Analisis Jejaring Sosial untuk Deteksi Komunitas Daring (Studi Kasus : Greenpeace Indonesia)

IRMA YULIANA, Ir. Paulus Insap Santosa, M.Sc., Ph.D ; Noor Akhmad Setiawan, S.T., M.T., Ph.D.

2016 | Tesis | S2 Teknik Elektro

Aplikasi media sosial dengan dukungan Web 2.0 memberikan kesempatan dalam berbagi dengan berbagai macam konten informasi, membentuk data yang cukup besar, dengan format multimedia dan cenderung tidak tersturuktur. Hal ini juga berdampak signifikan pada penyebaran informasi di masyarakat dalam berbagai bidang, misalnya pemerintahan , layanan kesehatan , isu politik dan lingkungan hidup. Skala partisipasi dari masyarakat yang besar dalam menggunakan teknologi sebagai media berinteraksi membuka wacana baru bahwa selain data kompleks juga terdapat relasi yang membentuk komunitas, yang perlu diarahkan agar bermanfaat. Mencermati bagaimana interaksi dan relasi yang terjalin hingga berkembangnya jaringan merupakan hal yang menarik untuk diteliti. Greenpeace Indonesia merupakan organisasi non-profit yang sangat peduli terhadap pelestarian lingkungan alam. Data dari media sosial diambil pada Oktober 2015, dimana terjadi ekskalasi data unggah dalam fanpage facebook Greenpeace Indonesia, menyikapi dampak kebakaran hutan yang tak kunjung dinyatakan sebagai bencana nasional. Metode Analisis Jejaring Sosial (AJS) melakukan identifikasi pencarian keterhubungan antar anggota hingga menemukan pola melalui aktor sentral. Proses selanjutnya adalah deteksi komunitas dengan klastering menggunakan metoda Clauset Newman Moore untuk mengidentifikasi adanya meta-komunitas dalam fanpage Greenpeace Indonesia. Pada struktur komunitas yang lebih kecil, perilaku aktor akan lebih mudah dikenali. Perangkat lunak open source NodeXL digunakan untuk mengidentifikasi sejumlah 3735 aktir dengan 6927 relasi, dan struktur komunitas yang terbagi dalam 22 klaster. Aktor sentral berjumlah 14 yang disesuaikan dengan ukuran dan nilai sentralitas keperantaraan. Penelitian ini memberikan kontribusi kepada Greenpeace untuk mendapatkan informasi dari suatu komunitas daring dengan mengenali aktor sentral yang berpengaruh, yang secara langsung yang membantu dalam kampanye lingkungan. Selain itu pengguna media sosial daring secara umum dapat mempercayai informasi yang diberikan oleh aktor � aktor sentral tersebut. Kata Kunci : teknologi media partisipasi sosial, analisis jejaring sosial, deteksi komunitas

Billion of people create trillions of connections through social media each day. Web 2.0 brought innovations that turned the web from a read-only environment into an online community where people meet, exchange information, collaborate, and communicate using web-based tools and social networking sites. Each click and key press builds relationships that, in aggregate form a vast social network data, huge, noisy and in multimedia format. Passionate users of social media eagerly send public or private messages, post strongly felt opinions, or contribute to community knowledge to develop partnerships, promote social massive movement and advance development. These increasing use of social media has led to dramatic chages in the way science, government, healthcare, entertainment and enterprise operate. Large-scale participation in Technology-Mediated Social Participation (TMSP) systems has opened up incredible new opportunities to employ online communities for greater good. This is a challenge to make it useful for collecting social participation on certain critical issues trough some information in these online crowd. Greenpeace Indonesia is a non-profit organization that concern on environment issues. Starting on early of October 2015, online data was gathered for a month from fanpage facebook Greenpeace Indonesia. That was the time when people claimed the forest fire as national disaster, but not for the government. Research on social media has in part emerged from scientific studies aimed at understanding and developing technologies that enhance the intelligence of both individuals trough a SNA and groups by community detection. SNA is a method to identify person in online community by some metrics such as three centrality (degree, closeness and betweenesse) parameter. While to detect some meta-communities in online group, clustering group-based was used, by Clauset Newman Moore methode. Some information are urgent and crucial are detected sent by the actor. And then user can follow, that is a relationship. NodeXL is a a free tool and open network overview, discovery and exploration that supports the exploration of social media with import features that pull data from online social media. There are 3735 vertices that related to actors and 6927 edges as the relation in this community. And finally found 14 main actors and 22 groups in Greenpeace online community. This research contibutes to organize some informations from the online crowd. Especially for Greenpeace, most of these main actors could be volunteers to campaign better environment for the future although they are not Greenpeace officer. Beside, clusters that found in the community are very useful to manage human behaviour for some others environment issues. Keywords : technology mediated social participation, social network analysis, community detection.

Kata Kunci : teknologi media partisipasi sosial, analisis jejaring sosial, deteksi komunitas