GAYA BAHASA SESORAH PASRAH DAN TAMPI TEMANTEN DALAM UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA DI DESA KARANGSARI, KECAMATAN JATIYOSO, KABUPATEN KARANGANYAR
GIYATNO, Prof. Dr. Marsono, S.U.;Drs. Hendrokumoro, M.Hum.
2016 | Skripsi | S1 SASTRA NUSANTARAPerkawinan adat Jawa merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang sampai saat ini masih dapat ditemui atau masih lestari. Upacara perkawinan adat Jawa mempunyai dua macam proses pelaksanaan yaitu perkawinan yang waktu pelaksanaannya di hari yang sama dengan akad nikah dan upacara perkawinan yang waktu pelaksanaannya setelah akad nikah. Walaupun keduanya berbeda akan tetapi kedua macam proses perkawinan tersebut masing-masing terdapat sesorah yang telah dirangkum dalam seni pranatacara, yaitu seni mengatur jalannya sebuah acara. Dalam rangkaian upacara perkawinan tersebut terdapat sesorah pasrah temanten dan sesorah tampi pasrah temanten. Sesorah tersebut merupakan pidato yang disampaikan oleh perwakilan dari masing-masing keluarga mempelai untuk menyampaikan maksud serta tujuan masing-masing keluarga. Adapun sesorah tampi pasrah temanten disampaikan setelah sesorah pasrah temanten disampaikan dengan tujuan untuk menjawab apa yang telah disampaikan dalam sesorah pasrah temanten. Penelitian ini difokuskan pada gaya bahasa yang terdapat dalam sesorah pasrah temanten dan sesorah tampi pasrah temanten. Dalam sesorah pasrah temanten dan sesorah tampi pasrah temanten inilah terdapat berbagai ungkapan baik secara langsung maupun tidak langsung yang mengandung gaya bahasa.
Javanese traditional marriage is a form of culture that is still everlasting. Marriage in javanese tradition has two kind of implementation process are marriage execution time on the same day with the marriage ceremony and marriage that the implementation time after the marriage ceremony. Althoughthey are different but both types of processes that marriage each have sesorah that has been summarized in pranatacara art, it is art for arranging the course of an event. In a series of pranatacara art are sesorah pasrah temanten and sesorah tampi pasrah temanten. Sesorah is aspeech delivered by representatives from each of the bride's family to convey the intentand purpose of each family. Sesorah tampi temanten resignation submitted after sesorah resigned temanten delivered with the aim to answer whath as been delivered in sesorah temanten resigned. This research focused on style of language in pranatacara art which part of sesorah pasrah temanten and sesorah tampi pasrah temanten. In sesorah pasrah temanten and sesorah tampi pasrah temanten contains various expressions either directly or indirectly containing stylistics.
Kata Kunci : Upacara perkawinan adat Jawa, Sesorah, Gaya bahasa