Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen Munirah dalam Antologi Cerpen asy-Syaikhu Iblis wa Qisasun Asyrun Karya Muhammad Salah: Analisis Struktural Robert Stanton

AANG KHOIRUL ANAM, Dra. Uswatun Hasanah, M.A.

2015 | Skripsi | S1 SASTRA ARAB

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengungkapkan unsur-unsur intrinsik pada cerpen Munirah dalam antologi cerpen asy-Syaikhu Iblis wa Qisasun Asyrun Karya Muhammad Salah dan keterkaitan antarunsurnya sehingga membentuk makna yang utuh. Teori yang digunakan dalam cerpen ini adalah teori struktural. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis struktural. Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa tokoh pada cerpen ini terbagi menjadi dua, tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama pada cerpen ini adalah Munirah, sedangkan tokoh tambahannya adalah tokoh si Aku, Ayah, Anayat, Kakek, Nenek, Nasir, Afaf, Aliyyah, Hannan, Asyur al-Fil, Salamah, anak buah Asyur di Kanal, Ummu Wahid, Syadiyah, Fayizah, Wardah, Haji Santawi, Dr Ahmad Abu Zahrah, dr. Hasunah as-Sab, anak laki-laki Ummu Wahid, suami Ummu Wahid. Cerpen ini menggunakan alur campuran sehingga menarik untuk dibaca oleh pembaca. Latar tempat pada cerpen ini adalah Mesir. Latar waktu dalam cerpen ini terjadi pada akhir abad keduapuluh lebih tepatnya setelah tahun 1981. Latar sosial-budaya dalam cerpen ini adalah masyarakat yang mempunyai sistem kekerabatan patrilineal yang beranggapan bahwa pria lebih unggul dari wanita, wanita tidak sejajar dengan pria, dan semua segi kehidupan wanita dibatasi apalagi setelah wanita menikah. Adapun tema pada cerpen ini adalah perjuangan wanita untuk mengangkat harkat dan martabat wanita memerlukan komitmen dan harus dimulai dari diri wanita itu sendiri. Judul cerpen Munirah ini merupakan nama dari tokoh utama yang ada dalam cerpen, dalam bahasa Indonesia dapat dipadankan dengan arti seorang wanita yang bercahaya/ memberi cahaya. Cerita ini menggunakan sudut pandang orang ketiga-tidak terbatas. Unsur-unsur yang membangun dalam cerpen ini saling berkaitan satu sama lain, sehingga membentuk makna yang utuh.

This research is to investigate the intrinsic elements of short story Munirah in Muhammad Salah's asy-Syaikhu Iblis wa Qisasun Asyrun short story anthology and the relevancy of its element which shape's up the intact meaning. The theory used in this research is structural's analysis method. Based on the result of the analysis, it can be seen that the character in this short story is divided into two, the main character and the extras. The main character is Munirah, and the extras are "Aku", father, Anayat, grandfather, grandmother, Nasir, Afaf, Aliyyah, Hannan, Asyur al-Fil, Salamah, Asyur's crew on Canal Suez, Ummu Wahid, Syadiyah, Fayizah, Wardah, Haji Santawi, Dr Ahmad Abu Zahrah, dr. Hasunah as-Sab, Ummu Wahid's son, Ummu Wahid's husband. This story use's mixture plot so that it is interesting to read by the readers. The setting of the place is in Egypt. The setting of the time is in the end of 20th century, exactly after 1981. The social issue in this short story is society who have patrilineal system in their kinship which has a hunch that men more superior than women, who are not on an equal with men, and all angle of woman's life is limited moreover after getting married. The theme in this short story is about woman's buffetings in order to take up woman's dignity and prestige needing a commitment and starting from herself. The title of this short story Munirah is the name of main character, and it can be translated to Indonesia as seorang wanita yang bercahaya/ memberi cahaya. The point of view in this short story is the third person-indefinitely. The elements that build's this short story relate each other, so that it shapes the intact meaning of the story.

Kata Kunci : analisis struktural, Muhammad Salah, Munirah, cerpen, unsur-unsur intrinsik, structural analysis, short story, intrinsic elements.