Laporkan Masalah

Serat Paniti Baya Karya Panembahan Ageng Panaraga: Suntingan Teks, Terjemahan dan Analisis Produksi Sosial Janet Wolff

ERNA ISTIKOMAH, Dr. Sri Ratna Saktimulya, M.Hum.

2016 | Tesis | S2 Ilmu Sastra

Penelitian ini bertujuan melakukan kajian filologi dan analisis produksi sosial Janet Wolff terhadap teks Serat Paniti Baya karya Panembahan Ageng Panaraga. Serat Paniti Baya merupakan salah satu didactic literature yang diproduksi tahun 1820 M. Teks ini berisi wewaler untuk menghindari hal-hal yang mencelakakan. Meski wewaler sering diidentikan dengan hal tabu, sebenarnya memiliki dasar konteks historis atas berbagai peristiwa. Keterkaitan antara peristiwa sosial, produksi, dan produksi ulang Serat Paniti Baya merupakan dasar kajian ini. Permasalahan penelitian ini: 1) bagaimanakah suntingan teks dan terjemahan Serat Paniti Baya? 2) bagaimanakah ide sosial Serat Paniti Baya melalui analisis social production of art Janet Wolff? Tujuan penelitian ini: 1) menyajikan suntingan teks dan terjemahan bahasa Indonesia Serat Paniti Baya, 2) mengungkap ide sosial Serat Paniti Baya melalui analisis social production of art Janet Wolff. Jenis penelitian ini ialah library research, data dikumpulkan dengan teknik studi pustaka. Kemudian dianalisis dengan analisis filologi dan analisis produksi sosial. Teknik analisis menggunakan mengalir atau menjalin (flow model of analysis). Hasil penelitian adalah: 1) Suntingan teks Serat Paniti Baya menggunakan edisi penyesuaian ejaan, diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menggunakan terjemahan bebas. Teks Serat Paniti Baya bermetrum Pangkur. Pangkur memiliki watak keras, adanya kemarahan yang dapat diidentikan dengan kritikan. Dalam suntingan teks terdapat perubahan kosa kata rasu menjadi ratu, ngrasul menjadi ngratu menunjukkan kritik yang disampaikan penulis kepada Paku Buwana IV. Tahun 1820 M merupakan masa sebelum Perang Diponegoro, masa-masa krisis di berbagai lini kehidupan. Sentana dan priyayi di lingkungan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat banyak melanggar wewaler, melalui SPB Panembahan Ageng Panaraga mengkritik Paku Buwana IV untuk mengambil sikap atas kekacauan yang terjadi; 2) Ide sosial SPB melalui analisis production of art Janet Wolff ialah wewaler yang disampaikan kepada sosialitas masyarakat Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan sekitarnya, khususnya kritikan kepada Paku Buwana IV untuk mengambil sikap atas pelanggaran wewaler tersebut. Cultural producer Panembahan Ageng Panaraga dalam melakukan artistic production tidak lepas dari statusnya sebagai seorang priyayi yang memiliki akses dengan sentana Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Serat Paniti Baya sebagai cultural product dianggap mampu memenuhi simulasi yang diharapkan dengan membawa ide sosial yang dapat dijadikan sebagai sarana pengajaran pemuda. Selama ide sosial dalam cultural product dianggap agen masih diperlukan, artistic production berupa produksi ulang masih dimungkinkan terus dilakukan.

This research is conducted as both philology and social production analysis, by using Janet Wolff theory toward Serat Paniti Baya text by Panembahan Ageng Panaraga. Serat Paniti Baya text is classified as a didactic literature which is produced in 1820M. It contains wewaler to protect misfortune, it is often confused as a taboo; but actually it relates to historical background which is then used as the background of this research. The focus of this research is how the actual text is edited and translated, how the social ideas in literary work are analyzed by using Janet Wolff theory. The purpose of this research is to present both translation and edited version of Serat Paniti Baya text in Indonesian language and to find out the social values that appear in the literary work by using Janet Wolff theory. This research is conducted as a library research, the data are collected and analyzed by using philology analysis as well as social production analysis. Flow model analysis technique is also applied in analyzing the literary work. The result of the analysis shows the edited version of Serat Paniti Baya text in correct Indonesian language using acquitted translation, so current reader may read and understand the content of the literary work. From Pangkur we know that author have a anger. By applying Janet Wolff analysize production of art, wewaler is described as wisdom to avoid misfortune; especially a critic to Paku Buwana IV. This concept of wewaler needs to last and reproduce by the agent or sentana Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. As a cultural producer, Ageng Panaraga has opportunity to conduct artistic production, because he/she plays the role as a singer on Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. While the literary work as the cultural production can fulfil its purpose to share social value principle toward young generation. As long as the cultural product is needed, the artistic production will always be possible. Keywords: Serat Paniti Baya, philology, social production, wewaler.

Kata Kunci : Serat Paniti Baya, filologi, produksi sosial, wewaler

  1. S2-2016-340379-abstract.pdf  
  2. S2-2016-340379-bibliography.pdf  
  3. S2-2016-340379-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2016-340379-title.pdf