Peran UNHCR dan IOM Dalam Menangani "Imigran Ilegal" di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Indonesia (Studi Kasus: Rudenim Denpasar dan Rudenim Surabaya)
MADE SELLY DWI S, Prof. Dr. Mohtar Mas'oed
2016 | Tesis | S2 Ilmu Hubungan InternasionalIsu tentang "imigran ilegal" di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Keberadaan mereka di Indonesia diterima oleh Pemerintah atas dasar penghormatan terhadap HAM. Tapi dalam penanganannya pemerintah melibatkan organisasi internasional yakni UNHCR dan IOM. Dua organisasi tersebut merupakan organisasi kemanusiaan yang membantu "imigran ilegal" dengan tugas dan fungsi yang berbeda.UNHCR fokus terhadap pemberian perlindungan internasional berupa status pengungsi. IOM fokus terhadap pemberian fasilitas sehari-hari selama berada di Indonesia dan pendanaan terkait dengan kebutuhan imigran. Tesis ini melihat peran dua organisasi tersebut di Rudenim Denpasar dan Rudenim Surabaya. Bahwa kedua organisasi ini dalam menjalankan mandatnya menemukan dilema yang menyulitkan keduanya mengoptimalkan kerjanya. Kendala-kendala seperti proses birokrasi imigran, pola hubungan kerja antar dua organisasi tersebut dengan pihak rudenim, kondisi "imigran ilegal" di kedua Rudenim, kapasitas sumberdaya yang dimiliki oleh internal kedua organisasi, pola dan hubungan internal kedua organisasi dan motivasi kerja personil kedua organisasi tersebut yang kemudian melahirkan dilema. Dilema tersebut membuat kedua organisasi ini mengalami kesulitan dalam menjalankan perannya sesuai dengan prinsip-prinsip tradisional humanitarianisme yakni kemanusiaan, imparsialitas, independensi dan netralitas. Pada akhirnya kedua organisasi tersebut tidak bisa sepenuhnya mengutamakan prinsip tradisional humanitarianisme. Dalam praktiknya, dengan mempertimbangkan kendala-kendala yang disebut di atas, aksi kemanusiaan kedua organisasi lebih mengarah pada prinsipnew humanitarianisme di mana dalam menjalankan perannya prinsip tradisional humanitarianisme dapat dinegosiasikan dengan mempertimbangkan aspek-aspek baru salah satunya seperti profesionalisme
"Illegal immigrants" have increasingly become an issue in Indonesia since a few years. Their presence in Indonesia was accepted by the Government of Indonesia on the basis of human rights. But in dealing of illegal immigrants, two organizations like UNHCR and IOM engaged by the Government. Both are humanitarian organizations that help illegal immigrants with different tasks and functions. UNHCR focuses on providing international protection in the form of refugee status. IOM focuses on providing basic services and finances facilities related to the needs of immigrants. This thesis sees the role of both organizations in Rudenim Denpasar and Rudenim Surabaya. While implementing the mandates, both of organization found the dilemma so they could not work optimally. There are bureaucratic processes of immigrants; the pattern of the working relations between both of organizations with the rudenims; conditions of illegal immigrants in both of rudenims; internal resource capacity; patterns and internal relations of both organization and the last is motivation of their personnel. That dilemma makes both of organizations can not implemented the traditional humanitarian principle such as humanity, impartiality, independence and neutrality. At the end, these organizations cannot fully give priority to the traditional humanitarian principles. Based on that constrain above, the humanitarian actions by those organizations are directed more to the new humanitarian principle, which is in practicing it they will consider new aspects such as professionalism.
Kata Kunci : "Illegal Immigrants", UNHCR, IOM, Humanitarianism, New Humanitarianism