Laporkan Masalah

PREFERENSI EMPRIT JAWA (Lonchura leucogastroides) DAN EMPRIT BONDOL PUTIH (Lonchura punctulata) TERHADAP ENAM KULTIVAR PADI (Oryza sativa L.)

WILDAN KARIM, Dr. Panjisakti Basunanda, S.P., M.P.

2015 | Skripsi | S1 PEMULIAAN TANAMAN

Padi (Oryza sativa L.) adalah makanan pokok bagi sebagian besar penduduk dunia sehingga kuantitas dan kualitas produksinya harus terjaga. Emprit jawa (Lonchura leucogastroides) dan emprit bondol putih (Lonchura punctulata) merupakan hama penting dalam budidaya padi. Meskipun demikian, terdapat mitos di Jawa yang menyatakan bahwa burung mampu memilih padi yang menghasilkan nasi bertekstur pulen. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keterkaitan antara kualitas padi dengan preferensi emprit jawa dan emprit bondol putih. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2014 hingga Februari 2015 bertempat di Kebun Percobaan Tridharma Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada yang terletak di Desa Bantengan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta. Kultivar bertekstur pulen yang diujikan adalah Cisadane, Rojolele, Inpari 10, dan IR 64 sementara kultivar pera direpresentasikan olehIR 36, Batanghari, dan Anak Daro. Data yang digunakan sebagai indikator preferensi adalah foto, selisih berat, dan video. Metode analisis yang digunakan adalah skoring foto, penimbangan berat, dan penghitungan jumlah patukan yang terlihat dalam video. Pengamatan dilakukan dalam kandang berukuran 200 cm kali 90 cm kali 90 cm dengan lima ekor burung dari spesies yang sama dalam setiap pengamatan. Metode skoring menghasilkan data berupa persentase kehilangan menurut empat orang responden yang detail namun subyektif. Penimbangan berat menghasilkan data berupa persentase kehilangan berat aktual yang empiris namun tidak mampu menjelaskan kehilangan akibat aktivitas selain makan. Sementara itu, pengamatan dengan menghitung jumlah patukan mampu menjelaskan secara detail aktivitas burung selama pengamatan. Dengan demikian, metode penghitungan jumlah patukan merupakan metode terbaik dalam melihat preferensi burung. Hasil penelitian pada emprit jawa tidak menunjukkan kesinkronan data antar metode namun hasil pengamatan dari semua metode menunjukkan bahwa preferensi emprit jawa cenderung mengarah pada kultivar Inpari 10 yang nilai kehilangannya konsisten di atas rerata kehilangan. Pada emprit bondol putih, kultivar Inpari 10 dan Batanghari merupakan kultivar dengan tingkat kehilangan yang selalu di atas rerata kehilangan. Secara keseluruhan, preferensi emprit jawa dan emprit bondol putih terhadap kadar amilosa tidak dapat disimpulkan karena tidak menunjukkan kecenderungan yang konsisten terhadap kultivar dengan kadar amilosa.

Rice (Oryza sativa L.) is a staple food for more than a half of human population so its quantity and quality production has to be secured. Javan munia (Lonchura leucogastroides) and scaly-breasted munia (Lonchura punctulata) are important among pest that threaten rice yield security. In relation to this, there is a myth among Javanese people that these species have preference to choose rice cultivars with good quality according to human standard. This research aims to confirm the relation of rice quality with the preference of javan munia and scaly-breasted munia, approximated by amylose content. A cage sized 200 cm x 90 cm x 90 cm with five birds on every observation was utilized and located in Kebun Percobaan Tridharma Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Bantengan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta Special Region. Cultivars used in this research are Cisadane, Rojolele,Inpari 10, and IR 64that representing rice with good quality and IR 36, Batanghari, and Anak Daro that represent not-good. This research produces photos as media for scoring by four respondent, weight difference percentage, and videos to count number of bite. Scoring method offers detailed photos of five panicles but the data are subjective. Weighing method offers scientifically better data but it can not describe weight loss caused by bird's activity beside eating. The best method of this research is counting number of bite by watching video recorded because it explains whole bird's activity on the cage. The result on javan munia showed that the preference cultivar differs among methods. Despite of this difference, Inpari 10 is the cultivar that always has higher value than average. Scaly-breasted munia showed that its prefered cultivars are Inpari 10 and Batanghari. However, preference of javan munia and scaly-breasted munia on amylose content can not be concluded because javan munia and scaly-breasted munia do not show consistent preference between rice with good or not-good.

Kata Kunci : rice, preference, javan munia, scaly-breasted munia, amylose content

  1. S1-2015-283881-abstract.pdf  
  2. S1-2015-283881-bibliography.pdf  
  3. S1-2015-283881-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2015-283881-title.pdf