Kompetensi Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Pada Kompetensi Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa Malaysia di Universitas Sumatera Utara Medan)
MAULANA ANDINATA D, Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni, M.Si.; Drs. Budhy K. Zaman, M.Si.
2016 | Tesis | S2 Ilmu KomunikasiTujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kompetensi komunikasi antarbudaya yang dimiliki oleh mahasiswa Malaysia etnis Melayu, Tionghoa, dan India yang berkuliah di USU. Kompetensi komunikasi antarbudaya ini terbagi atas, kompetensi motivasi komunikasi antarbudaya, kompetensi pengetahuan komunikasi antarbudaya, dan kompetensi keterampilan komunikasi antarbudaya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah kompetensi komunikasi antarbudaya yang digagas oleh Gudykunst (2003), Deardorff (2006), Samovar (2010). Data penelitian diperoleh melalui wawancara kepada enam orang informan mahasiswa Malaysia, draft pertanyaan yang diisikan melalui e-mail oleh satu orang informan dosen dan tiga orang informan mahasiswa Indonesia. Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukan bahwa kompetensi motivasi komunikasi antarbudaya mahasiswa Malaysia dari ketiga etnis sama baiknya. Mereka menyadari betul urgensitas komunikasi dalam membangun relasi dengan lingkungan budaya baru mereka, sehingga memotivasi diri mereka untuk menjalin komunikasi dan relasi dengan mahasiswa Indonesia. Sementara itu, mahasiswa Malaysia etnis Melayu memiliki kompetensi pengetahuan komunikasi antarbudaya yang lebih baik dan memadai ketimbang mahasiswa Malaysia etnis India dan Tionghoa. Hal ini dapat dilihat dari pengetahuan terhadap kebiasaan dan nilai-nilai budaya yang sejauh ini dimiliki oleh mahasiswa-mahasiswa Melayu, serta adanya kedekatan personal yang terjalin di antara mahasiswa Malaysia etnis Melayu dan mahasiswa Indonesia. Keterampilan komunikasi antarbudaya mahasiswa Malaysia dari ketiga etnis ini juga cukup baik, meskipun strategi yang mereka gunakan dalam memperlihatkan keterampilan komunikasi tersebut berbeda-beda. Secara umum, mahasiswa-mahasiswa Malaysia ini pada umumnya berada pada tingkatan Conscious competence. Hal ini dikarenakan mahasiswa Malaysia dari ketiga etnis ini menyadari betul peranan komunikasi dalam membangun dan mempertahankan hubungan antarbudaya, serta di saat yang bersamaan pula mampu melakukan tindakan-tindakan yang dapat membantu mereka dalam membangun dan mempertahankan hubungan tersebut.
The objective of this study was to describe the intercultural communication competence which is owned by Malaysian students from Malaya, Chinese, and Indians ethnicities who enrolled in USU. Intercultural communication competence consisting of the motivation competence of intercultural communication, the knowledge competence of intercultural communication and the skill competence of intercultural communication. This research used the competence of intercultural communication theory initiated by Gudykunst (2003), Deardorff (2006) and Samovar (2010). The data obtained from in-depth interview with six Malaysian students, the informants question forms which filled by a professor and three Indonesian students through email, and literatures studies. The research implemented a qualitative approach with case study method. The results showed that the motivation of intercultural communication competence of Malaysian students from the three ethnicities were equally good. They definitely realize the urgency of communication in building relationships within their new cultural environment so that it could motivate them to establish communication and relations with Indonesian students. Meanwhile, the Malaysian students from Malaya ethnic has better knowledge of intercultural communication competence rather than Malaysian students from Indian and Chinese ethnics. It can be seen from the knowledge of the customs and cultural values that have held by students of the Malaya, as well as the personal connection that exists between students of Malaysian Malaya and Indonesian students. Intercultural communication skills of students from all three ethnicities were quite good, although the strategies that they used in demonstrating communication skills were different. In general, these Malaysian students were in the level of Conscious competence. This is because students from all three ethnicities are fully aware of the communication role in building and maintaining intercultural relations, and at the same time are also be able to perform actions that can assist them in building and maintaining these relationships.
Kata Kunci : Kompetensi komunikasi antarbudaya, motivasi, pengetahuan, keterampilan