Laporkan Masalah

Wacana Kolonial Dalam Roman H.J.Friedericy Sang Jenderal dan Sang Penasihat

NASRULLAH, Prof. Dr. Suhartono

2015 | Tesis | S2 Kajian Budaya dan Media

INTISARI Penelitian ini menganalisa wacana kolonial dalam roman sejarah penulis Belanda H.J. Friedericy yang berjudul Sang Jenderal dan Sang Penasihat beserta konteks historis yang melatari lahir dan diterjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia. Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis kedua roman tersebut adalah pendekatan poskolonial. Orientalisme Said adalah teori utama yang digunakan. Yakni dengan mengidentifikasi bagaimana relasi yang ada pada teks. Bagaimana diri kolonial (the Self) mengafirmasi dirinya dan merepresentasikan jajahannya (the Other). Setelah itu, konteks historis yang dikisahkan pada kedua roman beserta apa yang melatari penulisan dan penerjemahan kedua karya ini ke dalam Bahasa Indonesia dengan menggunakan Teori Bill Aschroft The Empire Writes Back dan Tranformasi Pos-kolonial selanjutnya ditelusuri untuk melihat politisasi memori kebudayaan yang dilakukan Friedericy. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa Friedericy melakukan konstruksi wacana mengenai superioritas kolonial Belanda terhadap inferioritas pribumi jajahannya. Belanda dikonstruksi sebagai yang superior, beradab, maju, modern dan berhak menaklukkan dan memperadabkan pribumi Hindia (Sulawesi Selatan) dengan praktik representasi Friedericy terhadap pribumi ini yang terbelakang, chaotic, dan inferior. Selain itu ambivalensi bekas terjajah dan bekas penjajah dihadirkan pula dalam karya Friedericy ini. Penelusuran konteks sejarah menunjukkan bahwa Friedericy mempolitisasi sejarah dengan merepresentasikannya dalam kedua roman ini. Sementara penulisan dan penerjemahan karya ini berkenaan dengan respon pada masa perang revolusi, konfrontasi Soekarno atas Belanda di Indonesia, dan perjanjian kebudayaan di masa kekuasaan Soeharto di Indonesia.

ABSTRACT This research analyzes colonial discourse in historical novel H.J. Friedericy Sang Jenderal and Sang Penasihat. Historical context and political interest in publishing and translated to Indonesian Language become second problems that analize in this research. Postcolonialism approach used to analizes colonial discourse. Said works in Orientalism is main theory that used. With identify power relation between the Self colonizer and the Other colonized in representation and ambivalence issues. Next, in historical context and political interest that inspirates in publishing and translating this works to Indonesian Language analized by AshcroftThe Empire Writes Back and Post-colonial Transformation theories. This reseach find out that Friederciy doing colonial discourse construction to show us the superiority of Netherland superiority and inferiority of Hindia (South Celebes) people. Representation and ambivalence become two colonial discourse practices that operates by Friedercy in both of his works. Historical comparation show us how politically Friedericy representize the historical and cultural memory in this both his works. In first publishing and translating this works to Indonesian Language is a respons to Soekarno confrtontation and cultural agreement of Soeharto policy with Netherland.

Kata Kunci : wacana kolonial, representasi, diri/liyan, ambivalensi, perjanjian kebudayaan, sejarah, sastra, memori kebudayaan

  1. S2-2015-356386-abstract.pdf  
  2. S2-2015-356386-bibliography.pdf  
  3. S2-2015-356386-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2015-356386-title.pdf