Toleransi Beragama dalam Film "?" (Tanda Tanya) Studi Analisis Wacana Kritis

MARIA ETTY YASINTA, Prof. Dr. Sunyoto Usman

2016 | Tesis | S2 Sosiologi

Film "?" (Tanda Tanya) karya Hanung Bramantyo, yang masuk dalam kategori film religi, telah dicekal dan dilarang peredarannya di Indonesia. Film ini berupaya mempertanyakan bagaimana konseptualisasi toleransi dan bagaimana upaya mengelola keberagaman agar tercipta kondisi yang kondusif yang terefleksi di dalam film "?". Analisis dilakukan pada film "?" yang dirilis di Indonesia pada 7 April 2011. Penelitian ini menggunakan metode Critical Discourse Analysis (CDA) yang bersifat kualitatif model Norman Fairclough. Merujuk pada pendekatan tersebut, film sebagai obyek penelitian akan dikupas dalam tiga tingkatan analisa yaitu teks film dan alur film, produksi (diskursus teks), dan konteks makro film. Hasil kajian menunjukkan bahwa nilai hidup bersama di konstruksikan di dalam relasi antar tokoh yang berlakon di dalam film. Tawaran penyikapan terhadap hidup bersama di dalam toleransi muncul di dalam film sebagai rujukan nilai. Sehingga relasi antar aktor dilihat sebagai sebuah nilai obyektif yang menjadi rujukan atau model hidup bersama. Toleransi memberikan kemungkinan setiap individu mengakses sumber daya dari pihak lain yang berbeda. Alur cerita dan juga adegan di dalam film ini memprovokasi batasan-batasan normal di dalam relasi masyarakat beragam. Melalui skenario dan alur, film ini mencoba mengangkat keberagaman di Indonesia. Identitas dibenturkan sedemikian rupa di dalam relasi-relasi sosial terhadap entitas yang berbeda. Meski mengangkat tema keberagaman, namun realita yang terdapat dalam film ini tidak dapat merepresentasikan realitas sosial di Indonesia. Banyak adegan dalam film "?" yang sangat hiperbolik dan tidak kita temui dalam praktik keberagaman masyarakat. Penelitian ini menunjukkan bahwa toleransi tidak serta merta didasari oleh toleransi sebagai nilai untuk hidup bersama. Namun toleransi dalam film "?" ditentukan oleh beberapa motif yaitu motif ekonomi, agama, politik dan nilai hidup bersama. Analisa tokoh memperlihatkan bahwa motif yang menguatkan toleransi adalah pengakuan identitas pribadi dan identitas yang lain. Toleransi juga menjadi strategi untuk bisa bertahan dalam keragaman demi kepentingan ekonomi, agama, dan politik. Penelitian ini juga menemukan bahwa toleransi bukan hanya persoalan mempraktikkan nilai (agama dan sosial) namun dengan sengaja menjadi strategi suatu kelompok atau orang dengan kelompok lain ketika mereka berada dalam masyarakat yang beragam. Kelangkaan sumber daya di dalam individu baik sumber daya ekonomi ataupun politik merupakan paksaan agar toleransi dapat terjadi. Toleransi memberikan kemungkinan bagi setiap individu untuk dapat berjumpa dengan individu lainnya untuk melakukan pertukaran.

Film "?" (Tanda Tanya) by Hanung Bramantyo, who fall into the category of religious film, has been blocked and banned in Indonesia. This film seeks to question how the conceptualization of tolerance and how efforts to manage diversity in order to create a conducive environment that is reflected in the film "?". Analysis was conducted on the film "?" which was released in Indonesia on April 7, 2011. This study uses a Critical Discourse Analysis (CDA), which is a qualitative model of Norman Fairclough. Referring to the approach, the film as an object of research will be discussed in three levels of analysis, namely the subtitles and the film flow, production (discourse text), and the macro context the film. The results showed that the value of living together in the construct in the relations between characters are acting in the film. Bids attitude towards living together in tolerance appears in the film as a reference value. So that relations between the actors is seen as an objective value that becomes a reference or model of living together. Tolerance gives every individual the possibility of accessing resources from other parties are different. The storyline and scenes in this film provokes normal boundaries in relation diverse society. Through the script and plot, the film is trying to raise the diversity in Indonesia. Identity bumping into such a way in the social relations of the different entities. Although the theme of diversity, but the reality is contained in this film can not represent the social reality in Indonesia. Many scenes in the movie "?" is very hyperbolic and do not we meet in practice the diversity of the community. This study shows that tolerance is not necessarily based on tolerance as a value to living together. However, the tolerance in the film "?" is determined by several motives are economic motives, religion, politics and the value of living together. Analysis of figures shows that the motive of strengthening tolerance is the recognition of personal identity and the identity of the other. Tolerance is also a strategy for survival in diversity for the sake of economy, religion, and politics. The study also found that tolerance is not only a question of practicing values (religious and social) but deliberately into the strategy of a group or a person with another group when they are in a diverse society. Scarcity of resources both within the individual political or economic resources are the force so that tolerances can occur. Tolerance gives the possibility for individuals to be able to meet with other individuals to make an exchange.

Kata Kunci : Toleransi, Identitas, CDA Fairclough, Keberagaman, Motif Ekonomi Politik, Agama