Laporkan Masalah

Redesain Rumah Singgah Sekolah MASTER Indonesia dengan Penekanan pada Fleksibilitas Ruang

TAMARA INDAH PUSPITA, Ardhya Nareswari, S.T., M.T., Ph.D.

2016 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Indonesia merupakan sebuah negara berkembang yang memiliki masalah kependudukan, yaitu kemiskinan. Kota-kota besar di Indonesia menjadi tempat dimana jumlah kemiskinan tinggi, salah satunya di Kota Depok, Jawa Barat. Menurut data BPS Kota Depok, jumlah penduduk miskin empat tahun terakhir menurun, namun jumlah anak terlantar meningkat tiga persen. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 34 Ayat 1 dikatakan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Namun, pada tahun 2015 masih banyak kasus kejahatan yang mengancam anak-anak ini, seperti eksploitasi, razia, pelecehan, sodomi, kekerasan, pembunuhan, dan lain-lain. Selain itu, karena anak-anak sebagian besar waktunya dihabiskan di jalanan untuk mencari nafkah atau bahkan sampai hidup di jalanan, mereka sudah terpengaruh hal-hal buruk dan berlaku tidak sesuai dengan norma yang seharusnya. Terdapat tiga cara pendekatan yang bisa dilakukan untuk mengembalikan anak-anak ke rumahnya atau mengembalikan norma-norma mereka. Cara tersebut adalah street based, center based, dan community based. Penanganan melalui penedekatan community based, diantaranya dilakukan oleh rumah singgah. Contoh rumah singgah yang ada di Kota Depok adalah Rumah Singgah Sekolah MASTER Indonesia yang terletak di terminal Kota Depok. Rumah singgah ini merupakan rumah singgah anak jalanan dan anak kaum marjinal. Rumah singgah ini memberikan pendidikan formal, kehidupan, tempat berlindung, serta tempat kembali. Selain itu, anak-anak rumah singgah juga dibina untuk mempersiapkan masa depan mereka setelah mereka lulus dari rumah singgah. Rumah singgah digunakan tidak hanya oleh anak-anak saja, namun juga digunakan oleh difabel dan anak usia dini. Banyaknya jenis pengguna dengan kebutuhannya masing-masing masih belum difasilitasi dengan baik oleh rumah singgah. Letak rumah singgah yang ada di terminal tidak memiliki batas pengaman antara sirkulasi kendaraan bermotor dengan rumah singgah sehingga membahayakan bagi anak-anak. Selain itu, kondisi bangunan yang sudah tidak layak huni karena beberapa faktor yang dapat membahayakan dan tidak nyaman bagi penggunanya. Kondisi eksisting rumah singgah membutuhkan evaluasi dan perbaikan. Perbaikan dilakukan dengan meredesain seluruh rumah singgah untuk menciptakan ruang yang efektif, aman, nyaman dan fleksibel untuk pengguna dan kegiatan di dalamnya. Dari tujuan tersebut, redesain rumah singgah menekankan pada aspek fleksibilitas ruangnya dimana desain ruang harus mampu menampung berbagai aktivitas, jumlah serta berbagai macam pengguna. Penekanan fleksibilitas ruang dibagi menjadi tiga, yaitu versabilitas, konvertibilitas, dan ekspansibilitas. Setiap ruang diharapkan fleksibel secara versabilitas dengan memberikan akses yang nyaman dan aman bagi berbagai jenis pengguna dan desain elemen dan ruang yang mudah digapai oleh pengguna, sedangkan untuk fleksibilitas konvertibilitas dan ekspansibilitas berada di ruang yang dapat menampung banyak kegiatan dan pengguna dengan memberikan ruang tambahan portabel dan desain ruang yang dapat berubah sesuai dengan waktu dan fungsi yang dibutuhkan.

Indonesia is a developing country that has population problems, that is poverty. The big cities of Indonesia is are the place that has high poverty, one of them is Depok City, West Java. According to BPS Depok�s data, the number of poor citizen is decreasing in the last four years, but the number of street children is increasing three percents. In Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 34 Ayat 1, it is said that the poor citizen and street children are protected by the nation�s law. But, there are still so many criminal cases that threaten the street children in 2015, like exploitation, sexual abuse, and many more. Moreover, the street children has no norms because they live on the street with no supervision. There are three ways to help the street children bring back their norms, they are street based, center based, and community based. Community based is one of the way to help street children through NGO, that is shelter for street children. The example of shelter for street children in Depok is Rumah Singgah Sekolah MASTER Indonesia which is located at Depok�s bus terminal. This shelter gives formal education, living, and home. Moreover, the street children will be trained to help them plan their future after graduated from the Rumah Singgah Sekolah MASTER Indonesia. The shelter is not used only by the street children, but also the disability and infant. So many kind of users of this shelter, but still not accommodated according to their needs. The location that is near the bus terminal gives problem because it has no safe boundaries from the vehicles. Other than that, the building itself is already not in a good condition that endanger the users. The existing condition of the shelter need evaluation and renovation. Renovation can be done by redesigning the shelter thoroughly to create an effective space, safe, comfortable, and flexible. The spaces and rooms of the shelter should can accommodate many activities and the number of users. Room flexibility is divided into three parts, that is versability, convertibility, and expansibility. Every rooms should be flexible that has a comfortable circulation, furnitures, designs, portable divider, and multi functions.

Kata Kunci : Rumah Singgah, Fleksibilitas Ruang, Anak Jalanan

  1. S1-2016-333269-bibliography.pdf  
  2. S1-2016-333269-tableofcontent.pdf  
  3. S1-2016-333269-title.pdf