Resistensi Juru Parkir terhadap Penataan Kawasan Malioboro Yogyakarta
SRI MULYANI, Ario Wicaksono, M.Si
2016 | Skripsi | S1 ILMU ADMINISTRASI NEGARA (MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK)Kemacetan, kesemerawutan, kekurangan lahan parkir, serta kerapihan merupakan masalah yang sangat terlihat mencolok di Kawasan Malioboro. Akibat dari perkembangan kegiatan ekonomi yang sangat pesat yang tidak diimbangi dengan penataan ruang yang baik menyebabkan masalah tersebut muncul. Sejalan dengan masalah tersebut muncul lah isu penataan kawasan Malioboro menjadi kawasan semi pedestrian atau kawasan pejalan kaki yang mensyaratkan bersihnya trotoar dari parkir kendaraan bermotor. Untuk menuju hal tersebut pemerintah kemudian mengelar Sayembara Malioboro untuk mendapatkan desain terbaik penataan ruang semi pedestrian yang dapat diaplikasikan di kawasan tersebut. Kemudian pembangunan gedung Parkir Abu Bakar Ali pun dilakukan untuk mengganti parkir tepi jalan umum Malioboro � Ahmad Yani yang akan dikosongkan dan kembali menjadi pedestrian seperti fungsi awalnya. Namun, dalam proses perencanaan tersebut muncul penolakan dari juru parkir tepi jalan umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji resistensi atau penolakan juru parkir terhadap penataan kawasan Malioboro. Alasan mengapa peneliti tertarik menganalisis resistensi juru parkir terhadap penataan kawasan Malioboro adalah karena juru parkir telah dikenal banyak melakukan penolakan terhadap kebijakan-kebijakan penataan kawasan Malioboro sebelum-sebelumnya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melihat resistensi atau penolakan yang dilakukan juru parkir pada tahap perencanaan penataan kawasan Malioboro berlangsung. Selain melihat bentuk resistensi yang dilakukan, penelitian ini juga melihat factor-faktor penyebab resistensi juru parkir tersebut muncul. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Sumber data berupa data primer dan data sekunder. Dari analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa resistensi yang muncul di kalangan juru parkir diakibatkan oleh krisis kepercayaan juru parkir terhadap pemerintah yang dipicu oleh kebijakan-kebijakan sepihak yang dahulu diambil oleh pemerintah. Kepastian akan kesejahteraan juru parkir juga merupakan faktor kuat yang membuat juru parkir resisten terhadap pemindahan lahan parkir tersebut. Juru parkir takut untuk mempertaruhkan kesejahteraan mereka di tempat baru yang belum pasti akan banyak pengunjung. Tidak adanya jaminan dari pemerintah mengenai kesejahteraan di tempat baru itulah yang membuat juru parkir takut untuk meninggalkan dan kehilangan lahan parkir lamanya. Sedangkan bentuk resistensi yang dilakukan oleh juru parkir yakni berupa pemasangan spanduk penolakan di sepanjang jalan Malioboro, kemudian boikot kerja sama dengan UPT Malioboro dalam hal penataan kawasan, hingga demonstrasi di depan gedung DPRD Kota Yogyakarta menolak pemindahan lahan parkir ke parkir Abu Bakar Ali serta meminta kejelasan terhadap penataan kawasan yang sedang dilakukan pemerintah kota. Penolakan juru parkir tersebut mendapatkan dukungan dari BEM KM UGM Yogyakarta serta FKPPY.
Congestion, shortage of parking spaces, and neatness is an issue that is very visible light in Malioboro. As a result of the development of rapid economic activities which are not offset by good spatial planning causing the spatial problem arose. To manage spatial problem in Malioboro, the government made a contest to get the best street desain of pedestrian that can be applied in Malioboro area. Then the construction of Abu Bakar Ali Parking was made to replace public roadside parking to be emptied and returned to the pedestrian as initial function. However, in the planning process appears resistence of parking attendants. This research is trying to describe the resistance or rejection of parking attendants to structuring of the Malioboro area. In addition to seeing a form of resistance that is done, this research is also trying to look at the factors that influence the resistance of parking attendants appeared. The analytical method used in this research is a case study analysis techniques with a qualitative approach. Sources of data in the form is primary data and secondary data. From the analysis, the resistance of parking attendants caused by the crisis of confidence in the government induced by unilateral measures taken by the government ago. Certainty about the well-being of parking attendants are also a powerful factor that makes parking attendants resistant to removal of the parking lot. Parking officers are afraid to risk their well-being in a new place that is not confirmed to many visitors. The absence of guarantees from the government about prosperity in a new place that makes parking attendants were afraid to leave and lose the old parking lot. While the forms of resistance carried out by parking attendants in the form of banner rejection along Malioboro street, then boycott cooperation with the UPT Malioboro in terms of structuring the area, up to a demonstration in front of the Yogyakarta City Legislature, reject the transfer of a parking lot to parking Abu Bakar Ali and ask for clarity to settlement of the area. Rejection of the parking attendants get support from BEM KM UGM and FKPPY.
Kata Kunci : resistensi, penataan kawasan