Kanba, Himari, dan Oginome Ringo. Suatu hari, si kembar Shouma dan Kanba diperintahkan untuk mencari benda misterius bernama penguindrum oleh makhluk misterius berbentuk topi pinguin yang mereka beli di gedung akuarium demi menyelamatkan adik mereka, Himari. Topi pinguin itu lalu memerintahkan Shouma dan Kanba untuk membuntuti seorang gadis bernama Oginome Ringo yang kemungkinan memiliki penguindrum. Tanpa tahu apa-apa, mereka berusaha mencari keberadaan penguindrum pada gadis itu. Hal itu menyebabkan keempat tokoh utama mengalami kejadian-kejadian aneh yang berhubungan dengan peristiwa teror di kereta bawah tanah pada tahun 1995 yang dilakukan oleh kelompok teroris tempat orang tua Takakura bergabung, dan membawa perubahan pada kehidupan mereka berempat. Dalam serial novel Mawaru-Penguindrum banyak terlihat unsur-unsur karnivalisasi yang membuat novel tersebut dapat diasumsikan sebagai novel polifonik. Adanya karnivalisasi membentuk suatu kondisi bagi berbagai macam suara yang berbeda untuk dapat bertemu dan berdialog. Menurut Bakhtin, novel polifonik adalah novel di mana para tokoh di dalamnya diperlakukan seolah-olah seperti manusia yang sebenarnya, juga muncul berbagai kesadaran dan suara berbeda dari para tokoh itu. Bakhtin menyebut gagasan dan sudut pandang terhadap dunia dari para tokoh sebagai suara. Syarat yang paling penting bagi suatu novel polifonik adalah memiliki hubungan dialogis. Berdasarkan ditemukannya unsur-unsur karnival dalam Mawaru-Penguindrum, maka akan dilakukan penelitian pada hubungan dialogis dalam novel untuk membuktikan apakah Mawaru-Penguindrum adalah novel polifonik atau bukan. Sesuai dengan tujuan penelitian, perlu dilakukan analisa terhadap ciri-ciri kedialogisan serial novel Mawaru-Penguindrum menggunakan teori dialogis Mikhail Bakhtin. Teori dialogis melihat bagaimana usaha pengarang mengungkapkan gagasannya melalui dialogisasi suara-suara yang berbeda. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah mencari unsur-unsur karnival dan menjabarkan komposisi. Selanjutnya, menganalisis hubungan antar tokoh dan representasi gagasan. Terakhir, membuktikan adanya hubungan intertekstual dengan teks lain. Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah ditemukan karnivalisasi di dalam ketiga jilid novel yang tampak dari berbagai unsur-unsur karnival. Komposisi serial novel Mawaru-Penguindrum dibangun oleh sinkrisis dan anakrisis. Sinkrisis adalah penjajaran dua suara yang berbeda dan anakrisis berfungsi sebagai pendorong terjadinya perpindahan sinkrisis. Tidak hanya tokoh utama saja, namun tokoh pendukung juga berperan dalam membangun komposisi dan plot melalui dua unsur tersebut. Jika ditinjau dari dari hubungan antartokoh, di dalam novel Mawaru-Penguindrum terlihat tokoh utama dan tokoh pendukung saling berhubungan melalui kesadaran dan kejadian teror bom tahun 1995. Dari pembahasan representasi gagasan, tampak bahwa gagasan pengarang didialogisasikan melalui para tokoh. Terakhir, ditemukan hubungan intertekstual antara Mawaru-Penguindrum dan Ginga Tetsudou no Yoru karya Miyazawa Kenji. Berdasarkan hasil analisis di atas, serial novel Mawaru-Penguindrum dapat dikatakan sebagai novel polifonik yang bersifat dialogis.

The main object of this research is the Mawaru-Penguindrum novel trilogy, a collaborative work between Ikuhara Kuniko and Takahashi Kei, who are both well-known Japanese anime director and novelist, respectively. Published in the span of one year, from 2011 until 2012, Mawaru-Penguindrum combines the elements of 1995 Tokyo subway sarin attack and the modern civilization. The main characters in this series are Takakura Shouma, Kanba, Himari, and Oginome Ringo. One day, Shouma and Kanba, a pair of twins, is ordered to look for a mysterious object called penguindrum which is required to save their sister's life, by a strange lifeform who took an appearance of a penguin hat they previously bought in an Aquarium. The penguin hat further ordered them to follow Oginome Ringo, a girl who might possess the penguindrum. Without knowing anything, the twins followed Ringo. It caused all four main characters to entangle with strange life-changing events related to the 1995 subway terror attack done by a certain terror group in which Takakuras parents incidentally were a part with. Within Mawaru-Penguindrum novel series, there are a lot of carnivalization elements. Therefore, it can be assumed that this is a polyphonic novel. Carnivalization formed a condition for every different voices to meet and to have dialogues. According to Bakhtin, polyphonic novel is a novel in which all the characters are treated as real humans, there emerges a lot of distinctive consciousness and voices from them.The most important requirement for a polyphonic novel is to have a dialogical relations. Based on the findings of carnivalization elements in Mawaru-Penguindrum, a research will be done on its dialogical relations to prove whether Mawaru-Penguindrum is a polyphonic novel. In accordance to the aforementioned objective, there needs to be an analysis towards the dialogical characteristics of Mawaru-Penguindrum novel series using Mikhail Bakhtins dialogical theory. Dialogical theory explains about the writers efforts to express their ideas using different voices dialogicalization. The next research steps are to find carnivalization elements and elaborating the composition. Further, to analyze the intercharacters relation and the representation of ideas, and lastly, to prove the intertextual relations within the novel. The result produced from this research shows carnivalization within the novel is apparent from the elements of carnival that can be found throughout the trilogy. Mawaru-Penguindrum novel composition is constructed by two elements, syncrisis and anacrisis. Syncrisis is the comparison of two different voices and anacrisis is the impetus of syncrisiss movement. Not only the main characters, supporting characters also have roles in constructing the plot and composition through the two elements. From the intercharacters relation, it is apparent that main characters and supporting characters are corresponding to each other through consciousness and the 1995 bomb terror incident. From the representation of ideas analysis, it shows that the writers ideas is dialogicalized into the characters. Finally, an intertextual relations is found between Mawaru-Penguindrum and Ginga Tetsudou no Yoru by Miyazawa Kenji. Based on the analysis above, Mawaru-Penguindrum can be classified as polyphonic novel being inclined to be dialogical.

Kata Kunci : dialogis, polifonik, karnivalisasi, intertekstual

  1. S1-2016-282936-abstract.pdf  
  2. S1-2016-282936-bibliography.pdf  
  3. S1-2016-282936-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2016-282936-title.pdf