Radikalisasi Buruh Kereta Api di Perkotaan, 1914-1926

KALAM JAUHARI, Prof. Dr. Bambang Purwanto, M.A.

2016 | Tesis | S2 Ilmu Sejarah

Serikat buruh kereta api, VSTP, merupakan gerakan buruh yang paling besar dan radikal pada perempat pertama abad-20. Jumlah anggota yang besar dan keorganisasian yang relatif paling baik, program perjuangan yang jelas dan berkelanjutan, memperjuangkan perubahan mendasar dalam aturan kerja secara relatif sistematis, serta menempuh segala jalur perjuangan dari yang lunak hingga yang keras, membuat serikat tersebut tampak mengancam bagi lawannya dan dianggap berbahaya oleh pemerintah kolonial. Pemogokan umum buruh kereta api 1923 adalah pemogokan yang paling besar dan berdampak luas dalam sejarah kolonial.Namun radikalisme mereka tidak hanya tampak dalam hal pemogokan, tetapi juga dalam banyaknya aksi (mulai dari tuntutan hingga sabotase) berkelanjutan yang menunjukkan kerasnya upaya mereka untuk memperbaiki nasib. Tesis ini merupakan hasil studi historis yang bermaksud memerikan hal-hal yang melatari radikalisasi buruh kereta api sebagai buruh perkotaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa buruh-buruh kereta api semakin radikal dalam perjuangan perbaikan nasib karena mereka merasa diperlakukan secara tidak adil oleh perusahaan dan pemerintah. Penilaian mereka terhadap ketidakadilan tersebut, juga karakter pergerakan mereka, banyak dipengaruhi oleh pengkotaan yang tengah berlangsung di lingkungan mereka. Pengalaman di dalam dan di luar tempat kerja seringkali saling mempengaruhi bahkan berkelindan dalam membentuk pandangan buruh akan kondisi kerja dan hidupnya. Pada satu waktu, misalnya, buruh-buruh menganggap bahwa buruknya kondisi hidup mereka di kota-kota sebagai akibat dari buruknya perlakuan perusahaan pada mereka. Pada waktu yang lain, persamaan bentuk-bentuk ketidakadilan yang mereka alami di tempat kerja dengan sektor lain kehidupan mereka di kota membuat buruh memahami ketidakadilan perusahaan sebagai bagian dari hal yang lebih luas lagi, semisal kapitalisme atau imperialisme. Penilaian buruh terhadap pendapatan dan kondisi kerja mereka banyak dipengaruhi oleh beaya hidup di kota dan gaya hidup perkotaan. Sedangkan karakter radikalisme mereka terbentuk melalui pengalaman mereka di kota dan karakter urban pekerjaan perkeretaapian sendiri.

Railway workers union, VSTP, is the biggest and the most radical labour movement in the first quarter of the 20 th century. The large number of members and relatively most well-organized, the definite and sustainable struggle programs, relatively systematic in the fight for fundamental work rules changes, and the ability and courage to take every means of struggle from soft to the most rugged, make the union has been seen as a threat to his opponent and is considered dangerous by the colonial government. General strike of the railway workers in 1923 was the most largest and the most widespread impact in colonial history. But their radicalism not only appear in the case of a strike, but also in a wide range of sustainable actions (ranging from demands to sabotage) that shows the rigors of their efforts to improve the lot. This thesis is a result of historical research, which means describing things that underlie the radicalization of railway employees as urban workers. The results showed that the railway workers became increasingly radical in their struggle for the improvement because they feel they are treated unfairly by the railway companies and the colonial government. Their sense of the injustice, also the character of their movement, heavily influenced by the ongoing urbanism in their neighbourhood. Their experience inside and outside of their workplace often influenced each other, even intertwined, in shaping the views of workers on their working conditions and lives. At one time, for example, workers assume that the poor living conditions in the cities as a result of poor treatment in their company. At other times, the equation forms of injustice they have experienced in the workplace and other sectors of their life in the city has made workers understand the injustice of the company as part of a wider problem, such as capitalism or imperialism. The workers’ assessment on their incomes and working conditions are heavily influenced by urban lifestyle and the cost of living in cities. While the character of their radicalism formed through their experiences in the city and the urban character of their jobs.

Kata Kunci : pengkotaan, perubahan sosial, modernitas, konflik, radikalisasi, buruh kereta api, kota-kota Jawa.