RESPON MASYARAKAT JEPANG TERHADAP USULAN REFORMASI KEBIJAKAN IMIGRASI UNTUK MENANGGULANGI KRISIS POPULASI DI JEPANG

SRIWIYATA ISMAIL , Drs. Usmar Salam, MIS

2015 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Kondisi populasi di Jepang sedang mengalami krisis dikarenakan angka kelahiran yang semakin menurun yang datang bersamaan dengan meningkatnya jumlah populasi menua. Jika krisis populasi ini tidak ditangani secara serius populasi di Jepang akan mengalami penurunan 39,9% dengan total populasi sekitar 87 juta jiwa. Pemerintah menargetkan agar populasi di Jepang pada tahun 2060 tetap berada di atas 100 juta orang. Untuk mewujudkan target tersebut, Divisi Populasi, Departemen Ekonomi dan Sosial Persatuan Bangsa-Bangsa dan Hidenori Sakanaka, seorang ahli demografi mengusulkan reformasi kebijakan imigrasi Jepang, untuk lebih terbuka untuk mendatangkan imigran dengan jumlah masif. Namun usulan kebijakan ini direspon negatif oleh masyarakat dan pemerintah Jepang. Tulisan ini akanmenganalisis faktor penyebab respon negatif masyarakat Jepang terhadap usulan reformasi kebijakan imigrasi. Data survei dari Organization For Economic Cooperation and Development dan Japan General Social Survey akan membantu tulisan ini untuk menjelaskan respon masyarakat. Berdasarkan prinsip nihonjinron dan konsep human security, penulis menemukan bahwa ada dua faktor utama masyarakat Jepang menolak reformasi kebijakan imigrasi, yaitu aspek kultural dan aspek stabilitas human security.

Japan's population is experiencing a crisis caused by declining fertility rates, and a dramatic increase of the aged population. Japan requires an effective strategy to overcome this crisis, or it will lose roughly 39.9% of its population, leaving just 87 million people in 2060. The Japanese government targeted population for this year is 100 million or more. The Population Division, Department of Social and Economic of The United Nations in 2001 proposed an immigration policy reform. Hidenori Sakanaka, a former director of The Tokyo Immigration Bureau, also an expert in demography, is supportive of the United Nations proposal to maintain Japan's Population by 2060. Unfortunately, this proposal was refused by the Japanese society. This paper will analyze the factors behind the Japanese societies refusal of the proposed immigration policy reform. Survey from the Organization For Economic Cooperation and Development, and the Japan General Social Survey about Japanese societal response, shown an overwhelmingly negative response to increase the number of immigrants in Japan. There are two underpinning factors behind the Japanese societies refusal towards the proposed remedies to the Japanese population crisis: maintaining Japanese cultural identity, and preserving human security in Japan

Kata Kunci : Japan, Nihonjinron, Population Crisis, Low Fertility Rate, Human Security, Ageing Population