Masterplan Aerotropolis di Kabupaten Kulon Progo
AZIZ HARUNUR RASYID, M. Sani Roychansyah, S.T., M.Eng., D.Eng
2016 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAPembangunan bandara tidak hanya bermanfaat untuk kepentingan penerbangan saja melainkan dapat dimanfaatkan untuk kaitan yang lebih luas yaitu untuk mempengaruhi perkembangan wilayah di sekitarnya. Konsep aerotropolis berusaha untuk mewadahi keunggulan tersebut. Perencanaan aerotropolis merupakan skup dari beberapa studi yaitu perencanaan bandara, perencanaan kota dan perencanaan kawasan bisnis yang kemudian terintegrasi melalui transportasi multimoda. Pembangunan bandara baru untuk Daerah Istimewa Yogyakarta yang direncanakan di Kabupaten Kulon Progo berpotensi untuk menggunakan konsep aerotropolis dalam pengembangannya. Namun perlu penyesuaian karakteristik Kulon Progo dengan konsep aerotropolis sehingga tidak terjadi konflik ekonomi, sosial dan lingkungan. Perencanaan aerotropolis di Kulon Progo, dilihat secara makro akan berpengaruh ke wilayah di sekitar radius 30 kilometer dari bandara yaitu Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Purworejo. Strategi pembangunan aerotropolis di Kulon Progo yaitu mengandung tiga pilar. Pilar yang pertama yaitu transportasi multimoda yang mendukung aktivitas kebandaraan dan menghubungkan pusat- pusat aktivitas. Pilar yang kedua yaitu peningkatan daya saing daerah melalui peningkatan sektor industri, perdagangan dan jasa dalam mendukung aktivitas perpindahan barang. Kemudian pilar yang terakhir yaitu integrasi regional. Konsep pengembangan aerotropolis yang cocok dikembangkan yaitu menggunakan konsep "integrasi-zoning melalui susunan pusat- pusat pertumbuhan yang tersebar". Implementasi perencanaan aerotropolis ini membutuhkan waktu yang cukup lama dan biaya yang tidak sedikit serta melibatkan berbagai pihak sebagai ruang untuk berkolaborasi. Dalam perencanaan ini diberikan periode perencanaan selama 20 tahun. Potensi penerapan konsep aerotropolis di Bandara baru di Kabupaten Kulon Progo berpeluang membentuk wilayah yang lebih kompetitif dan mampu menstimulus perkembangan wilayah yang lebih luas.
Airport development is not only beneficial to aviation sector but also to bigger purpose, which is affecting regional development near the airport. Aerotropolis concept can be used to accommodate that potency. Aerotropolis planning encompasses several studies, which are airport planning, city planning, and business site planning, that will be integrated by multimodal transportation. New airport construction in Kulon Progo regency can use aerotropolis concept on its development. But, aerotropolis concept must be compatible with Kulon Progo's characteristics, so there will not be economy, social and environment conflict. From macro perspective, aerotropolis planning can affect the area around 30 kilometers from airport, which are Sleman Regency, The City of Yogyakarta, Bantul Regency, and Purworejo Regency. Aerotropolis development strategy in Kulon Progo has three foundations. The first foundation is multimodal transportation that supports activities related to airport and connects activities centre areas. The second foundation is escalation of region's competitiveness by enhancing the performance of industry, trading, and service sector in supporting goods movement. The third foundation is regional integration. "Integrated-zoning by spread alternative" is the suitable aerotropolis concept that can be evolved. Aerotropolis planning's implementation takes quite long time and much cost, it also needs many parties collaboration. In this research and planning, it's need around 20 years of implementation. Aerotropolis concept's implementation at new airport in Kulon Progo Regency has potency to increase regional competitiveness and support greater regional development.
Kata Kunci : Perencanaan Bandara Kulon Progo, Airport City, Aerotropolis, Integrasi Pusat Pertumbuhan Wilayah, Daya Saing Wilayah / Airport Development In Kulon Progo, Airport City, Aerotropolis, Regional Center , Regional Competitiveness