EXAMINING INDIVIDUAL BEHAVIOUR IN FACING NATURAL HAZARD IN BATU BUSUAK, PADANG, INDONESIA

SISKA WARDENI, Leksono P. Subanu; Alberto Gianoli

2015 | Tesis | S2 Perencanaan Kota dan Daerah

Ide penelitian ini berawal dari fakta bahwa Padang rawan terhadap bencana alam dan bencana yang terkait dengan perubahan iklim. Sebagai ibukota dari Provinsi Sumatera Barat, Padang memiliki area yang padat penduduk dan jumlah populasi yang besar. Oleh karena itu, penduduk yang tinggal di kota Padang terpapar terhadap bencana. Beberapa contoh bencana yang yang telah terjadi di Kota Padang adalah banjir, banjir bandang, gelombang pasang, gempa bumi serta kebakaran lahan dan hutan. Bencana-bencana tersebut telah memberikan dampak negatif kepada penduduk seperti trauma, kematian, dan kerusakan rumah. Dalam menghadapi bencana, setiap individu bertindak berbeda. Beberapa dari mereka akan mencoba untuk beradaptasi terhadap situasi yang terjadi dan berusaha mengambil tindakan protektif untuk mengurangi resiko bencana. Sebagian yang lain berpikir bahwa mitigasi dibutuhkan, akan tetapi aksinya ditunda pada suatu waktu di masa depan dan sisanya akan merasakan depresi dan menyangkal kenyataan bahwa mereka berada pada kondisi yang beresiko tinggi terhadap bencana. Mereka tidak mengambil tindakan mitigasi apapun terkait hal ini. Penelitian ini membahas faktor-faktor dan alasan yang mempengaruhi sikap dan tindakan seseorang untuk melindungi diri, keluarga, dan hartanya ketika mereka harus berhadapan dengan resiko bencana alam. Sikap ini bisa diinvestigasi melalui teori proteksi motivasi yang dikembangkan oleh Rogers (1975). Peneliti menggunakan teori ini untuk menginvestigasi sikap individu dalam menghadapi bencana serta membahas faktor-faktor yang berdampak secara signifikan terhadap variabel dalam teori proteksi motivasi (penilaian ancaman (threat appraisal) dan penilaian cara mengatasi (coping appraisal)) yang lebih jauh mempengaruhi sikap dalam menghadapi bencana. Beberapa faktor yang digunakan dalam riset ini adalah program dan kebijakan pemerintah, pengalaman individual, jaringan sosial, kebudayaan dan kebijaksanaan lokal serta karakteristik sosio-ekonomi. Sebelum melaksanakan survey dan wawancara, peneliti menganalisis tingkat resiko bencana alam di lokasi riset. Hasilnya menunjukkan bahwa lokasi penelitian memiliki tingkat resiko bencana yang tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap individu di lokasi penelitian cenderung maladaptif dimana dalam hal ini mereka cenderung untuk menunda aksi mitigasi. Faktor yang paling signifikan mempengaruhi sikap individu ini adalah threat appraisal dan jaringan sosial. Lebih lanjut, threat appraisal dipengaruhi secara signifikan oleh pendidikan, pengalaman individu, lama berdomisili, jenis kelamin, dan kepemilikan rumah. Sebagaimana disarankan oleh teori proteksi motivasi, individu akan memiliki sikap protektif jika threat appraisal dan coping appraisal memiliki nilai yang tinggi. Untuk mengubah sikap individu di lokasi penelitian agar menjadi protektif, level dari coping appraisal harus ditingkatkan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan secara umum bahwa sikap individu dalam menghadapi resiko bencana dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan lingkungan sekitarnya, sehingga sangat penting untuk meningkatkan tingkat pendidikan serta lebih memahami karakteristik psikologis dari suatu etnik grup tertentu. Berdasarkan hasil dari riset ini, peneliti kemudian merekomendasikan kepada pemerintah daerah untuk mempertimbangkan faktor ini dalam membuat kebijakan terkait dengan rencana aksi mitigasi bencana

This idea of research starts from the evidence that Padang is very vulnerable to disasters and climate-related hazards. As a capital city of West Sumatera, Padang has a dense area with big population. Hence, people living in Padang area are exposed to hazards and disasters. Some examples of disaster that had already occurred are floods, debris flow, tidal waves, earthquake, land and forest fires, droughts, tornados and landslides. These catasthropic events had created negative impacts to the people such as trauma, fatalities and house damages. In facing hazard, individual act differently. Some of them would try to adapt to the situation and undertake protective action to reduce the risk, other would think that mitigation is necessary but the action would be delayed in the future and the rest may feel depressed and disregard the realities that they are at risk. They do not carry out any precautionary action in engaging with the risk of hazards. This research examines the factors that influence and the reasons behind the behaviour of individual to protect themselves, family and their properties when they have to deal with the risk of natural disasters. This behaviour could be investigated through protection motivation theory (PMT) which developed by Rogers (1975) and its extended version. Researcher investigated the behaviour of the individual in relation with PMT model and then examined the critical factors that affect PMT variables (threat appraisal and coping appraisal) and further influence the behaviour. Some factors used in this research were government programs and policies, individual experience, social network, local culture and wisdom and socio-economic characteristics. Before conducting the survey and interview, the level of natural hazard risk in the research location was examined and the results found that the area is in the high level of risk. The next results of the research indicate that the behaviour of the individual in the research area tend to be maladaptive which in this case they have a tendency to postpone the mitigation actions. The most significant factors that determine this behaviour are threat appraisal and social network. Further, in this study threat appraisal is significantly influenced by education, culture, income per month, and origin and coping appraisal is critically affected by education, individual experience, length of stay, gender, and the owner of the building. As suggested by PMT theory, individual would have protective behaviour if both threat appraisal and coping appraisal are high. Therefore, in order to change the behaviour of the individual to be adaptive (protective), the level of the coping appraisal should be increased. These results also show that in general the attitude of the individual are much more influenced by their education and surrounding environment. Hence, it is important to increase the education level of the individual and also to better understand the psychological characteristics of specific ethnic groups. It is recommended that local institutions such as local governments considers these factors in making policy related to mitigation action plans

Kata Kunci : Protection Motivation Theory, behaviour, threat appraisal, coping appraisal, natural hazard risk