Pemaknaan Program Corporate Social Responsibility (Analisis Program Bakti Budaya Djarum Foundation Melalui Kemitraan Dengan Yayasan Bagong Kussudiardja di Yogyakarta)
GILANG ANGGRYAWAN, Bahruddin, S.Sos, M.Sc
2016 | Skripsi | S1 ILMU PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN (SOSIATRI)Program Bakti Budaya Djarum Foundation merupakan salah satu program dari Djarum Foundation sebagai institusi yang bertanggung jawab atas kegiatan CSR PT Djarum. Tujuan dari program tersebut adalah sebagai wujud kepedulian dalam mendukung semangat kreatif masyarakat serta membangun hubungan kerjasama dalam usaha-usaha untuk meningkatkan apresiasi terhadap hasil budaya Indonesia. Salah satu praktik program tersebut adalah yang ada di Yogyakarta yang bermitra dengan Yayasan Bagong Kussudiardja (YBK). Kemitraan Djarum Foundation dan YBK menghasilkan tiga program utama yakni Jagongan Wagen (JW), Ruang Seni Rupa (RSR), dan Program Seniman Pasca Terampil (PSPT). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pemaknaan Program Bakti Budaya Djarum Foundation sebagai sebuah program CSR. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori interaksionisme simbolik dan konsep-konsep CSR. Teori dan konsep tersebut digunakan untuk membantu peneliti dalam mengkerangkai data-data tentang pemaknaan program Bakti Budaya Djarum Foundation oleh para aktor yang terlibat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Melalui metode kuliatatif dapat menjelaskan dan memberikan gambaran atas pemakanaan yang diberikan oleh aktor-aktor terhadap fenomena program Bakti Budaya Djarum Foundation. Lokasi penelitian ini berada di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja yang merupakan tempat utama dalam program tersebut bermitra dengan YBK. Penelitian ini menggunakan instrumen wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk memperoleh data-data yang akurat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Program Bakti Budaya Djarum Foundation menjadi salah satu jawaban atas lemahnya perhatian pemerintah terhadap pelestarian seni budaya di Indonesia. Hadirnya Program Bakti Budaya Djarum Foundation bertujuan untuk menciptakan akses bagi masyarakat seni dan non-seni dalam mengakses seni budaya. Masyarakat sebagai penerima program ini memiliki pemaknaan sendiri dalam melihat program tersebut. Masyarakat menilai kemitraan yang dijalin antara Djarum Foundation dan YBK tidak menjadi suatu kesatuan. Djarum Foundation dipandang sebagai sebuah institusi yang membawa kepentingan bisnisnya. Sedangkan YBK dinilai sebagai institusi yang benar-benar memiliki kapasitas dibidang seni budaya. Terdapat tiga faktor yang melatarbelakangi terjalinnya kemitraan Djarum Foundation dan YBK. Pertama, karena adanya kesamaan visi misi antar mitra. Kedua, YBK sebagai mitra yang mampu menerjemahkan keinginkan oleh Djarum Foundation. Ketiga, kesepakatan dan pembagian kerja yang jelas antar keduanya. YBK sebagai lembaga non-profit ingin memertahankan idealism program-programnya. YBK tidak bisa mengandalkan kerjasama dengan pemerintah saja, oleh karena itu YBK menjalin kerjasama dengan Djarum Foundation yang mau dan memiliki keyakinan pada investasi pengembangan manusia. Kemitraan Djarum Foundation dan YBK menciptakan simbiosis mutualisme untuk keduanya. YBK memperoleh mitra yang mau menyokong dana untuk program-programnya. Sedangkan Djarum Foundation memperoleh mitra yang bisa mengaplikasikan program Bakti Budaya Djarum Foundation. Walaupun YBK dibentuk oleh anak keturunan Bagong Kussdiardja sebaiknya yayasan juga menerapkan tata kelola organisasi yang baik. Bersikap akuntabel dan transparan menjadi hal yang sebaiknya dipraktekan yayasan demi menjadi lembaga yang profesional. Kata Kunci : Program Bakti Budaya Djarum Foundation, CSR, Kemitraan, YBK, Djarum Foundation
Bakti Budaya Program of Djarum Foundation is one of the programs of the Foundation as an institution that Djarum responsible for CSR activities of PT Djarum. The goal of the program is as a form of awareness in support of the creative spirit of the community as well as building a relationship of cooperation in efforts to enhance appreciation of the results of the culture of Indonesia. One of the program's practice was in Yogyakarta that have partnered with the Foundation for Bagong Kussudiardja (YBK). Partnership Foundation and the Djarum YBK produced three major programs namely Jagongan Wagen (JW), Fine Arts (RSR), and Post-war Artists Skilled Program (PSPT). The purpose of this research was to look at the definition of the Term Cultural Program Djarum Foundation as a CSR program. The theory used in this research is the theory of symbolic interactionism and concepts of CSR. Theories and concepts are used to help researchers in framing the datas about the definition of the Term Cultural program Djarum Foundation by the actors involved. This research uses qualitative research methods with the phenomenology of approach. Through the qualitative method can explain and provide an overview over the pemakanaan given by the actors against the phenomenon of the cultural program of Djarum program Foundation. The location of this research is in Bagong Kussudiardja Art school which is the main place in the program partnered with YBK. This research uses the instrument of observation, interviews, and documentation in order to obtain accurate data. The results of this study showed that the Bakti Budaya Program of Djarum Foundation becomes one of the answers to the weakness of Government's attention towards the preservation of cultural arts in Indonesia. Presence of Program Service Culture Djarum Foundation aims to create access for community art and non-art in accessing cultural arts. Community as recipients of this program has its own meaning in looking at the program. Communities assess the partnership maintained between Djarum YBK Foundation and not be a unity. Djarum Foundation is seen as an institution that brings his business interests. Whereas YBK rated as institutions which actually has a capacity in the field of art and culture. There are three factors which aspects influenced the establishment of partnership Foundation and the Djarum YBK. First, because of the similarities between vision and mission partners. Second, YBK as partner which is able to meet the desirability of Djarum Foundation. Third, an agreement and a clear division of labor between the two. YBK as non-profit agencies want to preserve his programs of idealism. YBK can't rely on cooperation with the Government, hence the partnership with YBK Djarum Foundation wants to have confidence in the investment and development of human beings. Partnership Foundation and the Djarum YBK mutualisme symbiosis creates for both. YBK acquiring partners who will promote equitable funding for its programs. While the Foundation partners who acquire Djarum could apply the Term Cultural program Djarum Foundation. Although YBK formed by older offspring of Bagong Kussdiardja Foundation should also implement the governance of the organization. The foundation should be transparent and capable for the sake of being a professional institution. Keywords: Bakti Budaya Program of Djarum Foundation, CSR, Partnership, YBK, Djarum Foundation
Kata Kunci : Program Bakti Budaya Djarum Foundation, CSR, Kemitraan, YBK, Djarum Foundation